Part 31

807 90 5
                                    

Al yang berada di kamar hanya termenung, masih memikirkan permintaan ayah Yuki, Takeshi Kato untuk tidak mendekati apalagi bertemu lagi dengan Putri sulungnya. Hal ini membuat Al susah untuk bernafas. Al kembali memikirkan darimana awalanya masalah ini, Yach,, akar dari masalah ini. Dan Al menemukan awal mula dari masalah ini. Al mengingat lagi masalahnya dengan Mikha. Bagaimana dia dan Mikha bisa berpacaran. Sampai tadi ia mendapat berita bahwa orang tua Mikha menginginkan dirinya dan Bunda Maia untuk lunch bersama.

Sesampainya Al dan Bunda Maia di restaurant tempat mereka Lunch, pelayan restaurant mempersilahkan Bunda Maia dan Al menuju Private Room restaurant tersebut.

Orang tua Mikha dan Mikha menyambut mereka dengan senyum mereka. Terlebih Mikha telah menantika ini setelah sekian lama.

"Selamat siang Bu Maia dan Al" ujar papa Mikha sambil member salam. diikuti dengan Mikha dan istrinya.

"Selamat siang" ujar Bunda Maia menyambut salam papa Mikha dan menjabat tangannya. Bunda Maia juga memeluk Mama Mikha dan Mikha. Diikuti dengan Al yang member salam dengan senyum yang agak dipaksakan.

Mereka semua duduk di kursi masing-masing. Selama beberapa menit suasan hening dan terlihat canggung. Namun, Bunda Maia yang mengerti situasi mulai mencairkan suasana dengan bercerita dan menanyakan perihal pekerjaan dan kesehatan kepada orang tua Mikha. Mereka membicarakan beberapa hal sambil menunggu makanan yang mereka pesan. Sedangkan tetap diam sambil memainkan handphone. Sesekali Al menarik nafas panjang. Sedangkan Mikha sesekali melirik Al dan masuk ke dalam pembicaraan yang dilakukan oleh orang tuanya dan Bunda Maia.

Saat makanan datang mereka menghentikan pembicaran dan makan sambil sesekali Bunda Maia dan Mama Mikha berbicara.

"Loch Al tidak suka makanannya?" Tanya papa Mikha memperhatikan Al yang sejak datang tidak membuka suara dan berbincang hangat pada Mikha seperti kebanyakan anak berpacaran pada umumnya.

Semua yang ada di sana menatap Al dengan penuh Tanya. Apalagi makanan yang ada di piring Al tidak terlihat berkurang sedikitk=pun. Al hanya mengaduk aduk makanan tersebut hingga tak berbentuk. Bunda Maia yang menatap tajam Al, dan tersenyum pada orang tua Mikha dengan senyum sedikit paksaan mencoba untuk meminta maaf atas kelakuan anaknya. Yang di tanggapi oleh Miha dan Mamanya dengan senyum pula.

"Nggak kok Om, Al suka makanannya" ujar Al menjawab pertanyaan Papa Mikha

"Om kira kamu nggak suka makananya, karena om perhatikan kamu hanya mengaduk makanan itu loch" kata Papa Mikha dengan nada menyindir.

"Nggak kok,, Al suka makanannya,, hanya saja Al agak kenyang karena tadi sebelum ke tempat ini Al lagi bareng teman teman merayakan beasiswa kelulusan karena Al akan lanjut kuliah" ujar Al member alasan.

"Owh yach?? kamu lulus di mana? dan akan lanjut dimana?? Tanya Mama Mikha dengan antusias.

"Al lulus,,," perkataan Al terpotong oleh pernyataan Papa Mikha

"Sudahlah, Ma,, kita lanjut saja dulu makannya, kita bisa mengobrol lagi setelah selesai makan" ujar Papa Mikha

Mereka semua mengangguk mengerti. Dan melanjutkan makan. Mikha yang mendengar pernyataan Al jadi melamun

Mikha POV

Aku tahu Al hanya memaksakan dirinya untuk memenuhi panggilan Lunch orang tuaku, tapi tak terbersitkah di hatinya untuk bersikap baik seolah-olah kami memang saling menyayangi. Aku menatap Al dengan tatapan kecewa, dan dia melihat ku dengan tatapan datarnya. Tatapan yang selalu ku lihat selama kami berpacaran.

Aku tahu seminggu lalu orang yang di cintainya kembali ke Negara ayahnya, aku berpikir selama seminggu ini Al akan menerimaku, namun semua hanya di anganku saja. Haruskah aku menyerah saja.

CintaWhere stories live. Discover now