,2,

9.2K 702 31
                                    

"Kualat!"

Kata itu pantas untuk Jungkook. Pria sombong,angkuh, egois, tapi tetap tampan. Yang dengan beraninya menolak perintah seorang eomma. Hanya pergi ke supermarket, beli bahan makanan untuk persedian di kulkas. Dia hanya menjawab.

"Aku bukan yeoja eomma, aku ini namja tulen. Apa jadinya aku jika harus berjalan menenteng keranjang berbelanja bahan layaknya yeoja. Aish, mau di taruh mana muka tampan ku ini eomma?"

Eomma masih sabar, untung saja sikap jimin itu lebih mengikuti genetik sang eomma, jika tidak sudah di pasti kan eomma mereka kena stroke karena ulah ke 2 anak nya itu.

Jungkook ya tetap lah Jungkook, mau di ceramahi macam apa pun dia tetap tak bergeming. Malah menutup telinganya rapat rapat dengan suara yang sok sok di buat lagi ngedumel. Dasar tak jelas kau jeon. Saat sedang melawan amarah sang eomma tiba tiba hadir sang malaikat penolong. Oh astaga, jim kau datang di waktu yang tidak tepat.

"Nah eomma, suruh hyung saja yang pergi. Aku mau tidur karena nanti malam mau ada acara penting. Bye eomma." Acara macam apa yang Jungkook maksudkan? Perasaan dia tidak pernah pergi malam. Itu batin jimin yang berbicara dan bertanya tanya. Karena Jungkook tuh bukan tipe anak yang suka keluar malam jika tidak bersama hyungnya. Dan jimin tidak di beri tahu dulu soal ini.

Saat jimin hendak protes, jungkook sudah memeluknya, sok memelas sambil berucap, "ayolah hyung kau kan lebih pantas berbelanja dari pada aku." Ingin niat hati menjerit karena jungkook yang selalu menganggapnya lemah seperti yeoja, tapi niatan itu tertahankan karena bisikan jungkook yang membuat jimin syok. Hingga mata sipitnya membola walau tetap saja sipit. Bagaimana tidak syok jika yang dibisikan kalimat yang seperti,, "aku mau tidur untuk mengisi tenaga, agar nanti malam bisa berjuang berperang membobol mu hyung." What the,,! Bajingan bangsat otak jungkook ini sungguh sudah tak bisa lagi di perbaiki. Benar sudah konslet.

Berjalan melambai dengan senyuman yang menurut jimin itu senyuman evil, tapi tetap tampan. "Dasar bocah!".

"Chim, tolong eomma ya. Cuma kamu harapan eomma satu satunya."

Aah, baiklah jimin mengalah dan tidak mau jadi anak durhaka. Sebelum beranjak pergi, terdengar suara terikan dari lantai atas. Sudah di pasti kan itu suara terikan jungkook. Dengan  tergesah gesah jimin berlari di ikuti eomma yang terngah engah akibat sudah lanjut usia. Jadi wajar jika tidak sanggup berlari kenjang seperti Jimin.

"Brak!"

Pintu di buka paksa, menampilkan sesosok bocah yang tengah terguling di lantai. Sepertinya dia terjatuh dari kasur.

"Jungkook kau kenapa?" Sungguh jimin sangat khawatir kali ini. Mau bagaimana pun juga dia adalah adik satu satunya. Adik kesayangan nya.

"Aku terjatuh saat sedang mengambil ponsel mu yang berdering sedari tadi. Mengganggu acara tidurku saja."

"Bagaimana bisa kau terjatuh eoh?"

"Aku belum sadar sepenuhnya jika di kamar ku ini banyak sekali kabel jadi kaki ku tersangkut dan aku terbentur ujung lemari." Kan, sudah di beri tahu kau kualat jungkook karena berani membantah ucapan seorang ibu.

"Salah mu sendiri, jika sudah asik dengan dunia game kau lupa segalanya.-Termasuk aku." Lanjut nya dalam batin.

Eomma hanya masa bodo dengan kelakuan anak anak nya ini. Karena eomma pikir mereka sydah dewasa jadi bisa mengatasi semua sendiri. Eomma hanya menggeleng kepala dan melenggang pergi dari sana.


.

.

.

Cuaca diluar begitu dingin, kini musim telah berganti. Semi yang indah lenyap dengan datangnya salju. Udara dingin yang meraba permukaan kulit. Namun tidak membekukan sosok yang saat ini sedang melamun di balkon. Sweeter tipis berukiran tenun berwarna biru gelap, celana trening dengan garis putih di tiap sisinya. Memegang mug yang mengepulkan asap beraromakan coffee late. Sesekali akan mendongak mengamati langit yang amat gelap, segelap kisah asmaranya. Terkadang tersenyum sendiri ketika mengingat kembali masa SHS dulu. Memutar kebahagiaan saat lagi lagi wajah manis itu tersenyum di hadapannya. Namun kenyataan senyuman itu tak lagi nampak. Bukan, bukan karena senyum itu pudar. Melainkan harapan nya yang pudar. Harapan semasa SHS untuk memiliki si wajah manis itu. Kenyataan pahit yang harus di rasa. Perpisahan yang tak di inginkan kedua pihak karena keterpaksaa. Yang menuntut si empunya ini harus pergi. Demi masa depan. Ah, alasan yang selalu menjadi pedoman bagi para siswa yang tengah merantau ke negeri orang. Lamunan itu terhenti akibat sebuah pelukan dari arah belakangnya.

"Di luar cukup dingin, apa yang sedang kau lakukan?" Suara yang sangat lembut, menampakan senyuman yang anggun. Yeoja yang selama beberapa tahun ini setia menemaninya.

"Tak ada, hanya ingin saja." Senyum tipis terukir di wajah tampan itu.

"Jika kau merindukannya, kenapa tak kau temui saja dia. Kau bahkan hanya selalu memperhatikannya dari jauh. Apa dia tidak tau jika kamu sudah kembali dari belanda? Jika memang kau masih mencintainya. Kataka padanya Tae, jangan buat dia semakin lama menunggu. Ck, anak jaman sekarang selalu egois dengan urusan hati."

"Aku hanya takut dia tak ingin melihatku dalam keadaan seperti ini irene. Aku, hanya belum siap melihat air mata itu lagi" jelas taehyung. Ya pria itu kim taehyung. Sosok namja yang kurang ajarnya meninggalkan si manis kala ia sedang bahagia dengan hubungan barunya.

"Jika kau selalu menyembunyikan perasaan mu terus, jimin tidak akan tahu isi hati mu yang sebenarnya Tae." Bujuk nya lagi

Hanya senyuman yang irene dapat. Pria ini memang tidak bisa berbuat banyak selain berharap keajaiban, atau waktu bisa ia putar kembali. Mengembalikan semua kenangan indah bersama jimin si manisnya.

.

.

.

"Aaagh!"

"Ssst, tutup mulut mu hyung, jangan sampai eomma mendengar."

"Bodoh! Kau yang melakukannya terlalu keras. Ini sakit tahu. Kau pikir apa yang barusan kau lakukan eoh?"

"Aakh! Yak, kookieh! Pelan pelan!"

"Tahan lah sebentar lagi, lama lama juga tidak sakit lagi. Aku juga melakukannya sangat pelan hyung."

Oh, astaga apa yang kau lakukan jungkook. Kenapa jimin sebegitu sakitnya.

"Lagian hyung ceroboh, aku kan sudah bilang untuk hati hati. Karena banyak kabek di kamar ku. Hyung main lari ke kasur jadi tersandung kan." Omel jungkook.

"Mwo? Suruh siapa main game tanpa memberskan lagi saat selsai. Kau tau hyung selalu ingin tidur di kamar ini karena ada ac nya.di kamar hyung panas."

Cengiran evil jungkook lagi lagi muncul.

"Karena ada ac nya atau ada akunya?" Goda jungkook.

"Ck, jangan terlalu percaya diri. Aku tak pernah melihat mu di kamar ini. " Acuh jimin.

"Yakin? Lalu siapa yang tiba tiba menjerit melengking layaknya yeoja saat melihat abs ku, eoh?" Goda nya lagi.

"Yak! Itu karena aku terkejut. Dan aku ini namja buka yeoja." Serkasnya.

"Namja mana yang menangis saat luka nya di obati. Kau lebih pantas jadi yeoja hyung."

"Cup"

Jungkook mencuri kecupan dari bibir manis jimin.

"Yak! Kau selalu saja mengagetkan ku!"

"Tapi kau suka kan?"

Dan terus pertikaian itu berlanjut hingga malam menjelang hingga mereka terlelap.




Tbc.

Voment jusseyeo.

Ada yang masih bingung ama alur di part ini? Lambat laun akan terpecahkan hehe. Sorry for typo and salam chimmy.

21mei18
Cynpark_chim

YOUNGER BROTHER OVER SEXWhere stories live. Discover now