Bagian 14

263 23 0
                                    

Diistananya ratu muda kita nampak begitu sendu mendengar rumor yang semakin kencang bagai angin putting beliung tersebut

" ini semua memang salahku " ratu terlihat sedih

" mama... ini bukan salah anda " dayang kim menghiburnya

" aku seharusnya tidak berada diistana ini bukan... ini pasti menyakitkan untuk keluargaku"

" mama "

Ratu mulai menitikkan airmatanya, betapa sengsaranya hidupnya diistana ia masih sangat memperhatikan perasaan keluarganya yang terus mendukungnya

" mama... mentri han ingin bertemu " dayang diluar kamarnya mengabarnya

" ayah " gumanya, ratu segera menghapus airmatanya dan merubah ekspresinya menjadi senyum

Sang ayah memberi hormat pada putrinya dan duduk didepannya

" ayah terlihat kurus, apa ayah tidak makan dengan baik ?" Tanya ratu

" hamba makan dengan baik yang mulia, apa kabar yang mulia, hamba sangat merindukan anda"

Ratu tersenyum, airmatanya menetes melihat ayahnya yang begitu sederhana dan polo situ kini harus terombang ambing dengan kejamnya politik istana yang bak hutan rimba

" ayah pasti sudah bekerja keras " ucapnya dengan suara gemetar menahan tangisnya " ayah... makanlah, kue itu sangat enak dan tidak terlalu manis "

" yee.. jungjeon – mama... hamba akan mencobanya " sang ayah nampak mengambil kue kecil berwarna hijau yang terlihat lezat

Ratu tak bisa menahan airmatanya lagi didepan sang ayah

" mama... kenapa anda menangis "

" ayah aku minta... anakmu ini masih menjadi anak yang tidak berguna dan sangat merepotkan, seharusnya aku tidak merepotkan ayah seperti ini"

" mama... itu tidak benar... hamba yang seharusnya malu karena tidak bisa berbuat apapun untuk membantu anda "

Ratu menyeka airmatanya, ia tak bisa berkata – kata lagi, ayahnya terlihat begitu menyedihkan, kejujuran tak selamanya benar, kejujuran diistana adalah sebuah jalan menghancurkan diri sendiri, ratu sedih menerima kenyataan politik yang pahit istana, terbersit penyesalan dipikiranya untuk melangkah keistana

*****

Malam harinya ratu terlihat termenung dikamarnya, ia tak menyentuh sedikitpun makanan yang terhidang didepannya, padahal setiap melihat makanan ia seperti orang kelaparan yang tak makan berhari – hari

Ratu tengah memikirkan tentang keluarganya dan tentu saja tentang nasibnya

Haaaah... hembusan nafasnya terlihat berat, kepalanya berdenyut memikirkan semuanya, usianya yang muda dan pengalamannya yang sedikit membuatnya tak tahu langkah yang harus diambilnya untuk memutuskan semuanya

******

Tuan han terlihat menunggu diluar halaman rumah mentri choi, wajahnya terlihat ragu dan cemas, pintu sebuah ruangan dibuka dan wajah mentri choi muncul dari sana

" tuan han.. silahkan masuk " sambut mentri choi senang

Huuhh hembusan nafas itu terlihat begitu berat, langkah tuan han untuk masuk seperti membawa beban segunung, ia tak tahu apakah keputusan yang akan diambilnya benar atau tidak namun yang ia tahu sekarang ini hanyalah untuk menyelamatkan putrinya saja dari gempuran para pejabat istana

" tunggulah anakku, aku akan memberimu waktu untuk berkembang... bersemangatlah " batinnya

****

Pagi harinya keputusan mengejutkan didengar raja muda itu dari para mentrinya, yang lebih mengejutkan lagi adalah tuan han, ayah mertuanya juga menyetujui tentang pengangkatan selir

" haaah..." raja melempar gulungan berita tersebut " apa yang membuat ayah mertuaku sekarang beralih tempat " raja muda itu memijat kepalanya yang mulai berdenyut

" jeonha... anda harus segera memutuskan hal ini"

" aku harus memutuskan apa ? keputusan ini bahkan sudah putuskan sebelum aku mengambil keputusannya " raja seperti menyerah dengan masalah ini, kini yang ada dipikirannya hanyalah ratu, ia mencemaskan perasaan gadis itu

FATED TO LOVE YOU [On - Going]Where stories live. Discover now