tenth

1.4K 192 33
                                    

Waktu terus berjalan tanpa disadari. Sinar matahari perlahan masuk lewat celah antar jendela dan menyinari debu halus yang terombang-ambing di udara.

Pada waktu yang bersamaan, suara alarm dari ponsel terus berbunyi memaksa Daehwi untuk segera bangun. Daehwi yang terbaring di ranjang itu mulai mengernyitkan alisnya dan perlahan-lahan membuka  mata. Sedikit menggeliatkan badannya dan erangan kecil itu pun lolos dari bibirnya.

Baru saja ia akan pergi kekamar mandi, Jinyoung datang dengan sebuah tas di tangannya. "Kau sudah bisa pulang. Aku sudah mengambilkan pakaianmu dan nanti kau akan pulang bersamaku"

“Hyung—tidak ada shift?”

“Baru saja selesai. Beberapa hari ini aku mendapat shift malam.”

Daehwi mengangguk kecil.

“Aku akan menunggumu di luar. Semua masalah administrasi sudah aku urus. Kau masih di bawah pengawasanku jika sudah pulang nanti.”

“Aish! Cerewet!” gerutu Daehwi yang mulai turun dari ranjangnya. Ia sengaja menyenggol bahu Jinyoung dengan kasar, “Minggir!” ujarnya, membuat Jinyoung terperangah melihat tingkah ajaib Daehwi.

Jinyoung memilih untuk mengemaskan barang-barang Daehwi selagi menunggu Daehwi membersihkan diri. Setelah selesai dengan semua, Jinyoung mulai menyibukkan diri dengan ponselnya. Sesekali ia membuka notifikasi pesan yang ia terima.

Daehwi keluar dengan tampilan fresh. Tidak ada lagi wajah pucat yang menghiasi wajah nya. Jinyoung langsung memanggul tas ransel Daehwi di pundaknya. Ia berjalan dengan Daehwi menyusuri lorong rumah sakit. Semua mata tertuju pada mereka berdua.

Banyak yang mempertanyakan siapa lelaki mungil yang bersama Jinyoung tersebut. Beberapa diantaranya bahkan ada yang membicarakan Daehwi dengan nada yang tidak suka. Daehwi sendiri sudah membangun bentengnya dan bersiap untuk melancarkan serangan, tapi Jinyoung mencegahnya.

“Jangan di dengarkan.” Jinyoung meraih tangan Daehwi dan menggenggamnya.

“YA! Lepaskan!” bisik Daehwi.

“Diam! Aku tidak ingin kau menampar gadis-gadis itu, Daehwi. Wajah mereka terlalu cantik untuk ditampar.” Daehwi mendelik, “Hahaha... Aku bercanda.” Jinyoung tertawa sambil mengulurkan tangannya dan menyentuh puncak kepala Daehwi, mengacak rambut Daehwi sembarangan.

Namun gerakan spontan yang di lakukan Jinyoung justru membuat Daehwi seketika membatu di posisinya. Usapan itu membuat Daehwi melongo kaget.

“Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Jinyoung bingung dengan ekspresi wajah Daehwi.

“Tidak... tidak apa-apa,” jawab Daehwi dengan nada gugup. Ia merutuki dirinya sendiri yang terlihat sangat bodoh. Sampai sekarang ia masih penasaran, sebenarnya apa yang membuat seorang Lee Daehwi begitu merasa tertarik dengan Jinyoung?

Jinyoung menempati bangku di samping kemudi. Lalu mobil itu mulai membelah jalanan kota Seoul yang masih terlihat lenggang padahal ini jam istirahat makan siang. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sengaja agar tidak terlihat terburu-buru.

.

“Cepat sedikit!”

Daehwi mendengus kesal. Begitu mobil itu berhenti, lelaki itu berubah menjadi sosok bos yang suka memerintah. Matanya menatap ke depan, tepatnya pada Jinyoung yang berjalan mendahuluinya dengan langkah tergesa-gesa. Daehwi menggerutu sambil menatap tajam ke arah Jinyoung.

Ugh, orang itu benar-benar selalu seenaknya sendiri—umpat Daehwi dalam hati.

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiWhere stories live. Discover now