Trigonometri

2.3K 176 7
                                    

"GIMANA, Zar, bisa kan ujiannya kemarin?" tanya Pak Abiandra saat mereka berdua sedang menikmati nasi padang.

Zara mendongak, tersenyum. "Alhamdulillah, Pak."

Pak Abiandra balas tersenyum.

Setelah drama melankonis malu-malu Pak Abiandra--Zara, mereka sudah berbaikan lagi. Tentu saja dengan Pak Abiandra yang uring-uringan tidak pernah mengirim pesan. Tapi setelah siklus itu berakhir, Pak Abiandra kembali menjadi sosok yang mampu membuat Zara senyum-senyum najis karena gombalannya.

"Bentar lagi pulang kampung lama dong ya?" tanya Pak Abiandra.

"Iya Pak. Ntar abis acara kelar saya pulang kampung, hehehe. Mayan kan libur sebulan," ucapnya.

"Widih, makan enak terus dong," kekehnya.

Zara ikut tertawa, "Bapak bisa aja."

"Nanti kalau saya kangen, gimana?" tanya Pak Abiandra tiba-tiba.

Anjir. Langsung gaspol rem blong nih Bapak.

"Sebut namaku tiga kali Pak," jawabnya asal.

Pak Abiandra tertawa, menampilkan gigi pepsodent ala dirinya.

"Rencana liburan kemana Zar?" tanya Pak Abiandra.

Zara menggeleng, "Nggak tau Pak, belom merencanakan. Eheheheh."

"Main sama temen-temen dong, ntar?" tanya Pak Abiandra lagi.

Zara tertawa pelan, "Wacana forever itumah Pak."

Dengan senyum menyejukkannya, Pak Abiandra menopang dagunya dan menatap Zara dalam. "Nggak apa-apa Zar kalau main sama temen-temen kamu cuma wacana forever, yang penting saya sama kamu forever together. Ya nggak?"

Uhug.

Spontan, Zara langsung tertawa terbahak. Ya Allah, ini Pak Abiandra belajar dari Nicholas Saputra apa gimana sih? Geli woy, geli.

"Pak, tau nggak sih mat saya dapet berapa?" tanya Zara serius.

Mengerutkan dahinya, sedikit mengingat, Pak Abiandra berujar, "Sembilan ya?"

Zara mengangguk tersenyum, "Tau nggak Pak, kenapa saya pinter trigonometri?"

Pak Abiandra menggeleng, "Soalnya guru lesnya pinter ya?"

Zara tertawa, "Bukan Pak. Serius ih."

"Ya udah, kenapa?" tanya Pak Abiandra.

"Soalnya... Sejak mengenal Bapak saya semangat mempelajari trigonometri. Bapak telah meng-cos-sec-cos-sec-kan hatiku sih," ucap Zara malu-malu.

BWHAHAHAHAHA.

Fix Pak Abiandra ngakak lebar. Zara makin malu-malu deh.

"Belum pro yah," ejeknya.

Zara menutup wajahnya yang memerah malu, "Pak.. Jangan diejek dong.."

Pak Abiandra mengangguk, "Iya.. Iya.."

"Kamu paling jago dalam trigonometri ya?" goda Pak Abiandra lagi.

Zara memandang Pak Abiandra dengan pandangan kesal. Membuat Pak Abiandra tertawa lagi.

"Tau nggak saya paling pinter dalam bidang apa?" tanya Pak Abiandra.

"Pergombalan, modus, ngalus. Kan?" jawab Zara spontan, membuat Pak Abiandra tertawa lagi.

"Serius Zar.."

"Apa gitu, Pak?" tanya Zara.

"Gatau, Zar. Saya nggak pandai apa-apa, tapi saya bisa kok bikin kamu jatuh cinta.."

AdiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang