#4

4.8K 559 70
                                    

Hiruk-pikuk orang berlalu lalang, serta padatnya orang-orang yang berkumpul di tempat dimana Krist dan Singto berada, Krist sedikit menutupi telinganya karena tidak tahan dengan alunan musik yang terdengar sangat kencang dan di ambang batas kewajaran itu, di sertai lampu kelap-kelip yang membuat ruangan remang-remang tempatnya berdiri saat ini menjadi terlihat menyeramkan.

"Apa ini yang namanya klub malam?" Tanya Krist pada Singto.

Pria manis itu langsung memeluk lengan Singto demgan erat, seperti anak yang tidak ingin lepas dari ibunya.

"Iya, kau itu norak sekali, klub malam saja tidak tahu." Jawab Singto, sambil mengedarkan pandangannya, kesetiap penjuru ruangan itu, mencoba mencari teman-temannya di tengah kerumunan orang yang berkumpul sekarang.

"Aku hanya bertanya kenapa kau sewot sekali." Ujar Krist, seraya menarik lengan Singto mendekatkan padanya, dan mendekapnya dengan erat.

"Bersikaplah, biasa saja, kau bilang mau di anggap normal, tapi caramu memeluk tanganku itu tidak normal sekarang." Ingatkan Singto, sembari melepaskan tangannya yang di pegangi oleh Krist.

"Aku takut." Kata Krist, sambil menatap kesekeliling banyak orang asing yang tidak pernah di temuinya sebelumnya.

"Lalu kenapa kau mengajakku kesini, jika kau takut?" Tanya Singto tidak mengerti pada pemikiran pria itu.

"Aku hanya ingin tahu saja." Jawab Krist.

"Ingat kau harus berjalan di belakangku, jangan mudah percaya dengan orang lain, bagaimana jika nanti kau di culik." Ucap Singto.

"Apa itu bisa?" Tanya Krist, langsung berpegangan pada ujung pakaian yang Singto kenakan.

Sementara pria tampan itu hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya, karena dengan bodohnya pria itu percaya dengan kata-katanya, memang siapa yang mau menculik orang sepertinya, yang ada Singto kasian dengan orang yang menculik Krist, sebab pria manis itu begitu cerewet dan juga agak sadis.

Singto meraih tangan Krist yang memengangi ujung pakaian yang dirinya kenakan, lalu memasukan jari-jarinya kedalam sela-sela jari Krist, kemudian menggengam tangan Krist dengan erat.

Pria tampan itu membawa Krist menemui teman-temannya yang menunggunya, tiba-tiba ada seorang wanita yang begitu melihat Singto langsung saja bergelayutan dengan manja di bahu pria tampan itu.

Krist menatap wanita itu dengan sinis, dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, entah kenapa ada sesuatu yang panas kini mulai menjalar di dada Krist, membuat pria manis itu tidak nyaman, dan ingin rasanya pergi dari tempat ini jika dirinya bisa sendirian.

"Kau kemana saja, Sing?" Tanya seorang teman singto yang berkulit putih dengan badan sedikit berisi, dia adalah New.

"Ingin tahu saja kau itu." Jawab Singto, sambil sedikit mendorong wanita itu menjahuinya lalu menarik Krist untuk duduk di antara teman-temannya.

"Siapa itu?" Tanya seorang teman singto yang berkulit Tan serta memiliki badan yang kekar, itu adalah Tae.

Pria itu menatap Krist penuh minat, membuat Singto menatapnya tajam, "Kekasihku." Jawab Singto dengan santai.

"Oho, jadi juga kau deng... Auww.." rintih New kesakitan, saat Singto menginjak kaki pria berkulit putih tersebut tanpa perasaan.

"Mana yang lain?" Tanya Singto menatap kesekelilingnya, dan heran kenapa hanya ada dua temannya saja disini, dimana yang lainya lagi.

"Ke hotel." Jawab Tae, seraya mengangkat bahunya, kemudian memeluk pinggang wanita yang berada tepat disebelahnya.

"Hanya dirimu saja, yang belum mendapatkan pasangan, banyak wanita cantik dan juga seksi, dengan pakaian mini di sana." Ujar New, sambil menunjuk suatu arah, sebelum menyenderkan kepalanya di bahu wanita yang berada di sampinya.

[12]. Do You Know [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang