Rasanya sia-sia gelar Sarjana kedokteran yang dimiliki Wenjun kalau ujung ujungnya dia cuma dapet tamparan dari seorang Chaeyeon.
Pipi kanan Wenjun memerah, jelas. Sudut bibirnya berdarah tapi tetap bisa membuat pria tampan itu tersenyum tipis.
Membuat Chaeyeon makin geram melihatnya.
Chaeyeon "Jaga omongan lo! Ini kantor Jaehyun, bukan kantor lo. So, its not of your business"
Chaeyeon dengan kepalanya yang tegap menegaskan beberapa kalimat kepada sahabat lamanya. Untuk tidak mencampuri urusannya lagi, mungkin?
Wenjun "Think about your boy Chae! He needs you, always lonely, hugging his knees hoping you'll be home! Sorry to say this, but i think you are such a bitch!"
Pada awalnya Chaeyeon yang ingin beranjak terlebih dahulu. Tapi nyantanya bukan. Wenjun yang pergi dari tempat itu terlebih dahulu.
Wenjun dengan sengaja mengatakan itu karena sudah tak habis pikir lagi bagaimana kerja otak Chaeyeon.
Gadis yang sebenarnya bukan gadis lagi itu hanya berdiri terdiam disana. Tangannya mengepal keras, matanya merah.
Chaeyeon "Oke, elo yang mancing gue Bi Wenjun!"
———
Tab adalah salah satu alat yang mempermudah Jaehyun memantau perkembangan perusahaan. Saking mudahnya, bahkan terkadang menjelang tidur pun sempat sempatnya Jaehyun membuka beberapa laporan yang belum sempat ia buka di kantor.
Jaehyun bilangnya sebentar. Tapi Rose gatau kalau 'sebentar' yang dimaksud Jaehyun itu membutuhkan waktu 2-3 jam lamanya.
Rose "Aku instal game ya? Bosen"
Jaehyun bisa apa kalau ga pasrah Tab itu sekarang diambil alih oleh sang istri. Terlebih buat game seperti sekarang.
Jaehyun ga buta akan tindakan Rose. Dia tau kalau sang istri ingin dirinya lebih perhatian dirumah dan melupakan urusan kantor sejenak.
Bersandar pada dada Jaehyun, Rose asik menekan-nekan layar kotak itu untuk memainkan beberapa games disana. Dengan belaian tangan Jaehyun di puncak kepalanya, sesekali Rose dapatkan ciuman lembut Jaehyun membuatnya senang malam ini.
Jaehyun "Baby jae, apa kabar ya?"
Rose "Baik kok. Oh ya Jae, tadi temen kamu kesini. Aneh banget, kesini numpang nitip koper sama tas doang?"
Bukan Rose namanya kalau ga pinter ganti topik pembicaraan.
Jaehyun "Kamu mah, diajak bicara apa, malah ngalihin pembicaraan."
Rose "Ya kamu, gabisa nahan banget sih. Kan kemaren udah"
Jaehyun "Itu seminggu yang lalu sayang. Seminggu yang lalu"
Rose sedikit tertawa melihat wajah tersiksa Jaehyun terhadapnya. Menggoda Jaehyun memang semenyenangkan ini dimata Rose.
Jaehyun "Babe, kalo baby jae lahir, mau kasih nama apa?"
Rose "Iya yah, aku belum kepikiran. Kamu udah ada nama?"
Jaehyun "Aku mah terserah kamu, pokoknya aku bakal tetep manggil dia baby jae"
Rose mematikan game nya dan beralih menghadap ke arah Jaehyun. Sepertinya ini pembicaraan yang cukup serius.
Biasanya sang istri yang paling antusias memilih nama untuk calon bayi. Tapi kenapa Rose malah melupakan itu?
Ah, Jaehyun dan segaladunianyamengalihkanperhatian Rose.
Rose "Kalo nanti dia punya adik? Tetep kamu panggil baby jae?"
Jaehyun "Eh, kamu udah kepikiran mau bikin adek buat calon baby jae?"
Rose "Aku udah tau pikiran kamu kali sayang. Gabakal mau kamu kalo anak cuman satu"
Jaehyun "Emang kamu doang mah yang pengertian, hehe"
Keduanya berakhir bermesraan diatas ranjanh berdua. Serasa dunia milik mereka berdua, hingga suara bel rumah membuyarkan kegiatan mereka.
Mungkin itu Wenjun. Mereka lupa kalau tas dan koper milik Wenjun masih ada disini.
Jaehyun sudah mengutuk Wenjun dalam hati karena menganggu kegiatan romantisnya bersama Rose malam ini. Hingga pintu apartemen itu terbuka dan,
"Chaeyeon?"
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Tbc Thankyou:)
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
