12

545 16 0
                                    

"Apa kau punya rencana lain? Mereka nggak mungkin melindungiku semua..." sergah Riva. Dia membayangkan kalau harus berjalan dengan Sergei disampingnya, atau jika dirinya diserang, bagaimana Yuchi melindunginya? Dengan mengebom si penyerangnya? Atau kalau Ruud, apakah dia akan menawarkan kue pada setiap orang yang menyerang dirinya?

"Ternyata kau pintar juga. Kau pernah tanya apakah aku punya rencana lain selain mengajakmu terus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain? Dan sekarang aku punya rencana itu, dengan bantuan mereka." Jawab Kenji.

"Oya? Apa rencanamu?"

Menguasai Oni-Tera."

"Oni-Tera? Apa itu"

"Markas Oni. Kami menyebutnya Oni-Tera, atau Kuil Agung Oni."

"Kalian akan menguasai markas Oni?" tanya Riva saat sedang berdua dengan Kenji di beranda kamar. Sementara kelima orang mantan pembunuh Oni yang tadi diperkenalkan pada Riva berada di dalam kamar.

"Kau lebih suka jadi buruan seumur hidup?" jawab Kenji

"Jadi ini rencanamu untuk melindungiku? Dengan menyerang langsung ke markas mereka? Dengan bantuan lima orang mantan pembunuh Oni?"

"Enam... Sudah kubilang ada satu yang tidak bisa datang." Kenji meralat ucapan Riva.

"Iya, enam orang. Kau sendiri yang bilang, masih banyak para pembunuh Oni yang mengejarku. Sekarang dengan bantuan enam orang mantan pembunuh Oni, kau akan menyerang markas mereka? Kau udah gila?"

"Aku tidak gila... kami punya rencana untuk menguasai Oni-Tera, tapi aku tidak bilang akan menyerangnya. Paling tidak seperti yang ada dalam pikiranmu."

"Jadi dengan cara apa kalian akan menguasai markas Oni?"

Kenji tidak menjawab pertanyaan Riva. Dia malah melihat ke arah langit.

"Matahari," ujar Kenji singkat sambil menatap pada matahari yang bersinar terik diatas langit Singapura.

"Hah?" Riva hanya bisa melongo mendengar ucapan Kenji.

"Saatnya kau mengetahui sesuatu..." jawab Kenji singkat.

MAWAR MERAH MATAHARI : Unpublished StoriesWhere stories live. Discover now