14

376 15 0
                                    

"Kalian punya rencana untuk menguasai Markas Oni, tapi nggak tahu dimana markas itu berada?"

Riva geleng-geleng kepala, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Benar. Karena itu kami mencari orang yang mengetahui keberadaan Oni Tera saat ini. Kami telah menemukan orang yang tahu, tapi terlambat. Baru saja kami mendapat kabar kalau orang yang kami cari itu ditembak. Kami tidak tahu kondisinya, apakah dia tewas atau tidak." Kata Kenji.

"Kalian anggota kelompok Oni tapi nggak tau dimana markas kelompok kalian? Bukannya itu aneh? Lalu kalian selama ini kalo ngumpul dimana? Di kafe? Atau jangan-jangan malah di pinggir jalan?"

"Kau salah. Dulu kami tahu keberadaan Oni Tera. Tapi sepuluh tahun yang lalu, tanpa alasan yang jelas, Ketua Agung memindahkan Oni Tera ke suatu tempat yang kami sendiri tidak tahu. Tidak ada anggota yang tahu keberadaan Oni Tera saat ini kecuali Ketua Agung, Penasihat dan para Ketua Pelindung."Daisuke menjelaskan pada Riva.

"Trus? Dengan cara apa kalian saling berhubungan? Maksudku berkomunikasi sesama anggota kelompok?"

"Telepon, email... sekarang hanya itu cara kami berhubungan dengan para petinggi dan anggota kelompok." Jawab Yuchi.

"Teknologi...membuat kita semakin dekat, tapi sekaligus juga membuat kita semakin jauh," Daisuke menambahkan.

"Maksudnya?"

"Dengan kemajuan teknologi, kita bisa berkomunikasi denagn cepat, tapi itu membuat kita jarang atau hampir tidak pernah berkumpul sesama anggota kelompok. Tidak ada lagi Seinaru hi no sonchō, ritual penghormatan Api Suci yang biasanya dilakukan pada bulan Mei setiap tahun. Sekarang setiap anggota hanya menunggu mendapat tugas dan mendapat bayaran. Sekarang kita sama saja seperti organisasi pembunuh lainnya. Hampir tidak ada lagi ciri khas kita sebagai anggota kelompok Oni." Papar Daisuke.

Ucapan Daisuke ada benarnya. Riva juga pernah dengar jargon seperti itu. Contohnya dalam sebuah keluarga, teknologi membuat anggota sebuah keluarga bisa saling berkomunikasi kapanpun dan dimanapun, tapi bisa membuat hubungan sosial antara anggota keluarga tersebut menjadi renggang. Dulu seluruh anggota keluarga selalu berkumpul setiap tahun pada acara-acara tertentu, terutama hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran atau Natal. Tapi saat ini, tradisi berkumpul bersama sudah mulai pupus. Dengan alasan macet di jalan atau banyak kesibukan, seorang anak cukup menelpon untuk mengucapkan selamat Hari Raya pada orang tua atau saudaranya. Nilai-nilai kekeluargaan dalam sebuah keluarga pun makin lama menjadi luntur.

"Apa tidak ada jalan lain untuk mengetahui dimana Oni Tera itu?" tanya Riva.

"Siapa sebenarnya orang ini? Apa cuman dia satu-satunya orang yang tahu dimana Oni Tera, sehingga kalian mengejar-ngejar dia?" tanya Riva.

"Namanya Xian Liu. Dia mantan Ketua Pelindung Utara." Kenji menjelaskan.

"Mantan? Maksudnya? Dia udah nggak jadi Ketua lagi?"

Kenji mengangguk.

"Tidak semua Ketua setuju saat Ketua Agung akan memindahkan Oni Tera. Hanya Ketua Barat dan Timur yang setuju. Sebagai bentuk protes, Ketua Selatan dan Ketua Utara lalu mengundurkan diri."

"Jadi kalo begitu, masih ada Ketua Selatan. Kenapa kita nggak cari dia?"

"Tidak bisa."

"Kenapa?"

"Karena... Ketua Selatan telah lebih dulu meninggal."

MAWAR MERAH MATAHARI : Unpublished StoriesWhere stories live. Discover now