Second

1.7K 202 4
                                    

Daehwi membuka matanya perlahan. Dia berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya yang masuk dari jendela yang semalam tidak tertutup gorden. Ketika sadar matahari bersinar sangat terang, dia terperanjat dan duduk.

Daehwi melihat sekelilingnya, “AH! Jam berapa sekarang?”
Pandangannya kini tertuju pada jam weker di samping lampu tidurnya, pukul sepuluh.

“Astaga! Aku telat ke sekolah! Kenapa alarm ponselku tidak berbunyi? Aish! Kemana ponselku?!”

Daehwi mencari-cari ponselnya dan tidak menemukan di sakunya. Daehwi terus-terusan mengumpat. Bukan karena terlambat ke sekolah. Dia tidak peduli akan itu. Lagipula Pak guru Kang tidak akan membiarkannya masuk jika sudah sangat terlambat. Dia lebih memperdulikan dimana ponselnya berada. Hingga akhirnya, dia menyadari bahwa ponselnya telah hilang kemarin.

“Ah.. benar. Ponselku hilang kemarin. Dasar pencuri sialan!”

Karena hari ini hari sabtu, akhirnya hari itu Daehwi memilih menunggu Hyungseob pulang sekolah untuk mengajar les bersama di sebuah pendopo taman yang letaknya tak jauh dari sekolahnya berada. Hyungseob ini manusia ciptaan Tuhan dengan segudang kejahilannya bagi Daehwi. Terkadang Daehwi merasa risih dengan candaan Hyungseob  yang lama-lama membuatnya ingin meledak. Tidak menyakitkan, tapi membuat seseorang ingin mencakar wajah tampan -cantik- nya yang sering ia agung-agungkan itu karena geram.

Hyungseob  sendiri satu tingkat dengan Daehwi. Mereka bersahabat dekat―menurut Hyungseob  sih begitu. Tapi memang benar, jika Daehwi merasa ia kesulitan, ia akan mencari Hyungseob .

Tingkah barbar Daehwi berbanding terbalik jika sudah berhadapan dengan anak kecil begini. Apalagi dengan Chaeyoung —si anak perempuan berusia enam tahun itu. Chaeyoung  sendiri sudah seperti adiknya. Perlakuan Daehwi kepada Chaeyoung  memang berbeda; entah, ia sendiri juga tidak mengerti mengapa bisa begitu. Mungkin karena tingkah laku Chaeyoung  sangat manis—padahal menurut Hyungseob , Chaeyoung  adalah seorang yang keras kepala, mirip seperti Daehwi.

“Oppa!” Daehwi menolehkan kepalanya, “Bolehkah aku pulang bersama Oppa nanti?” tanyanya dengan mata yang berbinar-binar.

“Boleh, Sayang,” ia mengangkat Chaeyoung  dan menggendongnya, “Baiklah, sekarang kembali ke tempatmu. Pelajaran sudah selesai. Jangan lupa, masukkan semua barang-barangmu dan jangan sampai ada yang tertinggal, mengerti?”

Chaeyoung  mengangguk dan berlari ke arah anak-anak lainnya. Daehwi tertawa kecil saat melihat interaksi anak-anak itu.

“Hei,” Hyungseob  berdiri di samping Daehwi seraya menenggak air mineralnya, “Chaeyoung  itu—aku tidak mengerti mengapa ia sangat menurut padamu. Padahal yang aku ingat hampir semua guru les nya menyerah dengan sikapnya yang keras kepala.”

“EH? Dia sangat manis, Hyungseob -ah.”

“Manis?” Hyungseob  tersedak minumannya, “Aku pikir karena kalian sama-sama brutal sehingga kalian cocok,” Daehwi mendelikkan matanya, “Ups, maaf.” Ucap Hyungseob .

Daehwi mendengus sebal lalu pergi berlalu dari hadapan Hyungseob .

“Hei, aku sedang berbicara denganmu.” Ujar Hyungseob  berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Daehwi.

“Ehm.” Balasnya hanya dengan gumaman tanpa memperdulikan keberadaan Hyungseob  di sampingnya.

“Ya! Ada apa denganmu? Kau sedang mengabaikanku? Maafkan aku karena menelantarkanmu kemarin. Tapi salahmu juga tiba-tiba saja ponselmu terputus waktu itu. Aku mencoba menghubungi ponselmu tapi tidak aktif.” Semprot Hyungseob.

“Kau ini. Kenapa malah kau memarahiku? Seharusnya aku yang begitu. Sudah seenaknya membuatku berjalan kaki sejauh itu lalu kemudian kau menelantarkanku. Kau pikir aku tidak kesal!” balas Daehwi tak kalah galaknya.

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiWhere stories live. Discover now