13*

4.1K 336 24
                                    
















"Jimin!"













Seketika dunia runtuh bagi jimin. Dunia itu sempit ya? Bahkan saat jimin sudah jauh dari korea saja dia masih bisa bertemu dengan sang mantan kekasih. Astaga apakah tuhan sedang menguji kesabarannya. Seperti, "mampukah kau menahan rasa ego mu saat bertemu dengannya?" Atau " bisakah kau tetap setia pada pasanganmu dan melupakannya?"

Gila! Jimin di buat gila oleh perasaan yang kini tengah melanda hatinya. Ingin rasa hati ia memaki pria yang tengah tersenyum sok lugu dan seperti tak memiliki banyak dosa terhadap jimin. 'heol, kau pikir aku akan luluh dengan senyum bajingan itu.'

'bisakah kita lari dari tempat ini saja namjoon hyung?'

Mengukir jantung yang begitu terurai menjadi kepingan kerikil yang pahit. menelisik sumber cahaya yang terpatri di mata kelam pria manis. Tatapan yang mengukir kebencian. Begitu besar hingga mungkin tak akan bisa menjadi kecil kembali. Berusaha menutupi kebohongan yang terus menghantui hati si manis. 'tuhan bisakah kau lenyapkan saja dia dari hadapanku?'




Namjoon hanya menatap bengong jimin. Karena sejak kehadiran pria di hadapannya itu, jimin menjadi bersikap dingin bakan begitu jelas di mata namjoon. Sorot mata jimin yang menyaratkan kemuakan. Namjoon berusaha biasa, karena mau bagaimana juga dia mengenal baik sosok didepannya itu.

"Eoh, namjoon hyung. Kau disini juga?"

"Aku menemani jimin untuk studynya."

Sosok itu hanya dapat memandang sendu ke arah si manis. Ada rasa takut juga hanya sekedar menatap matanya. Mungkin menyadari kesalahan yang selama ini ia lakukan?



"Kau sendiri, sedang apa di sini tae?"

"Aku ada urusan dengan beberapa perusahaan di kota ini hyung."

"Ah, kau sudah cukup sukses sekarang kim." Kekehan terdengar lembut dari bilah bibir namjoon. Berusaha membuat kecanggungan ini sedikit lebih baik. Heol namjoon benci suasana kaku seperti ini.

"Bagaimana kabarmu-"

"Chim-"





'dia barusan memanggil ku siapa?'





Jimin lagi lagi dapat melihat senyum khas dari sang mantan. Senyum yang selalu jimin lihat saat masa indah yang hanya kim taehyung tunjukan pada jimin seorang.

Jimin tak berniat membalas pertanyaan taehyung. Alih alih dia menarik tangan namjoon dan memaksa pria bongsor itu segera pergi dari sana.



"Jimin, tunggu sebentar koper mu ketinggalan."

Jimin mengehentikan langkahnya dan berjalan kembali untuk mengambil kopernya lalu segera pergi dari sana. Taehyung hanya terkekeh melihat tingkah Jimin yang masih sama menggemaskannya. 'kau tak berubah sayang.'







.

.

"Aish jinjja, kenapa hotel ini tidak layak untuk di tinggali. Apakah dia akan baik baik saja seorang diri?"

Selama perjalan dari bandara menuju hotel, Jungkook tak henti hentinya bergumam sesuatu hal untuk memprotes pelayanan yang menurut dirinya sangat tidak memuaskan. Mulai dari taxi, kamar yang kurang besar dari kamarnya dan jimin di korea, juga makanan yang tidak sesuai permintaan jungkook.




Selama di perjalan, begitu banyak planning yang ingin jungkook lakukan untuk jimin. Namun apa daya, dia selalu saja gagal melakukan misi pertamanya. Sudah berulang kali ia berusaha bangun pagi demi mengikuti jimin saat jogging. Tapi karena mimpinya yang selalu membuat nya harus berurusan dengan si adik kecil terpaksa harus melalui terlebih dahulu. 'otak mesum'










YOUNGER BROTHER OVER SEXWhere stories live. Discover now