seventeenth

1.2K 142 8
                                    

(Bahkan jika kau mengalami masa-masa sulit, tak apa, semua akan baik-baik saja. Kau hanya perlu menggenggam tanganku dan berjalan bersamaku)
.
.

Bandara hari itu sangat ramai. Daehwi berjalan ke arah dimana orang-orang biasa menjemput. Dia mencari keberadaan orang tuanya disana. Orang tuanya memang tidak ada mengatakan akan menjemputnya. Lagipula ia tahu jika pekerjaan Appa dan Eommanya bukanlah sesuatu yang mudah di tinggalkan seenaknya. Tapi siapa tahukan?

Sekali lagi ia melongokan kepalanya mencari keberadaan orang tuanya. Namun hasilnya nihil. Ia tak menemukan mereka. Sepertinya ia akan pulang sendiri dengan menggunakan taksi. Nasib orang tua sibuk, benar 'kan?

Begitu sampai di rumah, Daehwi masuk ke dalam rumah yang sepi. Hanya ada pekerja dan penjaga rumah yang menyambut kedatangannya. Dia langsung bergegas menuju kamar tidurnya. Suasana dingin membuat badannya sedikit menggigil. Dengan cepat dia meringkuk di bawah selimut yang super tebal itu. Entahlah, akhir-akhir ini dia tidak begitu tahan dengan udara dingin. Padahal, jika dipikir-pikir lagi, Korea akan lebih dingin dari itu.

Ia menatap kamarnya yang sudah empat tahun ini ia tinggalkan. Tak ada yang berubah. Semua masih sama seperti saat terakhir ia meninggalkan rumah dan pergi ke Seoul. Memang waktu itu ia sudah mewanti-wanti agar tidak sembarangan menyentuh barang miliknya atau bahkan mengubah tata letaknya.

Ketika matanya mulai terasa berat, ponsel Daehwi pun berbunyi, Jinyoung.

"Dae!" sapa Jinyoung di video call tersebut.

"Hei, Hyung." Dengan suara mengantuknya dia menjawab, "Sedang dimana?"

"Di rumah. Sendirian. Eh, tidak, ada Bibi Song juga. Tapi tetap saja sepi juga tidak ada dirimu. Biasanya kau sudah mengomel jika sudah malam begini. Ah, sudah mandi?"

Daehwi menggeleng, "Aku baru saja sampai di rumah dan baru merebahkan diriku di ranjang. Rumahku juga sepi. Sepertinya Eomma dan Appa langsung bekerja begitu sampai di Jepang dan belum pulang sampai sekarang. Sudah makan"

"Belum. Aku malas makan, sayang."

"YA! Aku sudah bilang jangan malas makan. Baju jangan lupa dicuci. Jangan makan makanan delivery juga ketika sedang kerja. Minta Bibi Song untuk membuatmu bekal."

"Hei, mencuci bajuku itu tugas pelayan rumah. Apa gunanya aku membayar mereka jika semua itu masih aku yang melakukannya sendiri? Ada lagi?"

Daehwi terkekeh mendengar gerutuan kekasihnya di seberang sana, "Jangan sakit. Walaupun kau itu seorang dokter bukan berarti kau akan sehat terus menerus. Tubuhmu juga mempunyai batas toleransi. Apalagi akahir-akhir ini tugasmu itu menumpuk yang pastinya akan membuatmu kelelahan lalu kemudian kau akan jatuh sakit. Mengerti?"

"Whoa. Kau tahu"

"Hm?"

"Kau sering wifely mode akhir-akhir ini. Persis seperti Ibuku. Mengomel pada hal-hal kecil dan menyuruhku ini itu. Kenapa kau jadi begini? Ingin cepat menikah?"

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang