Part 3

980 140 98
                                    

"Dari mana saja kau, Tiffany!!!!!"


Suara cukup keras dari ibunya membuat Tiffany berbalik untuk menghadap langsung wajah ibunya. Tiffany sudah tidak terkejut dengan sikap ibu nya terhadap dirinya sebab semenjak Tiffany menginjakkan kaki di rumah ini Tiffany sering mendapatkan perlakuan seperti ini.

Mata Tiffany bertemu langsung dengan tatapan tajam dari mata ibunya. Tiffany tersenyum tipis dan berjalan menuruni anak tangga. Setelah ia sampai di hadapan ibunya, Tiffany tak lupa untuk membungkukkan badannya itulah yang sering Tiffany lakukan untuk tetap menghormati wanita yang sudah mau membesarkan Tiffany selama ini.

Walau Tiffany sudah mengetahui sejak lama bahwa ibunya kurang menyukai kehadiran Tiffany di tengah-tengah keluarga ini tetapi tidak mengurangi rasa hormat dan rasa sayangnya pada wanita paruh baya ini. Tiffany tetap bersikap layaknya seorang putri kandung terhadap wanita yang sudah susah payah merawatnya.

"Kapan eomma pulang dari Jepang?" tanya Tiffany dengan suara lembutnya.

Ibu nya tersenyum sinis dan berjalan ke arah sofa di ruang keluarga. "Apa urusan mu menanyakan hal itu pada ku?" Kemudian beliau mendaratkan bokong nya di salah satu sofa berwarna coklat muda yang berada di tengah-tengah ruang keluarga.

Tiffany berjalan mengikuti kemana arah ibu nya pergi. "Aku hanya bertanya saja, eomma." Lalu Tiffany ikut bergabung dengan duduk di sofa. "Apa urusan di Jepang sudah terselesaikan dengan baik?"

"Tidak perlu terlalu ikut campur urusan bisnis kami, Tiffany."

"Nde arraseo."

"Kau belum menjawab pertanyaan ku. Dari mana saja kau, sehingga baru pulang di malam hari?" tatapan ibu Tiffany tidak terlepas sedetik pun dari mata Tiffany.

"Hari ini aku mulai bekerja, eomma."

Terdengar tawa sumbang dari bibir tipis ibu Tiffany. "Kau bekerja? Secepat ini?"

"Ya, hari ini aku mendapatkan sebuah pekerjaan di salah satu perusahaan besar di kota ini." ujar Tiffany tetap dengan nada selembut yang ia bisa. "Ini semua juga berkat doa, eomma."

"Apa maksudmu?" nada bicara ibu nya terdengar tidak bersahabat.

Tiffany tersenyum dan menarik nafasnya. "Bukankah eomma yang menginginkan aku untuk bekerja di perusahaan lain dan ternyata doa mu cepat di dengar oleh Tuhan. Pagi ini aku langsung di terima di salah satu perusahaan besar."

Ibu Tiffany bersandar di sofa dengan kaki yang menyilang. Matanya masih menelisik tajam pada Tiffany mulai dari atas hingga bawah namun itu tidak membuat Tiffany takut berhadapan dengan wanita di depannya ini.

"Perusahaan mana yang begitu cepat menerima mu?"

"LDH Grup milik tuan Lee Donghae." jawab Tiffany dengan penuh penekanan.

Ibu Tiffany tersentak saat mendengar nama perusahaan yang menerima anaknya ini. Beliau mengubah posisi duduknya lebih tegak. "LDH Grup!!!" ulangnya.

"Ya."

"Apa kau sudah gila, Tiffany?!"

Tiffany sedikit bingung dengan sikap ibunya yang terlihat tidak menyukai jika Tiffany bekerja pada perusahaan tersebut. "Apa maksud eomma?"

"Kau tahu jika LDH Grup adalah saingan utama perusahaan kita dan kau bergabung dengan mereka?!" ucap ibu nya dengan sangat sinis.

"Memangnya kenapa jika aku bekerja pada mereka. Bukankah eomma sendiri yang melarang ku untuk bergabung di perusahaan keluarga ini dan akhirnya aku menuruti permintaan mu." Tiffany diam sejenak untuk mengontrol emosinya yang sudah sedikit terpancing dengan sikap yang di tunjukan ibunya.

For Me There is Only YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora