Epilog

6.9K 489 198
                                    


🎵 Kim Woo Bin - Do You Know.

[ Ost, Uncontrollably Font ]

**

Di bandara udara Suvarnabhumi.

Singto melangkahkan kakinya memasuki bandara sendirian, karena Tae hanya bisa mengantarnya dari depan bandara saja, ada urusan lain yang harus di kerjakan oleh Tae, sementara temanya yang lain, sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Pria tampan itu menghela nafas beratnya, dan memegangi kepalanya yang sedikit terasa pusing, sebenarnya Singto belum sembuh benar, tetapi dia memutuskan untuk tetap pergi, sebab jika dirinya menunda-nunda kepergiannya, Singto takut justru tidak akan pernah jadi pergi.

Dia harus kuat, dan tidak boleh lemah lagi seperti ini, karena dirinya akan menjalani hidup barunya sebentar lagi, jadi Singto tidak bisa terus seperti ini.

Singto yakin dirinya pasti bisa hidup tanpa Krist, meskipun itu hal yang sangat mustahil, di pikirannya sekarang ini hanya ada Krist, Krist dan juga krist. Sepertinya teman-temannya benar Singto sudah mulai tidak waras lagi sekarang, dengan gontai pria itu melangkahkan kakinya.

Namun tiba-tiba langkah kakinya terhenti seketika, saat merasakan ada lengan seseorang yang memeluk tubuhnya dari belakang, itu membuat Singto kaget seketika.

Siapa yang memeluknya?

Itulah yang melintas di pikiran Singto saat ini, apa Tae? Singto yang membayangkannya langsung bergidik ngeri tidak mungkin itu terjadi.

Akhirnya pria tampan itu langsung menengokan kepalanya kebelakang, dan melihat ada seseorang yang di kenalnya kini tengah memeluknya dengan erat, bahkan sangat erat, seperti tidak akan pernah membiarkan Singto pergi, orang itu kini masih berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Mata Singto membola ketika melihatnya, "Krist..." Panggil Singto dengan tidak percaya, untuk apa Krist ada disini, bahkan memeluknya.

"Jangan pergi."

Apa Singto tidak salah mendengarnya, apa yang Krist katakan padanya barusan, ' jangan pergi.', apa ini nyata.

Menurut Singto tidak, pasti ini mimpi, tetapi jika ini memang adalah sebuah kenyataan, pasti Krist hanya berpura-pura supaya dirinya tidak jadi pergi, pasti ayahnya yang menyuruhnya, karena tadi saat singto berpamitan ayahnya tidak menerima hal itu.

"Lepaskan, Krist. Aku harus pergi."

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Singto, suara isakan langsung terdengar dari mulut Krist, pria manis itu memeluk Singto dengan gemetaran.

"Krist, kenapa kau menangis? Jangan menangis, sayang."

"Hiks.. hiks.. hikss.. hiks.."

Tetapi hanya suara isakan yang dikeluarkan oleh Krist, membuat Singto semakin khawatir di buatnya.

"Kau kenapa?" Tanya Singto lagi, sambil berbalik badan menghadap Krist.

"Jangan pergi, jangan pernah tinggalkan aku." Jawab Krist dengan gemetaran.

"Kenapa? Bukankah kau sudah tidak mencintaiku lagi? Bukankah kau membenciku?" Tanya Singto, sambil menatap Krist, untuk apa dirinya disini jika kenyataannya Krist sudah tidak mencintainya lagi.

"Tidak, aku mencintaimu." Jawab Krist.

"Kau bohong, siapa yang menyuruhmu, pasti phokan?" Tanya Singto.

Krist menatap wajah Singto dengan berurai air mata, "Kau tidak percaya aku? Aku memang mencintaimu." Jawab Krist.

"Tidak Krist, jelas-jelas kau berulangkali berkata padaku jika kau itu menyukainya, bukan aku." Kata Singto.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Where stories live. Discover now