Bagian 8

552 37 5
                                    

" jeonha.... Kasus ini benar – benar sudah diluar kewajaran, para bangsawan mengeluhkan tentang perampokan yang terjadi " pejabat mulai memberikan laporan

Raja yang duduk disinggasananya nampak mendengarkan dengan seksama begitu pula pangeran mahkota yang duduk disamping raja

" itu benar yang mulia, mereka semua meninggalkan tanda " bunga " di dalam ruang penyimpanan "

" yang mulia, para pejabat istanapun banyak yang menjadi korban, bahkan hampir setengah keluarga mentri Han juga menjadi korban "

Begitu nama HAN disebut, para pejabat nampak menutup mulut mereka menyembunyikan tawanya, keluarga putri mahkota memang terkenal berisi sekumpulan orang – orang bodoh yang sok pintar, sebenarnya ayah putri mahkota bukannya bodoh, ia hanya begitu polos dan naïf saja

Pangeran mahkota nampak menatap ayah mertuanya tersebut kemudian teringat putri mahkota yang berjalan tergesa tadi, senyumnya mengembang

" aaa... karena itu ia tergesa " batinnya

Tuan han maju kedepan " hamba tidak mengeluhkan tentang beras hamba yang hilang yang mulia, hamba berpikir mungkin mereka lebih membutuhkan beras tersebut dari keluarga hamba, hujan sebentar lagi akan datang dan kami bisa bertanam kembali "

Jawaban polos tuan han tersebut malah dinilai sebuah penghinaan bagi para pejabat yang lainnya , pangeran mahkota tersenyum

" tuan han sepertinya benar abba – mama " pangeran mahkota menanggapi " yang diambilnya hanya beberapa kantung beras, lagipula musim hujan akan segera tiba maka para petani joseon akan mulai bertanam kembali dan persediaan beras para bangsawan itu akan membludak kembali, apa yang harus diributkan hanya karena beberapa kantung beras saja, isu ini benar – benar tidak terlalu penting "

Para pejabat nampak diam dan saling berpandangan, mereka nampak begitu kesal dengan jawaban pangeran mahkota tadi

" apa ada laporan tentang kehilangan harta benda seperti emas ataupun... uhuukkkk " raja tiba – tiba terbatuk dan darah keluar dari mulutnya, raja nampak terkejut dan kesadarannya menghilang

" abba – mama... abba – mama "

*****

Putri mahkota dan putri in hwa nampak tergesa menuju daejungjeon [ istana besar ] tempat kediama raja , wajah cemas kedua gadis cantik yang sebaya ini tidak bisa disembunyikan lagi

" saejabin – mama dan gungjo – mama disini " dayang mengabarkan, pintu dibuka dan mereka melihat ibu suri, ratu dan pangeran mahkota ada disana, raja juga nampak tengah duduk sambil meminum obatnya

" abba – mama " putri in hwa langsung menghambur kearah sang ayah

Sementara putri mahkota nampak duduk disamping ibu suri

" aigoo... apa gungjo menangis ? ayah tidak apa – apa hanya sedikit lelah saja " kata raja menghibur putri kesayangannya tersebut

" abba – mama... abba – mama harus beristirahat jika seperti itu sekarang "

" yee gungjo – mama... ayah akan melaksanakan perintah gungjo – mama dan beristirahat sekarang "

Putri tersenyum mendengar jawaban sang ayah

" oo... saejabin... kau terlihat lebih segar sekarang... kau sudah lebih baik ?" Tanya raja yang melihat gadis itu juga ada disana

" yee.. jusang jeon ha... hamba lebih baik " putri mahkota nampak menata kalimatnya

FATED TO LOVE YOU [On - Going]Where stories live. Discover now