Episode 21

712 69 9
                                    

●●●

(Penginapan Di Tanah Timur)
Jum 07.00 PM.

"Ahh! Sakit!"
Teriakku menahan sakit.

"Diam Kaito... mau cepat sembuh tidak?" Ujar Alisha dengan sedikit membentak.

"Ehh... iya, tapi sakit..."

"Lukamu cukup parah, memar di kanan kiri pundakmu butuh waktu untuk menyembuhkannya dengan tekhnik healing-ku saat ini. Kamu terlalu memaksakan diri tahu."

"Hmm... habisnya aku terbawa sensasi ya jadi begini deh."

"Dasar..."

"Tapi kamu cukup berbakat ya, bisa menggunakan tekhnik penyembuhan."

"Heh? A-aku hanya belajar tekhnik dasarnya saja..." Sahutnya dengan sedikit malu.

Dan tidak lama kemudian kapten Eliot datang ke kamarku.
"Kaito, ini kubawakan teh hijau, dan Alisha berikan ramuan ini padanya."

"Baiklah."
Ujar Alisha.

"Tu-tunggu dulu... ramuan apa itu?"
Tanyaku.

"Racun..."
Sahut kapten Eliot.

"Hah!?"

"Yah jelas ramuan obatlah..."

"T-tapi aku mencium baunya tidak enak."

"Kaito, obat tidaklah enak. Selamat menikmati..." Ujarnya dengan tatapan yang tajam sambil menutup pintu.

"Heh???"

M-mengerikan... terlebih lagi ramuan yang baunya ini benar-benar membuatku mual terpampang di depanku.

"Kaito... obatnya enak loh, cepat di habiskan ya..." Kata Alisha dengan tatapan senyum anehnya.

"Hah? Enak darimana, dari baunya saja begitu."

"Kaito kan kuat pasti bisa..."
Rayunya lagi.

K-kenapa dia mengintimidasi seperti ini... gawat...
Sungguh menyebalkan ramuan ini, benar-benar aku tidak menyukainya.

"Aku tidak mau."
Jawabku.

"Heh? Kamu mau sembuh tidak..."

"Ehh... mau, tapi jangan ramuan itu. Rasanya pasti benar-benar pahit."

"Ramuan ini khusus buat kamu, jadi cepat di habiskan supaya cepat sembuh!" Ujarnya sambil menyodorkan segelas ramuan itu kepadaku.

"Heh!? T-tunggu dulu..."

"Ayo cepat minum Kaito..."
Ujarnya dengan sedikit memaksa.

"Tidak... tidak... aku tidak mau."

"Dasar kau ini ya, sini! Pokoknya harus minum!" Sahutnya sambil menarikku.

"Ahh... tidak!!!"

(Beberapa menit kemudian)

Apa... apa aku masih hidup?
Rasa obat itu benar-benar mengerikan...

Ya ampun pahitnya tidak hilang-hilang...

"Pintar... enakkan obatnya hehe..."
Sahut Alisha sedikit mengejek.

"Enak apanya... enek iya, huft..."

Lalu kapten Eliot datang kembali serta membawakan sedikit makanan.
"Mungkin lidahmu sedikit keram, jadi kubawakan ini."

"Heh? Kapten, ramuannya kurasa benar-benar seperti racun."

"Aku sudah tahu, aku pernah merasakannya."

"Heh? Jadi kapten pernah meminum ramuan itu juga?"

"Yak... itu pengalaman yang ingin kulupakan sebenarnya. Kalian besok kemasi barang-barang bawaan kalian, kita akan kembali ke ibukota. Jam 8 pagi akan ada yang menjemput kita, jangan lupa."

"Ouh... baiklah."

Kurasa karena insiden yang tidak terduga ini raja Elris memanggil kami untuk pulang.

Semoga ramuan aneh itu cepat menyembuhkan luka dalamku.
Karena aku sudah tidak sabar untuk berlatih kekuatan baruku ini.
Dan juga Zuixune, aku ingin mencoba tekhnik baru bersamanya.

Sab 08.00 AM.

Kereta kuda yang datang menjemput  kami dari ibukota Elsociety pun sudah tiba. Saatnya kembali ke rumah dan mencoba tekhnik-tekhnik baru.

Butuh waktu yang cukup lama untuk kembali ke ibukota. Dan di dalam perjalanan pulang kami pun berbincang-bincang mengenai ke-3 binatang legendaris itu. Yang menurut penduduk lokal mereka bersemayam di suatu tempat di dunia ini.

"Kekuatanmu luar biasa Kaito..."
Ujar kapten Eliot.

"Ha?"

"Dalam menghadapi Zuixune pun kamu masih bisa berdiri tegak. Lalu kekuatan rahasiamu pun sudah terbuka dalam waktu yang singkat, kuharap kamu bisa mengendalikan kekuatan besar itu."

"Aku pasti bisa... tenang saja."

"Dan satu hal lagi, kamu juga sudah memiliki kekuatan dari binatang legendaris itu, Zuixune. Selama ini belum ada yang berhasil menaklukkannya kecuali Kaisar pahlawan pertama negri kita."

"Ouh... jadi pahlawan pertama juga berhasil menaklukkannya hebat..."

"Dari ketiga binatang itu dia berhasil meraih semuanya. Dan hasilnya dia dapat menjaga perdamaian dunia ini dengan baik."

"Lalu bagaimana bisa Zuixune ini lepas kembali dan seperti binatang liar."

"Itu karena dia The White Knight si pahlawan pertama kita sudah dalam umur sulitnya. Walau dia mampu menjaga perdamaian serta memiliki kekuatan yang di luar nalar, tapi tetap saja ada penyakit yang mengidap di tubuhnya. Karena itu segel pengekang ke-3 binatang legendaris mulai melemah secara perlahan."

Benar, penyakit jika sudah pada umurnya akan benar-benar mematikan. Masa tua yang cukup sulit ya...

"Tapi sebelum itu beliau menyebarkan ke-3 binatang legendaris itu ke berbagai belahan di dunia ini. Dan ia berharap pada ke-3 binatang itu dapat menemukan tuan yang bijak. Karena kekuatan binatang-binatang itu benar-benar luar biasa. Kamu beruntung Kaito dapat menaklukkan Zuixune."

"Ehh... iya, tapi kan masih ada dua lagi."

"Arcaxune dan Ellixune, itulah nama ke-2 binatang legendaris yang tersisa.
Kamu tidak di tuntut untuk menaklukkan mereka, jangan menjadikan itu beban pikiranmu."

"Hehe... iya baiklah."

"Yang terpenting selama kita masih bisa melindungi yang ingin kita lindungi, itu saja sudah lebih dari cukup."

Melindungi yang ingin kita lindungi?

Menarik tapi bermakna...

"Kapten kita memang bijak ya..."
Ujarku sambil menepuk pundaknya.

"Ha? B-biasa saja..."

Terimakasih kapten, berkatmu aku tahu keputusan yang akan aku ambil.
Melindungi yang ingin kita lindungi, begitu ya.

●●●

Fantastic: Stay A Live [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang