Bagian 7

570 41 0
                                    

Kim joon nampak berdiri didepan pavilliun sebuah gibang, matanya yang indah nampak tengah menatap seorang perempuan paruh baya tengah memainkan gayageumnya, wajahnya yang sendu nampak mencoba tersenyum ketika mengalunkan lagu – lagu untuk menghibur orang – orang disana

" eommoni..." gumamnya

Joon menatap sedih kearah sang ibu, joon ingat betul bagaimana sang ibu menyeretnya kekediaman sang ayah yang seorang bangsawan, sang ibu bahkan memukuli joon ketika joon kembali menemui sang ibu, namun kini joon menyadari bahwa sang ibu melakukan hal itu agar joon menjadi pemuda terhormat dan punya masa depan yang bagus

Namun baginya masa depan yang bagus bukanlah sumber kebahagian baginya, joon ingin sekali membawa sang ibu pergi dari sana

Tiba – tiba sang ibu menoleh, joon langung berpaling dan berbalik, airmata yang ditahannya menetes, sungguh menyedihkan memang, ketika kita ingin membahagiakan orang yang sangat kita cintai namun orang itu terus membuang kita

Joon berjalan keluar dari gibang dengan sempoyongan ketika dilihatnya seorang pemuda bangsawan gemuk dengan dua orang gadis gisaeng dipelukannya

Joon tersenyum sinis, ketika mereka berpapasan dengan cepat joon mengulurkan tangannya dan kontang uang milik bangsawan tambun itu dengan cepat berpindah tangan , joon tersenyum sinis sambil melambung – lambungkan kantong uang tersebut

Sampai di markas mereka yang berada di bawah sebuah toko buku, joon nampak meletakkan 3 kendi besar arak

" aiggoo hyungnim... apa kau habis merampok ? kau beli minuman banyak sekali ?" Tanya temannya

" seorang bangsawan bodoh tertipu dengan mudah.. caahh.. suasana hatiku sedang baik sekarang... ayo minum " kata joon

" wuaaahh... kita minum " ketiga temannya langsung menyambutnya

" perasaanmu sedang buruk bukan ? " seorang gadis dengan hanbok lusuh menegurnya , gadis cantik itu nampak meletakkan kantung beras yang dibawanya

" ha in – ah... caahh kita minum, duduklah " kata si tambun

Joon hanya tersenyum " kemarilah... kita minum bersama "

Gadis itu nampak hanya bisa menghela nafas berat, ekspresi wajahnya nampak datar, ia memang tidak suka jika joon terus berlari dari masalah sederhana yang sebenarnya bisa dihadapinya

*****

Dikediaman mentri choi, hye rin terlihat tengah menyulam bersama sang ibu, didepannya sang ayah tengah membaca buku

" bukankah pangeran mahkota itu sangat keras kepala... bagaimana kau bisa merebut hatinya ?" Tanya sang ayah seraya menutup buku yang dibacanya

Hye rin segera menghentikan menyulamnya dan melihat kearah sang ayah dengan senyum yang mengembang cantik diwajahnya

" ayah... aku tidak akan merebut apapun... pangeran mahkota membutuhkan seseorang untuk berbagi masalah... dan aku... akan masuk sebagai sahabatnya dan perlahan akan mengeser posisi putri mahkota dihatinya "

" sahabat ? heeeh... kau benar – benar sudah memikirkannya bukan "

" tentu saja ayah... jika aku menginginkan sesuatu maka... aku harus mendapatkannya "

Sang ayah tertawa mendengar jawaban anak gadisnya tersebut

" lalu ayah... apa yang akan ayah lakukan pada kakak tiriku ? orabeonim.... Apa dia masih menganggu ayah ?"

" kau tenang saja... bocah tengik itu... sebentar lagi akan lenyap, sekali menepuk.. dua alat akan mati"

Hye rin tersenyum, licik... sepertinya sifat itu sudah mendarah daging dikeluarga ini, kakak tiri yang dimaksudkan hye rin adalah kim joon, pemuda itu adalah anak tidak syah dari mentri choi, joon pernah menyandang marga choi selama beberapa tahun namun melihat sang ayah yang begitu " jahat " joon memilih jalannya sendiri dan menganti marganya dengan marga sang ibu

FATED TO LOVE YOU [On - Going]Where stories live. Discover now