Chapter 24~🍁✔

22.8K 1K 25
                                    

" Maaf ya kalau author up-nya kelamaan😅,, jangan bosen baca ceritaku yaa,,,

Enjoy my story.. 😊😊 "

****

Dengan langkah terburu-buru Gaby berjalan cepat menuju perpustakaan. Tak peduli dengan teriakan siswa lain yang tertabrak olehnya, dipikirannya hanya 'harus cepet sampe ke perpus'.

Setibanya Gaby didepan pintu perpustakaan, ia menghela nafas lelah. Kecewa. Gaby merasa dipermainkan. Saat ia masuk kedalam ruangan itu, sepi. Tak ada satu siswa ataupun siswi yang berada didalamnya. Hanya ada guru yang berjaga diperpus.

Drrrttt drrtt drrtt

Gaby merogoh saku roknya. 1 pesan dari nomor yang tak diketahui. Lalu Gaby membuka pesan itu--

'Masuk ke dalam. Rak buku sejarah. Brian'

Itulah isi singkat pesan itu, Gaby sempat mengerutkan keningnya bingung. Kenapa Brian tak menggunakan nomornya saja?. Lepas dari pertanyaan itu, Gaby memutuskan untuk masuk kedalam, mencari rak buku sejarah.

"Ada dibagian mana sih??--" kesal Gaby, pasalnya daritadi ia mencari rak buku sejarah namun tak kunjung menemukan. Apalagi semakin ia menyusuri setiap rak buku--yang tingginya hampir 2m,, semakin gelap juga penerangan yang ada.

Didepan sana ada pintu, entah dorongan darimana Gaby mendekati pintu itu,, dengan gerakan ragu-ragu Gaby memegang knop pintu, bersiap memutar, sampai---

"Ngapain lo disini?!"

"Allhuakbar,, subhanallah.." kaget Gaby saat ada seseorang yang menyentuh bahunya..

Dengan masih memegang dadanya yang berdetak tak karuan ia berkata pada orang itu-- "Bisa gak sih kalo gak ngagetin orang? Lo pikir jantung gue bisa dibongkar pasang apa!?" kesal Gaby kepada Brian.

"Siapa yang mau ngagetin lo? Kepedean banget jadi cewek,," sinis Brian.

"Heh,, lagian kenapa lo nyuruh gue buru-buru keperpus? Asal lo tau ya perut gue laper, gue bela-belain buat dateng cepet, eh malah dikerjain--" ucap Gaby tak kalah sinis.

"Siapa yang mau ngerjain lo? Lagian bener kan kalo gue mintanya pas jam istirahat??.." tanya Brian dengan menekankan 2 kata terakhir.

"Lo kan tadi ngechat gu-- eh, tunggu-tunggu--" ucap Gaby menggantung, tangannya kanannya mengambil ponsel yang ada disaku roknya.

Sambil menunjukkan roomchat-nya "Yang ngechat gue, lo kan?" tanya Gaby memastikan..

Kening Brian berkerut "Gue gak ngechat lo sama sekali, terakhir gue ngechat lo abis itu batre hape gue abis" jelas Brian.

"Trus yang ngechat gue siapa??" tanya Gaby cemas,,

Brrakkk

"Akhhh!!"

Byurrr..

Trenggg,,,

Tiba-tiba Brian menendang pintu yang tadi hendak dibuka oleh Gaby. Gaby terkejut bukan main, begitu juga Brian. Saat pintu itu terbuka, air yang berbau sangat busuk langsung tumpah dari atas, disusul nampan berisi tepung dan juga,, Gaby benci menyebutnya, telur busuk. Bukan hal itu yang membuat Gaby takut dan yang membuat Brian cukup terkejut, benda yang terakhir jatuh adalah, pisau.

"I-itu aa-pa maksudnya?" tanya Gaby dengan terbata-bata, sambil menunjuk kedepan, wajahnya sangat pucat. Terlihat sekali kalau dia amat sangat takut.

Brian yang melihat itupun tak kalah terkejutnya, ia tak mengerti dengan situasi yang seperti sekarang. 'Apa maksud dari semua ini?' tanyanya dalam hati.

Dengan refleks Brian mendekat dan menarik Gaby kedalam pelukannya,, "Jangan takut, gue bakal selalu jagain lo" ucap Brian menenangkan sambil mengelus lembut rambut Gaby.

"Tapi, apa maksud ini semua? Gue takut" lirih Gaby dengan air mata yang membanjiri pipinya. Ia cukup nyaman dengan posisi seperti ini, ia cukup merasa aman saat berada didekat Brian.

"Lo gak perlu takut, ada gue, temen-temen lo, ada abang-abang lo juga. Lo pasti aman" ucap Brian meyakinkan.

Jauh didalam lubuk hati Brian, sungguh ia sudah menduga bahwa kejadian ini akan benar-benar terjadi. Ia mulai takut sekarang, kehadiran kembali orang itu telah membuat keberanian Brian menghilang, kenangan akan masa lalu terus menghantuinya. Tapi, sekarang ia telah lebih dari kata siap. Ia sudah menyiapkan semuanya dengan baik dan juga matang.

"Sial, kenapa harus gagal?!!!" kesal orang itu, lalu pergi meninggalkan perpustakaan.

"Lo menginginkan kehancuran Brian dan Gaby, tapi gue akan selalu berada dibarisan depan untuk melindungi mereka. Semoga lo aman, Alfina Bagaskara!!" ucap orang lain yang 'kebetulan' melihat kejadian sejak awal.

****

Maaf kalau pendek dan makin absurd,, dan maaf juga udah jarang up :v,,
Aku bakal up lagi kok tenang aja, tapi gatau kapan😂

Minggu depan up lagii :v

Tungguin aja yaa,, :)

Jangan bosen sama storyku yaa😁😁

Jangan lupa tinggalkan jejak para readers, wajib tinggalkan comment!! Vote juga 😂😂

See you next chapter

Briela(FakeNerd)-END✔Where stories live. Discover now