#3

5.2K 546 99
                                    

Lampu jalanan berkelap-kelip di sepanjang jalanan besar yang cukup padat itu, Krist menatap seseorang yang kini duduk di sampingnya dengan heran, apa rencana gila pria itu, untuk apa mengajaknya untuk pergi, ketempat kedua orang tua mereka makan malam.

Krist tidak suka hal itu, bukannya dia tidak suka ibunya bahagia dengan orang lain setelah kematian ayahnya, hanya saja ini terlalu cepat untuknya, dan dia tidak bisa dengan mudah menerima pria itu sebagai ganti dari ayahnya yang sudah meninggal.

Dia tidak ingin posisi itu bergeser dengan mudahnya, karena baginya ayahnya hanya satu.

"Apa kau yakin?" Tanya Krist.

"Tentu saja, ingat bersikaplah seperti yang aku ajarkan." Jawab Singto, sambil matanya tetap fokus ke arah jalanan di depannya.

"Apa itu tidak terlalu berlebihan?" Tanya Krist.

"Berlebihan apanya, memang seperti itu." Jawab Singto.

"Tapi jika aku melakukan hal itu, aku merasa geli, dan aku merasa seperti gadis murahan yang menggilai mu." Ujar Krist.

"Yang menggilai ku itu bukan gadis murahan tahu." Sahut Singto tidak terima dengan ucapan Krist.

"Lalu apa? Mereka berteriak 'P'Singto, P'Singto.' dengan yang menggelikan." Kata Krist.

"Bilang saja kau iri." Cetus Singto.

Yang langsung menancap tepat di hati Krist, pria manis itu hanya menatap Singto dengan sinis, sedangkan yang di tatapnya itu hanya menunjukkan wajah tidak bersalahnya.

"Tidak." Jawab Krist, sambil menatap ke arah lain.

"Bagaimana jika aku mengenalkan mu pada gadis-gadis cantik?" Tanya Singto.

Krist langsung menatap Singto, "Apa kau mau?" Tanya Krist dengan tersenyum manis.

"Mmm, besok ikut aku pergi." Ujar Singto.

"Kemana?" Tanya Krist ingin tahu.

"Klub malam." Jawab Singto.

Jawaban pria itu langsung membuat Krist mendengus kesal, tempat macam apa itu, dan juga gadis macam apa pula yang berada di sana, pasti gadis-gadis tidak baik, dasar pria tidak bermoral.

"Kenapa dengan wajahmu itu?" Tanya Singto.

"Gadis macam apa yang ingin kau kenalkan padaku, pasti tidak baik." Jawab Krist kesal.

"Tidak baik apa? Disana banyak gadis cantik dan juga seksi lihat saja mereka semua itu sangat menggoda, aku sering kesana dan mencoba mereka." Ujar Singto.

Dahi Krist berkerut mendengarkan ucapan Singto, dan tidak lama kemudian memukul kepala pria itu, siapa tahu saja dengan begitu otak Singto menjadi sedikit benar.

"Dasar mesum." Seru Krist.

"Seperti kau tidak saja." Cetus Singto.

"Tentu saja aku tidak seperti itu." Bela Krist pada dirinya sendiri.

"Jangan bilang kau tidak pernah melakukannya?" Krist menggelengkan kepalanya, karena dia tidak mengerti maksud Singto, "astaga, mahluk macam apa kau itu." Lanjutnya sambil menatap krist.

"Mahluk apa memangnya? Jika aku macam-macam ibuku pasti langsung akan memecat ku sebagai anaknya." Ujar Krist sambil memainkan ponsel miliknya.

Tidak lama kemudian, mobil yang keduanya tumpangi menepi di parkiran sebuah restoran, Singto langsung keluar dari dalam mobilnya, dan berjalan keluar sebelum membukakan pintu mobil untuk Krist.

"Ayo keluar, dan bersikaplah seperti yang temanku ajarkan kemarin." Ujar Singto sambil mengulurkan tangannya pada Krist, dan dengan amat terpaksa Krist menerima uluran tangan pria itu, sebelum turun dari dalam mobil Singto.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Where stories live. Discover now