Episode 28

572 58 10
                                    

●●●

Jum 00.20 PM.

Tidak mungkin... kekuatan tadi benar-benar dahsyat dan cepat.

Raja Elris...

Tidak lama kemudian, di balik asap tebal yang menyelimuti tempat dimana raja Elris berdiri pun mulai menghilang dan terlihat dibaliknya sebuah pelindung yang sangat kuat dan besar melindunginya.

P-pelindung???

"Immortal Ice Barier, untung aku masih sempat ya, Ares..."
Sahut raja Elris pada raja Ares.

Immortal... Ice Barier? Tekhnik pelindung yang sangat hebat. Kukira tadi raja Elris tidak sempat berbuat apa-apa ketika serangan seperti Inferno itu melesat dengan sangat cepat.

"Sama seperti dulu kau tetap kuat."
Ujar raja Ares.

"Ya ini semua kulakukan demi melindungi negriku dari para orang-orang serakah seperti dirimu, Ares."
Sahut raja Elris sambil menunjuknya.

"Hmm... sebenarnya kalian itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan kami para ras Api."

"Apa kau bilang!?"

"Kalian hanya beruntung mendapat perlindungan dari orang-orang ras Fantastic. Namun era saat ini sudah berbeda, kalian tidak memiliki perlindungan dari mereka. Maka dari itu inilah kesempatan besar bagi negriku." Ujar raja Ares dengan aura api yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Sombong sekali, walau kau berkata seperti itu kami tetap tidak akan memberikan apa yang kau inginkan!"

"Dasar keras kepala, akan kuselesaikan ini dengan cepat! Elemen api, kekuatan naga api yang tersembunyi pinjamkanlah kekuatanmu padaku! Dragon Flame Sword!"

Tekhnik summon? Pedang itu... aku merasakan aura kekuatan yang luar biasa dari sebuah pedangnya.

"Elemen es, kekuatan yang membeku bagaikan mimpi buruk dan mampu menghentikan semua yang ada di depannya, Immortal Ice Sword!"

Ternyata itu tekhnik summon raja Elris. Sebuah tekhnik pemanggilan sebuah pedang magis dan auranya benar-benar terasa kuat.
Tapi, aku harus membantu raja Elris dan tidak bisa diam disini saja.

Ketika aku melangkah maju ingin membantu raja Elris tiba-tiba seseorang datang dan mengahadang di hadapanku.

"Siapa kau?"
Tanyaku.

"Halo anak muda, aku adalah Rizeya. Mulai saat ini kau menjadi lawanku."

"Rizeya? Jadi kau bawahannya raja Ares ya."

"Sebenarnya aku tidak suka dipanggil seperti itu oleh anak muda sepertimu. Kalau begitu kau akan menerima hukumannya!" Ujarnya sambil mengeluarkan sebuah pedang seperti samurai.

"Sepertinya kau seorang ninja, sebelum kau melawanku ingatlah namaku ini, aku Kaito. Seorang anak muda yang akan mengalahkanmu di medan pertempuran ini!"

"Banyak bicara, aku sudah cukup mengetahui kekuatan dan tekhnik milikmu. Aku tidak bisa meremehkanmu..."

Sepertinya orang ini tidak hanya kuat namun juga cerdik dalam pertarungan satu lawan satu.

Aku harus berhati-hati...

Dan tidak lama kemudian ketika aku memalingkan wajah sebentar saja orang itu tiba-tiba menghilang dari hadapanku.

Ha!? Kemana orang itu!?

"Jangan pernah lengah!"
Sahut Rizeya yang tiba-tiba berada di belakangku dan mencoba menyerang dengan pedangnya.

Sial!
"Reflect!"

Aku menggunakan tekhnik Reflect yang di ajarkan oleh raja Elris ketika dalam keadaan terdesak.

"Wow... tekhnik Reflect ya. Kau bisa menguasai tekhnik semacam itu juga ternyata." Ujar Rizeya.

Orang ini benar-benar kuat, aku tidak boleh lengah satu detik saja.
"Baiklah, elemen air, kekuatan yang  tenang luas seluas samudra dingin bagaikan embun pagi buatlah dunia ini berselimuti kabut! Explosive Fog."

"Tekhnik kabut ya?"

Kuharap tekhnik ini bisa membantu. Dengan menutup penglihatannya akan lebih mudah bagiku mendekatinya.

Disana ya rupanya, baiklah!
"Elemen angin, kekuatan yang mampu membelah seluruh dihadapanku, Wind Slasher!"

Aku pun menyerangnya dari jarak yang cukup jauh, dan kuyakin serangan ini pasti mengenainya.

Namun...

"Tekhnik pelindung, Dark Hole."

A-apa!?
Kekuatan macam apa itu?

"Haha... kau pikir aku tidak bisa mengatasi anak muda sepertimu di dalam kabut seperti ini? Sayang sekali tekhnik rendahan seperti ini tidak akan mempan terhadapku. Karena aku memiliki mata yang bisa merasakan aura energi mana di dalam dirimu, Kaito."

T-tidak mungkin... matanya... menjadi merah menyala.

Dan tekhnik Dark Hole itu telah menyerap seluruh kabutnya juga.
Sial! Orang ini sepertinya lebih kuat dari jendral Mato.

"Mata ini, Phoenix Eye. Selama aku masih memiliki kekuatan dari mata ini. Penghalang seperti apa pun dapat kuatasi."

Sepertinya mata itu benar-benar merepotkan ya.

Mungkin ini saatnya aku menggunakan sebagian dari kekuatan Zuixune.

Dan aku pun berkomunikasi dengan Zuixune, lalu mencoba menyalurkan sebagian kekuatannya padaku.
"Oii Zuixune, berikan aku sebagian kekuatanmu yang bisa melawan orang ini."

"Baiklah, ini pertama kalinya aku membantumu dan akan kupastikan kau tidak akan menyesal dengan kekuatan yang kuberikan ini. Aku Zuixune akan memberikan sejumlah kekuatanku padamu."

Dan tiba-tiba, aura berwarna merah keluar dari dalam tubuhku. Dan aku merasakan sebuah kekuatan yang benar-benar dahsyat masuk ke tubuhku dan tersalur kepada kepalaku.

"Kekuatan macam apa ini? Kenapa tiba-tiba aura anak itu berubah dengan sangat kuat!" Sahut Rizeya dengan terkejut.

Dan aku pun membuka mataku dan seketika penglihatanku sedikit berubah.

Penglihatan ini... ada apa dengan mataku?

"Sekarang kau mampu merasakan dan melihat semua arah serangan yang akan datang padamu. Mata itu adalah salah satu kekuatan spesial yang kuberikan padamu, Eternal Eyes."

Eternal Eyes? Baiklah kalau begitu kita coba kekuatan baru ini!

"Matanya... ada apa dengan mata anak itu? Mata yang terang bersinar biru namun tajam bagaikan pedang bermata dua." Ujar Rizeya dengan terkejut.

Ayo kita selesaikan ini!

●●●

Fantastic: Stay A Live [END]Where stories live. Discover now