10. Manuver

1.3K 137 73
                                    

Manuver

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Manuver

•••

"Jadi urusan gue," jawab Adit, "karena semakin lo jutek, gue semakin suka."

Gesna langsung mematikan ponsel. Selain karena dia enek, terlihat juga bahwa Naraya dan Asri sudah tidak bisa mengontrol tawa mereka. Bisa-bisa ketahuan Adit kalau telepon sedang diaktifkan pengeras suara.

"Mantap!" Zella tersenyum senang. "Ini baru adek gue."

Naraya terkikik. Tawa yang sedari tadi ditahan akhirnya terlepas juga. "Cie, Gege. Gue pikir cowok yang nyasar di hidup lo cuma Guntur aja. Itu pun kutukan buat dia."

Gesna hanya cemberut. Dia sudah tidak mood untuk menoyor Naraya. Buat apa sih Adit telepon dia? Bukankah sudah jelas kalau dia akan menolak semua yang berurusan dengan Adit?

"Adit itu yang mana satu?" tanya Asri. Keningnya berkerut coba mengingat.

"Dasar codot! Jadi ... lo ketawa-ketawa dari tadi nggak tahu siapa yang telepon?" Naraya berdecak kesal lalu merenggut ponsel yang dipegang Gesna. "Adit, temannya Miko. Kan mereka sering bertiga."

Naraya mencari akun Miko di Instagram Gesna lalu menunjukkan sebuah foto ke Asri dan Zella. "Nah, yang ini, Ci. Yang pakai jaket jins ini."

"Yang pegang gitar?" tanya Zella ikut penasaran, Naraya mengiakan.

"O-oh." Asri mengangguk sambil membulatkan mata. "Ini, si Kepala Suku! Tadi beneran dia yang telepon?"

Naraya tersimpul sambil melirik Gesna. "Iya, Kepala Suku. Yang kabarnya matahin gigi orang sekali pukul."

Asri mengingat mitos itu. "Iya, iya. Woah, kok bisa, Ge? Nggak nyangka gue!"

Gesna melengos dan menarik ponselnya. "Apaan, sih. Udah nggak usah dibahas. Palingan iseng doang itu."

Saat tangan Gesna akan menutup Instagram, dia memekik.  "Anjrit! Kepencet like, woy! Mau ditaruh di mana muka gue?!"

Gesna memukul-mukul kasur dan menyurukkan kepalanya ke bantal. Tertekan like adalah kesalahan fatal saat mengintip Instagram orang.

Zella menepuk bahu Gesna, coba menghibur. "Udah, nggak apa-apa. Kayak yang gue ajarin, tadi. Lo harus pegang kendali dan balikin keadaannya. Kalau dia maenin lo, lo yang harus bisa maenin dia!"

Naraya mengepalkan tangan ke udara. Seolah barisan pasukan pada zaman penjajahan.  "Semangat, Ge. Gue dukung!"

Asri ikut mengepalkan tangan juga. "Caiyo! Semoga berhasil!"

Mereka lantas tertawa lagi. Menghabiskan malam dengan menonton juga mendengar Zella bercerita dan baru beranjak tidur menjelang pukul dua dini hari.

MATAHARI APIWhere stories live. Discover now