Bagian 15

297 22 0
                                    

Dikediamannya ibu suri terlihat santai menikmati tehnya, senyum puasnya tak terlepas dari wajah cantiknya yang mulia menua

" selamat yang mulia, rencana kita tahap awal telah terlaksana " mentri choi memberinya selamat

Ibu suri tertawa lepas " sangat mudah mengelabui orang dengan sikap bodoh bukan... ini lebih mudah dari dugaanku "

Mentri choi tersenyum, sangat mudah menepuk lalat tanpa mengotori tangan

****

Ratu terlihat sedih diistananya, perang baru saja dimulai diistana, dan yang membuat hatinya sedih adalah keterlibatan sang ayah didalamnya

" itu benar ? apa itu benar ?"

" mama "

" ayahku... membangun pertahanan dibelakangku ?"

" mama "

" aku harus bertemu ayahku... dimana ayahku ?" ratu mengusap kasar airmatanya

Ratu memutuskan untuk keluar istana menuju rumahnya menemui sang ayah dan berbicara langsung dengan ayahnya

Ibu tiri yang melihat kembali kerumah terlihat begitu terkejut begitu pula dengan ayahnya

" jungjeon – mama " ibu tirinya terkejut

" eommoni... aku kembali "

Ratu dan ayahnya berbicara di sebuah ruangan berdua saja, wajah ratu terlihat serius

" lalu ayah... apa akhir – akhir ini ayah terlibat dengan partai noron ?"

Sang ayah nampak tak jadi memasukkan kuenya kedalam mulut dan meletakkannya kembali

" mama... hamba..."

" apa karena aku ? ayah... aku baik – baik saja, aku bisa menjaga diriku sendiri diistana ini,ayah tidak perlu mencemaskanku "

" mama..."

" ayah... ayah bahkan tidak tahu apakah mereka tulus membantu kita ataukah mungkin mereka hanya akan mempermainkan kita, ayah begitu baik, aku hanya tidak ingin melihat ayah terluka nantinya, ayah... jika mereka menginginkan selir itu memang harus dilakukan, dengan kemampuanku saat ini... aku benar – benar tidak bisa berkata apa – apalagi "

" mama.. ini salah hamba karena tidak mendidik dengan baik "

" tidak... ayah adalah ayah terhebat yang kupunyai... ayah... ayah tidak perlu mencemaskanku lagi, aku sudah 15 tahun sekarang, ada raja yang akan melindungiku sekarang, aku akan sangat sedih jika nanti terjadi sesuatu pada ayah, ayah... politik istana... politik istana tidak semudah yang terlihat ayah, mereka tidak akan memberi bantuan dengan Cuma – Cuma... ayah " ratu menitikkan airmatanya

" mama... apa hamba membuat anda bersedih ?"

Ratu menggeleng " aku sedih karena ketidak cakapanku dan membuat keluargaku seperti ini, aku benar – benar bukan putri yang baik bagi ayah "

" mama... anda adalah putri yang berharga .... Sangat berharga "

Ratu menitikkan airmata harunya, ia begitu sedih melihat sang ayah yang mudah sekali diombang – ambing oleh orang – orang diistana demi kepentingan mereka, sang ayah yang begitu polos dan jujur selalu berpikiran positif jika itu berhubungan dengan sang putri, kepolosan sang ayah itulah yang membuat ratu cemas

Menjelang tengah malam ratu memutuskan untuk kembali keistananya, ratu terus menangis meratapi nasib yang membawa keluarganya

Ratu terduduk ditengah jalan ia menangis tersedu ditengah keremangan malam

FATED TO LOVE YOU [On - Going]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora