Bagian 13

298 19 0
                                    

Ibu suri agung nampak terkejut dengan penuturan mentri Negara yang tengah berbincang dengannya

" pemilihan ratu ulang ? apa yang kau bicarakan mentri yoon ? bergantian ratu itu hal yang mustahil... ratu han... masih muda dan akan terus berkembang nantinya " ekspresi wajah ratu nampak kesal

" mama... hal ini sudah ramai dibicarakan dikalangan mentri dan pejabat istana, hanya saja belum dibawa sampai kebalai istana, apa yang harus kita lakukan yang mulia ?"

" apa ini semua ulah daebi ? apa dia tetap tidak menerima uiryung sebagai ratu dan tetap menginginkan sepupunya itu untuk menjadi ratu ?"

" mama sudah tahu semuanya ? "

" aku memang diam mentri yoon tapi bukan berarti aku tidak tahu apapun... gadis itu dan keluarganya begitu polos dan naïf... aku tidak ingin ada pertumpahan darah lagi, gadis itu.... Kita harus menyelamatkannya " ibu suri senior nampak memandang metri yoon dengan seksama

Entah apa yang akan terjadi diistana selanjutnya, akankah pertumpahan darah sekali akan terjadi akibat kekuasaan dan tahta, istana bukanlah tempat untuk mereka yang benar – benar lemah

*****

Sementara itu ayah ratu, tuan han nampak mulai terbiasa dengan pertemuan – pertemuan dengan para pejabat guna mencari dukungan untuk sang putri, sebelum kasus perganti ratu dibawa kebalai besar

Hal ini dilakukan secara diam – diam tanpa sepengetahuan ratu, jika ratu tahu maka ratu akan mencegah sang ayah melakukan hal tersebut karena para pejabat dan mentri yang mendukung akan terus mengikuti ayahnya dan menempel seperti benalu

*****

Rumor tentang pergantian ratu terus kencang berhembus, kekecewaan para pejabat istana pada ratu muda itu semakin menjadi, kemudaannya, ketidak cakapannya dan minimnya pengetahuannya, menjadi boomerang yang siap menyerang ratu dan posisinya

Raja nampak meletakkan dengan kasar gulungan laporan – laporan yang dibacanya

" pergantian ratu ? apa maksudmu pergantian ratu ? haah.. ide bodoh siapa ini ?" raja terlihat marah

" jeonha... para pejabat dan mentri memperbincangkan hal ini, mereka hanya belum membawa masalah ini kebalai besar saja " kata kasim ma

" haah... ini gila, kenapa mereka harus menganti ratu... gadis itu baik – baik saja, usianya memang masih sangat muda tapi dia baik – baik saja !!!!!' raja berteriak melepaskan kemarahannya

" jeoha...." Kasim ma nampak takut

BRAAAKKK !!!! raja memukul meja dengan kasar " tidak akan kubiarkan... aku tidak akan membiarkan mereka mengantinya, aku tidak akan mebiarkan mereka membawanya jauh dariku "

Raja nampak geram, ia teringat bagaimana peringatan ayahnya sebelum sang ayah meninggal

" jika kau tidak bisa melindungi orang yang sangat penting dalam hidupmu... maka lepaskanlah dia... atau dia akan terluka nantinya dan kaupun akan terluka..."

" tidak ayah... tidak ada yang akan terluka " raja kesal, ia menatap tajam kedepan

*****

Ibu suri agung nampak tengah belajar bersama ratu, wanita tua itu nampak terdiam sambil memandangi ratu

" halma – mama... halma – mama ?" ratu nampak menegur ibu suri agung yang tengah melamun

" ada apa ? kau tidak bisa menghafalnya lagi ?" ibu suri agung terkesiap

" hamba sudah menyelesaikannya, apa yang nenek pikirkan ? nenek terus saja melamun "

" aaa... tidak.. jungjeon... bagaimana kalau kita minum teh hari ini ?"

" tapi... hamba masih harus belajar lagi..."

" tidak usah... kita istirahat untuk hari ini, dayang song... sediakan teh dan kudapan " perintah ibu suri agung

" yee.. daewangdaebi – mama "

Ratu merasa heran, tidak biasanya sang nenek mengajaknya beristirahat ketika sedang belajar

Ibu suri senior nampak menyeruput tehnya begitu pula dengan ratu

" jungjeon... bagaimana perasaanmu tentang istana ini ?" Tanya ibu suri agung

" istana ?" ratu meletakkan cangkir tehnya " membuat hamba sesak nafas nenek "

" yee ? sesak nafas ?"

" benar... hamba merasa sesak ketika berada disini pada awalnya, namun jalan yang sudah hamba pilih ini, sesesak apapun juga hamba harus berusaha untuk bernafas, karena itu merupakan tanggung jawab hamba yang mulia " mata ratu terlihat mulai berkaca – kaca

Ibu suri agung terdiam, gadis kecil itu sepertinya perlahan mulai berpikiran dewasa sekarang, perasaannya bertambah sedih ketika mengingat nasib yang mungkin akan mempermainkannya nanti, gadis itu tak seharusnya menerima nasib yang buruk diusia yang masih sangat muda

" akan sangat kejam jika harus menurunkan ratu yang mulia... " ibu suri berbicara

" apa maksudmu daebi... kau bermaksud menurunkan gadis itu ?"

" hamba tidak akan berani yang mulia, namun para pejabat dan mentri bisa saja melakukannya, saran hamba.... Apalagi melihat kemudaan ratu, maka akan tidak mungkin ratu memberikan seorang pangeran mahkota dengan cepat, maka mungkin para pejabat dan mentri akan semakin gencar melakukan serangannya " ibu suri nampak tenang saat berbicara berbeda dengan ibu suri senior yang nampak kesal

" kau benar – benar tidak pernah puas daebi..."

Ibu suri senior nampak sendu menatap ratu yang sudah sangat disayanginya tersebut, ia berdoa pada dewa agar memberikan yang terbaik pada gadis itu

*****

Kekacauan terjadi dibalai istana, para pejabat mendesak raja untuk segera mengangkat seorang selir

" selir ? apa kalian tidak berpikir ? untuk apa selir itu... ratu saja disisiku itu sudah membantu " kata raja

" yang mulia.... Ratu tidak akan bisa banyak membantu anda, melihat ketidak mampuan ratu dalam belajar , hamba benar – benar minta maaf "

" mentri kim !!!! " raja nampak kesal " apa kau menghina ratuku ? dia akan berkembang seiring berjalannya waktu nantinya "

" hamba setuju dengan yang mulia, ratu han masih begitu muda, ia masih harus banyak belajar lagi dan dibawah bimbingan ibu suri senior hamba percaya ratu akan banyak berkembang nantinya " mentri im yang berada dikubu ratu nampak membelanya

Mentri han ayah ratu nampak diam, para pejabat dan para mentri saling serang dengan kata – kata mereka, ini membuat mentri han binggung tapi bagaimanapun juga ia harus mendukung sang putri

" yang mulia.... Hamba sebagai ayah dari ratu pun percaya bahwa ratu akan banyak berkembang, dia mungkin bukanlah anak yang cerdas namun ia bukanlah gadis yang pantang menyerah, percayalah yang mulia... ratu akan menjadi lebih baik nantinya " mentri han berbicara

" lalu... bagaimana dengan kemudaannya ? ratu tidak akan bisa memberi pewaris dengan cepat nantinya, istana tidak mungkin menunggu lama karenanya "

Omongan demi omongan dan serangan demi serangan begitu membuat raja muda itu pusing kepala, ia bisa menangkap tujuan dari para pejabatnya bahwa ia memojokkan ratu atas ketidakmampuannya dan seorang selir harus dicari demi menutupi ketidak mampuan ratu

Tapi raja tidak menginginkan hal tersebut, baginya... ratu adalah hal terpenting, namun jika ia tidak melakukannya maka mungkin gadis itu yang akan terluka

Tuan han, ayahandan ratu terdiam, sesekali ia memandang raja dan kemudian mengalihkan pandangannya kearah mentri choi, yang juga menatapnya dengan senyum liciknya, kini tuan han terlihat begitu sendu, mendung akan segera menghampiri istana nantinya

FATED TO LOVE YOU [On - Going]Where stories live. Discover now