Chapter ~18🍁✔

31.7K 1.2K 16
                                    


"Haruskah aku terus menunggumu, hingga rasa lelahku berubah menjadi rasa keputusaan?"

Briela (FakeNerd)

****

Disinilah aku sekarang. Tempat dimana aku bisa melihat seluruh penjuru sekolah, ataupun penjuru kota. Tempat dimana aku bisa merasa nyaman dan betah. Disaat yang lain pergi kekantin untuk mengisi perut mereka, aku lebih senang berada disini. Tempat aku mencurahkan semua keluh kesahku. Bukan karena aku tak percaya dengan sahabat-sahabatku, hanya saja ada saatnya aku butuh sendiri. Bukan karena aku tak butuh mereka, hanya saja terkadang sendiri lebih indah bagiku.

Cukup lama aku termenung, hingga tak sadar ada yang duduk disebelahku. Awalnya aku kaget, namun aku langsung merubah raut wajahku.

"Sendiri aja?"

"Kelihatannya?" tanyaku dengan sedikit jutek. Brian menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mungkin ia bingung dengan sikapku.

"Em- thanks ya. Lo udah bantuin gue masalah Natasya." ucapnya dengan tulus.

"Sama-sama. Btw, gimana keadaan Natasya?" tanyaku penasaran.

"Dia udah lebih baik. Tapi belum mau membuka matanya. Mungkin mimpinya lebih indah." jawab Brian dengan tatapan sendu.

"Gue yakin dia pasti akan segera sadar. Lo yang sabar aja." ucapku menyemangati.

"Ya. Lo bener." jawabnya.

Setelah itu tak ada lagi percakapan di antara kami. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, begitu juga dengan Brian. Setelah cukup lama aku berfikir, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya--

"Ekhm- Brian.." panggilku. Brian menoleh kearahku dengan mengangkat sebelah alisnya, tanda bingung. Lalu aku melanjutkan kalimatku.

"Emm- soal Friska.. Gimana kelanjutannya?" tanyaku hati-hati.

Brian tampak sedikit merubah raut wajahnya. Matanya menyorot- kebencian. 'Apakah ia sebenci itu pada Friska?' tanyaku dalam hati.

"Biar polisi yang mengurusnya. Lo gak perlu ikut campur!" ucap Brian dengan nada tidak sukanya.

"Tapi.. Diakan juga harus menyelesaikan sekolahnya juga. Bagaimana dengan masa depannya? La-"

"Lo kenapa jadi belain dia?! Hah!?" bentak Brian dengan emosi yang siap meledak. Aku yang tak terima diteriaki seperti itupun mulai terpancing emosi. Aku bangkit dari dudukku,begitu juga dengan Brian.

"Gue gak belain siapa-siapa! Gue cuma kasian sama Friska. Hidup dia udah hancur, bonyoknya udah dipenjara. Cuma dia harapan satu-satunya buat keluarganya. Gue gak mau masa depannya juga hancur!!" ucapku sedikit emosi. Bahkan nafasku sudah memburu. Dadaku naik turun, tanda bahwa aku sudah emosi.

Brian mengepalkan tangannya. Dan memandangku dengan senyuman yang- meremehkan(?).

"Lo mikirin masa depan Dia dan lo juga kasian sama dia. Tapi lo gak mikirin gimana perasaan gue dan bonyok gue saat tau Natasya koma. Dan lo juga gak tau sefrustasi apa gue buat nyari pelakunya. Dan saat gue udah ketemu sama pelakunya, secara tidak langsung lo nyuruh gue buat ngelepasin pelakunya?! Sorry, gue gak sebodoh itu!" ucap Brian dengan emosi yang sudah meluap-luap.

Briela(FakeNerd)-END✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum