46. Ingatan Paling Mengerikan

436 83 18
                                    

(OST

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(OST. Saat Kau Tak Di Sini - Jikustik. Cover by. TMP)

•••

Ingatan Paling Mengerikan

•••

Gesna paham sekali dengan dirinya sendiri. Dia kalau sudah tidur, sering kali seperti bangkai dan susah untuk dibangunkan. Meskipun alarm berdering-dering sekencang apa, selagi tidak ada manusia yang menguncang-guncang badan dan memercikkan air, dia tetap akan tidur.

Hari ini, Gustav tidak pulang. Abangnya tidak bisa diharapkan untuk membangunkan Gesna agar merapat ke rumah Guntur, tengah malam nanti. Berusaha untuk tetap terjaga, Gesna menyalakan semua lampu di kamar. Gitar yang akan diberikan sebagai kado juga sudah Gesna siapkan di dekat pintu. Gitar itu gitar yang kemarin dikembalikan Adit. Yah, daripada mubazir lebih baik dikasih kepada Guntur saja.

Di rumah ini, tidak ada yang akan memainkan gitar itu. Gustav dulu suka bermain gitar. Namun, kesibukan kuliah membuat Gustav jarang menyentuh gitar lagi. Segala maket, segala desain baik yang di kertas maupun yang di komputer, membuat muka Gustav berlekuk-lekuk. Boro-boro mau main gitar, jika sedang luang, abangnya itu lebih memilih tidur seharian atau menonton televisi. Dan belakangan, Gustav jarang sekali memiliki waktu luang.

Gesna memilih meraih buku sketsa. Dia mau menggambar sekaligus sebagai ucapan ulang tahun nanti. Tangannya menarik garis pelan dan melengkung, menggambar siluet seorang manusia berbadan tinggi. Sisi kanan dan kirinya diberi sayap. Bukan manusia, Gesna sedang menggambar malaikat. Guntur itu guardian angel. Meski sekarang yang harus dijaga Guntur bukan dia lagi, Guntur tetap penjaga yang baik.

Gesna lalu menggambar gitar, gitar dengan rangka kosong di tengah. Khas gitar yang akan dia berikan. Malaikatnya sedang bermain gitar di taman seindah surga, dikelilingi bunga-bunga mekar, langit biru terang berawan putih dan rumput-rumput yang hijau sempurna. Tak lupa Gesna menggurat inisial namanya JGV dan ucapan 'Selamat Ulang Tahun, Gun!'

Bibir Gesna mulai menguap, matanya memberat. Ya ampun, masih jam sepuluh malam. Masih ada hampir dua jam lagi dia harus bertahan agar tidak tidur. Minum kopi? Apa dia membuat kopi saja, ya?

Efek letih sehabis latihan memang membuat badan ingin tidur saja. Gesna yang sudah menyeduh kopi kemudian meletakkan cangkir itu di meja. Dia beralih ke jendela dan membuka daun jendela, duduk di kusen sekadar menghirup angin malam. Menimang-nimang ponsel yang tidak ada pemberitahuan, Gesna ingin menelepon seseorang.

Dari tadi, pesannya kepada yang lain hanya dibalas singkat atau belum dibaca. Asri dan Adji bilang sudah mengantuk, ingin tidur. Kemungkinan anak basket yang lain juga seperti itu. Naraya tidak membaca pesan hingga malam, mungkin juga sudah tidur. Biasa yang belum tidur kalau malam-malam dan sering mengiriminya pesan itu cuma Adit, sih.

MATAHARI APIWhere stories live. Discover now