Chapter~20🍁✔

30.1K 1.2K 20
                                    

"Jangan terlalu memikirkan perasaan orang, yang bahkan tak pernah memikirkan perasaanmu sama sekali"

~BFN~

******

Brian Pov

Bagai air dalam aliran sungai. Dan ibarat aku adalah air itu. Aku selalu mengikuti aliran air itu hingga ke titik dimana air itu akan berkumpul. Namun, sebelum itu semua aku harus melewati banyak batu oh ati sungai yang kapan saja bisa menghambat jalanku. Dengan tetap berkeyakinan bahwa suatu saat nanti aku akan sampai ditempat dimana semua air itu berkumpul. Namun, disaat aku sudah berhasil melewati semua batu itu aku dihadapkan antara 2 jalur yang berbeda.

Aku harus memilih antara hati dan juga egoku. Hatiku ingin memaafkannya, gadis yang tampak sangat menyesal dihadapanku sambil menangis. Namun, ego ku menolak mentah-mentah kata hatiku. Ego ku lebih tinggi dibanding rasa empatiku dan rasa benciku lebih dominan dari rasa kasihan ku.

Kecewa. Itulah yang aku rasakan sekarang. Dimana gadis yang sejak kehadirannya telah menarik perhatianku, dengan usaha apapun ia berusaha menyelamatkan orang yang sangat aku benci.

Ya. Aku mulai tertarik dengan gadis ini. Bahkan aku pernah berfikir untuk mencoba mendekatinya, namun selalu saja waktu tak pernah mengijinkanku untuk mendekatinya.

Bagai mendapatkan secercah cahaya didalam goa yang gelap, aku sangat senang saat dia memberikanku formulir lomba dan ternyata dia adalah temanku saat lomba nanti. Lagi dan lagi waktu tak mengijinkanku untuk mendekatinya. Masalah ini awal dari semua kekecewaanku.

"Gue mohon. Maafin gue- gue sama sekali gak ada niatan buat Nata sampai koma-"

"Stop manggil dia dengan nama itu!! Lo gak pantes manggil dia dengan nama itu!!" bentakku pada wanita yang ada didepanku. Dadaku naik turun. Wanita dihadapanku sempat kaget dengan bentakkanku. Namun aku tak perduli sama sekali. Aku masih membencinya, untuk saat ini.

"Silahkan kalau lo mau benci gue! Gue gak perduli! Tapi tolong jangan larang gue buat deket sama dia. Gue mohon" isaknya.

Cih. Apa sebenarnya mau wanita ini??.

"Mau apa lo deketin dia?? Mau nyelakain dia lagi!? Hah!! Jawab!!" tanyaku dengan emosi yang sudah memuncak. Ku lihat Gaby maju menuju Friska, dan merangkul bahunya dan membawanya duduk disofa. Tatapannya menyiratkan kekecewaan terhadapku. Aku benci dengan tatapan itu.

"Ian-"ucapan Friska terpotong oleh bentakkanku--

"Stop manggil nama kecil gue!!"bentakku dengan menatap Friska tajam. Namun, dia menatapku dengan tatapan sendu.

"Gue gak perduli seberapa benci lo sama gue. Yang harus lo tau gue bener-bener gak ada niatan buat dia sampe koma. Ian, please percaya sama gue. Ada orang lain yang pengen keluarga kalian hancur. Dia akan kembali, Ian" ucap Friska. Aku sempat tak paham dengan ucapannya. Namun kelanjutan ucapannya membuatku menegang seketika--

"Fina, dia ada disini. Dan gue juga yakin lo pasti gak tau. Gue cuma mau ngasih tau itu aja. Gue mohon jangan benci gue lagi"ucap Friska sambil menatapku. Aku teliti tatapan itu, tidak ada kebohongan dimatanya yang ada hanya kesungguhan dalam matanya.

Namun dengan bodohnya aku tetap diam ditempat, mengalihkan wajahku. Aku masih bingung dengan ini. Kenapa dia kembali saat aku sudah melupakan semua rasa ini??

Briela(FakeNerd)-END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang