#16 [ Ending ]

5.7K 475 72
                                    

"Bagaimana apa ada kabar darinya?" Tanya Rene pada putranya, yang kini justru tengah sibuk bermain game padahal kemarin mereka mendapatkan kabar jika Singto mengalami kecelakaan, tetapi tiba-tiba anak suaminya itu hilang entah kemana.

Pihak rumah sakit mengatakan jika Singto sudah pulang, tetapi pria itu tidak ada di drom, ataupun di rumah para temannya, itu yang membuat Rene khawatir, karena sekarang Singto juga adalah putranya, sama seperti Krist.

"Apa Krist sudah menanyakan kepada teman-temannya?" Tanya Rene.

"Sudah, tapi tidak ada yang tahu." Jawab krist, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel miliknya.

"Krist, bagaimana pun sekarang dia kakakmu, Mae tidak pernah mengajarimu bersikap seperti ini, bantu mae dan Pho untuk mencari dia, na." Kata Rene.

"Emmm, nanti Krist akan cari." Ujar Krist, yang masih sibuk dengan ponsel miliknya.

Rene hanya bisa menghela nafas beratnya, entah mengapa belakangan ini Krist menjadi berubah, sebagai seorang ibu dia sadar akan hal itu, ada sesuatu hal yang membuat Krist menjadi seseorang yang tidak di kenalnya.

Putranya tidak seperti ini, yang ada di hadapannya ini bukan kristnya, tidak mungkin anaknya bisa bersikap tidak perduli padahal Singto sedang hilang entah kemana, mereka bahkan tidak tahu bagaimana keadaan anak itu sekarang, hingga semuanya kalang kabut untuk mencarinya, tetapi belum di temukan juga.

Rene melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kamar Krist, setelah ibunya pergi Krist hanya melihat kepergian ibunya dengan wajah santainya, tidak ada raut kecemasan sedikitpun yang terpancar  di wajah manisnya saat ini.

Pria manis itu justru berjalan ke arah tempat tidurnya, dan membanting kan dirinya disana, lalu kemudian memejamkan matanya.

.

.

.

Di tempat lain, di sebuah ruangan berwarna putih yang mendominasi di setiap ruangan, ada seseorang yang kini tengah berbaring di atas tempat tidur.

"Semakin lama dia semakin aneh saja." Keluh New sambil mendudukkan dirinya di sofa.

"Sssttt, dia sedang sakit tahu." Ingatkan White.

"Tapi lihatlah wajahnya itu, aku tidak tega padanya, tetapi rasanya aku ingin memukulnya supaya dia sadar." Kata Tae, sambil menatap Singto yang tengah melamun.

"Untung dia selamat, dan kita berhasil membawanya kerumah sakit dengan cepat, jika tidak aku yakin dia lebih memilih lompat ke dalam jurang, dari pada di bawah ke rumah sakit." Ujar New.

"Sebenarnya dia kenapa? Apa kita harus mencarikannya psikiater?" Tanya Tae.

"Memangnya Sing gila apa." Tukas white.

"Jika tidak gila, lalu apa?" Tanya Tae.

"Dia hanya tertekan, dan banyak pikirkan, itukan yang di katakan dokter waktu itu." Jawab New.

"Iya, tapi lihatlah dia, sudah hampir dua hari dia berdiam diri tidak mau makan dan juga tidak mau minum obat, ketika aku ingin mengabari keluarganya dia selalu menolaknya, akukan jadi serbah salah, jika terjadi sesuatu padanya apa yang akan kita katakan pada keluarganya?" Tanya Tae kesal.

Sekarang Singto dan yang lainya berada di sebuah rumah di pinggiran kota, rumah milik ibunya Singto, tetapi selama mereka disini pria itu hanya diam saja, dan tidak mau berbicara ataupun menuruti mereka, padahal kondisinya sudah lemah, dan tetap saja Singto selalu melawan mereka.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Where stories live. Discover now