Bagian 5

519 47 0
                                    

Diistananya putri mahkota tak berhenti menangis, ia teringat perkataan sang ibu suri padanya

" mama.... Jangan bersedih lagi... ibu suri sangat menyayangi anda " dayang kim menghiburnya

Putri mahkota tak mengubrisnya dan masih terus menangis, ia menangis bukan karena ibu suri yang memberinya banyak tugas tapi karena ia teringat bagaimana hidupnya dulu, sang ayah mati – matian bekerja untuk menghidupi keluarga mereka, buku sangat mahal, uiryung teringat bagaimana ia meminta sebuah buku sebagai hadiah ulang tahunnya dan sang ayah membelikan buku tersebut tapi akibatnya keluarga mereka harus mengikhlaskan jatah beras mereka yang berkurang

Kehidupan mereka sangat menyedihkan dulu, itulah kenapa ia selalu sedih ketika orang – orang mulai menghina cara keluarganya untuk hidup, mereka tidak tahu bagaimana ayahnya bekerja keras demi mereka

" mama...." Dayang kim ikut sedih

Putri mahkota memandang buku kusam didepannya dan airmatanya menetes lagi

" ayahku... ayahku selalu mendidikku dengan baik... sangat baik " ucapnya terisak

" mama..."

" hahahahahahahahaahha " suara tangis putri mahkota terdengar kembali, ia menangis tersedu, sapu tangan yang dipegangnya dari tadi sudah basah oleh tetesan airmatanya yang seolah tak mau berhenti mengalir

Diluar istana sang putri mahkota, pangeran mahkota nampak menghela nafas berat ketika mendengar samar tangis putri mahkota

" haaah... apa yang harus kulakukan dengan gadis itu " gumamnya

" jeonha... apa anda tidak ingin masuk dan menghibur putri mahkota ?" Tanya kasim ma

" tidak... dia harus kuat, aku tidak mungkin selalu datang dan menghiburnya, dia harus... mencari hiburannya sendiri dan menguatkan hatinya " pangeran mahkota menatap lekat kamar putri mahkota, suara tangis putri mahkota sudah mulai tak terdengar, pangeran mahkota sebenarnya ingin sekali kedalam dan memeluk putri mahkota, namun ia tak bisa terus melakukannya, putri mahkota harus tumbuh menjadi gadis yang kuat dan tak mudah menyerah

Pangeran mahkota teringat ucapan sang ayah tentang uiryung sebelumnya

" apa kau yakin akan menjadikannya hatimu seja ?" Tanya sang raja

Pangeran mahkota terdiam, menghentikan kegiatannya membaca gulungan laporan dan menatap sang ayah dalam " apa maksud abba – mama ?"

" putri mahkota, apa kau yakin akan menjadikannya sepenuhnya milikmu, kalian... tidak menikah karena hati tapi karena dijodohkan, lalu... apa kau sekarang akan menjadikannya milikmu ?"

" yee abba – mama... putri mahkota sejak awal adalah milik hamba dan selama akan menjadi milik hamba " pangeran mahkota menatap sang ayah penuh keyakinan

" jadi begitu..." sang raja tersenyum kemudian menatap sang putra " apa kau sudah siap untuk terluka ? anakku... ayah hidup jauh lebih dulu darimu, mencintai..... ayah jauh lebih dulu darimu mencintai dan menjadikan sesuatu milikmu adalah sesuatu yang hanya akan menciptakan luka, jika kau tidak bisa menahan luka itu maka kau akan hancur, pikirkan itu baik – baik "

" bersabarnya... uiryung – ah, aku juga akan menjadi lebih kuat lagi dan akan menjagamu, melindungimu, bagaimanapun juga.... Kau adalah milikku " gumamnya seraya memandang kearah istana putri mahkota, sinar mata pangeran mahkota begitu yakin, senyumnya tiba – tiba mengembang ketika didengarnya suara tangis uiryung lagi " haaah... aiggooo... kau sangat cenggeng "

Pangeran mahkota kemudian berbalik, pergi dengan setengah hatinya yang masih tak bisa tenang,

Saat hendak menuju kediamannya Pangeran mahkota tak sengaja bertemu dengan sang nenek yang baru kembali dari perpustakaan istana, mereka kemudian mengobrol di dipaviliun istana besar

" nenek tau... nenek juga kasihan melihat putri mahkota, tapi seja... istana sangat keras, nenek menyaksikan bagaimana dulu semua wanita berebut kekuasaan dan tahta dengan melakukan cara apapun... putri mahkota begitu polos dan naïf... gadis seperti itu tak pantas berada diistana, istana akan sangat mencekiknya nanti "

" seja mengerti halma – mama ... tapi didikan keras nenek..."

" seja... nenek melakukan ini demi kebaikannya.... Dia harus tumbuh bagai karang yang kokoh dilautan.... Dia akan menjadi ibu Negara yang luar biasa dan bijak nantinya jika bisa melewati berbagai rintangan "

Pangeran mahkota terdiam, ia membenarkan ucapan sang nenek, gadis itu memang masih sangat rapuh untuk istana, istana begitu kejam dan menakutkan maka ia harus menjelma menjadi harimau bukan terus menjadi burung yang terbang dan tak mengkuatirkan apapun

" halma – mama... lalu... bisakah hamba... bisakah hamba mengajaknya melihat lampion ? hamba dengar anda melarangnya keluar tapi seja sudah berjanji untuk membawanya melihat lampion "

" melihat lampion ?" ibu suri meletakkan cangkir tehnya " itu mungkin akan membuatnya senang, baiklah... kau bisa membawanya "

Pangeran mahkota tersenyum, ia sudah membayangkan betapa bahagianya putri mahkota ketika mendengar hal ini besok


FATED TO LOVE YOU [On - Going]Where stories live. Discover now