fifteenth

1.5K 173 39
                                    

(Dari orang-orang yang tak terhitung jumlahnya, kau adalah kekasihku. Aku tidak bisa melihat siapapun kecuali dirimu)

.

Libur satu hari, bukan berarti Jinyoung mengabaikan pekerjaannya. Kali ini ia akan benar-benar mengawasi Daehwi. Walau sakit yang dialamainya tak begitu seberapa, tetapi ia ingin memastikan bahwa Daehwi segera pulih. Daehwi sungguh keras kepala, walaupun ia sudah berjanji, tetap saja Jinyoung akan mengawasinya. Bukannya ia tak mempercayai Daehwi, hanya untuk berjaga-jaga saja. Beruntung Jinyoung sudah menghubungi Woojin, memintanya menggantikan tugasnya selagi ia di rumah untuk menjaga Daehwi.

Walaupun ia sedang menjaga dan merawat Daehwi, ia tetap akan memeriksa data-data pasien yang dikirim melalui emailnya. Meski sudah meminta bantuan sepupunya itu, tapi untuk tugas yang satu ini ia akan menanganinya sendiri.

DRRT... DRRT...

“Halo?”

Bagaimana kondisi Daehwi?”

Jinyoung tersenyum. Ia kira Woojin menghubunginya karena masalah pekerjaan, tetapi tampaknya laki-laki itu lebih peduli urusan pribadinya.

“Sudah membaik, Hyung. Dia sudah makan dan meminum obatnya. Sekarang Daehwi sedang menikmati waktunya menonton TV mungkin.”

Syukurlah. Aku turut senang mendengarnya.”

“Apa operasi semua berjalan lancar?”

Kau tenang saja. Semua berjalan lancar,” jawab Woojin. “Ah iya, satu lagi. Lusa, datanglah bersama Daehwi ke sebuah restoran, nanti aku kirimkan alamatnya. Ibumu mengajak makan malam di sana. Katanya ada hal penting yang akan di bicarakan dan sedikit surprise buat kalian nantinya.”

Jinyoung mengerutkan dahinya. Ada hal apa hingga membuat Ibunya mengatur pertemuan seperti ini. surprise apa yang maksud Ibunya. “Ehm, baiklah. Aku tutup teleponnya, Hyung. Aku harus kembali mengecek keadaan Daehwi. Sampaikan salamku untuk Ibu.”

Jinyoung tersenyum, lalu terkekeh karena mendengar tawa renyah Woojin sebelum obrolan mereka berakhir. Buru-buru Jinyoung memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, lalu pergi menuju Daehwi yang sedang menonton televisi.

Dengan sengaja dia membawa ice cream cake yang selama ini Daehwi inginkan. Daehwi benar-benar ingin menyumpahi lelaki yang ada di sampingnya itu. Sekarang, dengan wajah yang menyebalkan Jinyoung menyendok dan memasukkan ke mulutnya sembari melirik Daehwi sesekali.

“Hyung sengaja melakukan itu?” tanya Daehwi kesal.

“Iya. Kau baru sadar?”

“Menyebalkan.”

“Dan kau baru tahu?”

“Aku membencimu. Sungguh.”

“Tapi kau selalu memelukku sebelum tidur. Jangan munafik.”

Daehwi menendang kaki Jinyoung hingga lelaki itu berteriak kesakitan. Dia tidak mengerti kenapa mau menanggapi semua omongan menyebalkan dari lelaki tersebut. Sesekali dia ingin mengalahkan Jinyoung, tapi semuanya berujung dengan kekalahan dan emosi. Bukan emosi yang sebenarnya, tapi… ya begitulah. Hanya sekadar rasa sebal yang akan hilang jika sudah diiming-imingi sesuatu.

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiWhere stories live. Discover now