One Step Closer

2K 167 14
                                    

SATU minggu setelah Zara dan Pak Abiandra berjumpa, adalah terakhir kali Zara berhubungan dengan Pak Abiandra. Satu minggu itu pula Zara masih di rumah Mas Opi. Bersama Mbak Dila membuat ini-itu sebagai percobaan. Jika ditanya apakah Pak Abiandra menguhubungi Zara, jawabannya adalah tidak.

Lagipula, Zara bisa memposisikan diri dan tau dia tidak punya hak apa-apa akan Pak Abiandra itu. Hubungan mereka hanya sebatas murid dan guru tanpa ada ikatan apapun. Mengambang, terbentang.

Jujur, Zara akui. Pak Abiandra adalah sosok yang Imam--able banget baginya. Serius. Pak Abiandra mendapat julukan Pak Ganteng darinya dan mayoritas kawan-kawannya, jadi jangan ditanyakan lagi bagaimana rupawannya Pak Abiandra. Tua-tua gemes gitu deh, pokoknya. Sikapnya? Jangan ditanya. Bisa-bisa es di kutub meleleh semua saking meltingnya dapet perlakuan Pak Abiandra. Sikapnya Pak Abiandra itu begini, ngeselin tapi bikin gemes. Pokoknya apapun yang dilakukan Pak Abiandra itu cuma gemesin dan gemesin. Marah aja gemes, Pak. Pak Abiandra rajin solat, Zara tau itu. Pak Abiandra juga aktif dalam kegiatan sosial. Pak Abiandra juga jago ngemong, pokonya able--able banget deh!

Astaga, Zara kok kangen ya?

Zara tau, pasti nanti kalau dia bilang ke Pak Abiandra, doi bakal kegeeran sambil senyam senyum najis kayak kemarin, terus bilang "duh, kangen"

Duh mu itu lho Pak, menggetarkan jiwa dan raga. Padahal nggak pake nada apa-apa lho ya Bapak bilangnya, tapi kok bisa indah gitu ya?

"Zara, tolong bikinin kopi Mas ya, dua!" ucap Mas Opi dari ruang tamu.

Zara memejamkan matanya. Mengumpati Masnya itu dalam hati. Sialan banget emang, enak-enak ngayal malah disuruh ini itu kayak babu. Tau gitu di rumah aja. Jangankan buatin Papanya kopi, mau nyuruh Zara panasin air aja nggak tega Papanya.

Mau nggak mau sebelum Zara kena semprot dari Mas Opi, Zara buru-buru ke dapur dan membuat kopi sesuai pesanan Mas Opi.

Setelah kopi pesanan Mas Opi jadi, Zara menaruhnya di nampan dan membawanya ke ruang tamu. Zara kira, rekan kerja atau tetangga Mas Opi yang datang. Tapi ternyata, sepuluh meter dari dirinya berjalan, adalah Pak Abiandra dengan setelan ala dirinya yang tengah membaca koran. Di meja dekatnya, sudah ada jus jeruk yang tinggal setengah.

 Di meja dekatnya, sudah ada jus jeruk yang tinggal setengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bangsaaat. Ganteng banget si Bapak. Gemes woy apalagi rambutnya. Abis cukur, Pak?

"Mas, ini kopinya," ucap Zara.

Spontan, Mas Opi dan Pak Abiandra menengok. Kemudian Zara meletakkan kopi itu di meja. Bersiap undur diri, suara Mas Opi tiba-tiba mengintrupsi.

"Zara, ada gurumu ini lho. Disapa dulu, dong," ucapnya.

Zara menghembuskan napasnya sebal, kemudian menurut. Menyalami tangan Pak Abiandra sebagai rasa hormat.

"Di minum Pak, kopinya.." ucapnya.

"Muka kamu pait gitu, kayak nggak ikhlas. Ntar kopinya juga pait jangan-jangan?" godanya membuat Zara melotot kepada Pak Abiandra. Kemudian Pak Abiandra tertawa.

AdiksiWhere stories live. Discover now