Part 15

467 69 0
                                    

Al yang tiba di tempat syuting langsung menemui sang Sutradara dan Produser. Al tiba untuk meminta maaf karena menunda scene yang akan dia mainkan selama sejam. Bersyukurlah Al, karena Bunda Maia telah meminta izin kepada sang Produser untuk Al menyelesaikan masalah. Setelah Al kembali dari rumah Yuki dan menenangkan diri selama perjalanan, Al menyelesaikan syutingnya bersama dengan para pemain lainnya.

Jam 09.00 WIB

"Al kita akan merayakan akhir syuting ini di caffe Bunda Maia???," ujar Verrel mengkonfirmasikan kebenaran info dari para pemain, sutradara dan produser.

Memang benar sutradara dan produser ingin mengucapkan terima kasih kepada pemain, staff, termasuk kemaramen pemain pendukung, karena sinetron ini masuk Box Movie kategori Sinetron terbaik dan terfavorit selama tayang. Dan juga memiliki rating yang tinggi tanpa adanya gossip antar pemain. Namun, karena kesalahpahaman yang terjadi timbullah gossip antara Al dan Yuki. Para pemain dan staff menyayangkan hal tersebut, tetapi mereka bersyukur gossip dan masalah ini ada saat penghujung dari syuting tersebut.

Al yang ditanya hanya menangguk sambil memainkan hpnya, Al mencoba menghubungi Yuki, namun sepertinya ponsel gadis tersebut tidak berada di tangan gadis keturunan Jepang tersebut. Karena sudah kesekian kalinya Al menghubungi Yuki.

"Rel, loe udah ngehubungin Yuki? Tanya Al

"Udah, tapi nggak diangkat tuch panggilan gue," ujar Verrel menatap Al.

Saat ini mereka sedang dalam ruangan istirahat sambil membereskan beberapa barang bawaan mereka, jangan sampai ada yang terlupakan, karena hari ini merupakan terakhir kali mereka berada di sini.

"Gue juga ngehubungin dia tapi nggak diangkat-angkat," ujar Al

"Yach, mungkin dia ada callingan, bisa jadi dia ada pekerjaan di stasiun tv kan," ujar Verrel sambil menepuk pundak Al, berharap dapat menenangkan pikiran Al terhadap Yuki.

Tiba-Tiba pintu ruangan terbuka, terlihat Bunda Maia memasuki ruangan dengan ponsel berada di telinganya,

"Iyya, nggak apa-apa, kamu selesaiin kerjaan kamu saja dulu," ujar Bunda Maia.

Kedua cowok tampan itu saling melirik, dan kembali mengemasi barang-barang mereka. Sedangkan Gibran yang datang tadi siang telah pergi setelah Al kembali dari rumah Yuki.

"Iyya, Bunda mengerti, Bunda akan memberitahukan pada yang lainnya kalau kamu nggak bisa" ujar Bunda Maia lagi

". . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ." penelpon

"Waalaikumsalam, salamin Bunda ke Mama yach," ujar Bunda Maia sambil menutup telfonnya.

"Loch Verrel dan kakak Al belum selesai berbenah???" Tanya Bunda Maia saat melihat Al dan Verrel masih berkemas.

"Iyya Bunda, tadi Verrel sempat nelfon Yuki tapi sepertinya nggak diangkat, begitupun panggilan dari Al nggak ada yang terangkat" ujar Verrel

"Kalau Yuki tadi dia nelfon Prilly, kata Yuki nggak bisa hadir ke acara perpisahan, dia sedang ada kerjaan di Bogor. Hari ini dia syuting perdana untuk FTV." ujar Bunda Maia.

Verrel hanya mengangguk, sedangkan Al menghela nafas panjang dan kemudian melamun. Bunda Maia yang melihat Al menggeleng kepala pelan dan menepuk bahu Al.

"Kenapa kak Al melamun, cepat gih selesaikan. Yang lain udah nungguin loch." ujar Bunda Maia

Al langsung mengerjakan apa yang dikatakan Bunda Maia, biasanya Bunda Maia menyuruh Al sampai Bunda Maia capek sendiri bahkan Bunda Maia dan asisten Al yang biasanya memasukkan barang barang Al ke dalam tas. Namun, saat ini Al mulai mengerjakan sesuatu sendiri jika ia mampu mengerjakannya. Ya, seperti janji Al pada dirinya sendiri dia akan berpikir jernih dan mengubah sifat kekanakannya, untuk membuktikan pada gadis yang dicintainya, bahwa walaupun umurnya lebih muda darinya. Al bisa mengimbanginya. Umur tidak menunjukkan seberapa dewasa pikiran seseorang.

CintaWhere stories live. Discover now