11. Pelangi

1.1K 112 34
                                    

Pelangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelangi

•••

Baru selangkah Gesna memasuki rumah Guntur, pekikan senang Pelangi sudah menggema. "Kak Gesnaaaaa."

Gesna menutup kedua telinga ketika Pelangi menghambur ke arahnya dan memeluknya. Raut kekanakan itu setengah merajuk. "Ke mana tadi malam? Kok udah dua minggu nggak ke sini, sih?"

"Kak Gesna sibuk pacaran, Ngi," jawab Guntur membuat Gesna ingin menelannya bulat-bulat.

"Mana mungkin. Kak Gesna nggak punya pacar. Iya kan, Kak?" Pelangi menggelantung di lengan Gesna. Ia hanya mengangguk atas pertanyaan adik kecilnya itu.

Guntur menahan tawa. "Lagian siapa yang mau sama orang gragas kayak dia, Ngi."

"Heh!" Tendangan Gesna lepas juga ke arah Guntur. "Jangan racuni Pelangi dengan argumen lo itu."

Badan Guntur berguncang, tawa berdengihnya lepas. Ia menarik sejumput rambut Gesna. "Satu dunia juga tahu itu, Gege sayang. Lo sih nggak bakal laku kalau nggak berubah. Nggak ada yang berani sama lo."

"Dikata gue Sailormoon pakai berubah."

"Nggak cocok lo jadi Sailormoon. Boboiboy aja deh."

Gesna baru selesai mandi. Rambutnya masih basah. Dia pasrah saat Pelangi menggiringnya menuju kamar anak itu.

"Stop. Abang nggak usah ikutan. Ini urusan cewek." Pelangi berdiri di depan pintu kamarnya, meminta Guntur untuk pergi.

"Widih... Lo pikir gue bawa Gesna ke sini buat lo doang? Sok oke amat lo nyabotase dia." Abang Pelangi itu berkacak pinggang tidak mau kalah.

Tidak peduli oleh jawaban Guntur, Pelangi melambaikan tangan, dan memberikan ucapan selamat tinggal. "Nanti! Pakai giliran. Kak Gesna ke sini kan buat Pelangi. Udah abang tidur aja kek, nonton kek, nyapu kek, mandi kek atau pesan makan. Mamah Papah kondangan soalnya. Bye," sahutnya kemudian menutup dan mengunci pintu.

Gesna dapat mendengar daun pintu itu sempat digedor Guntur. Kakak-adik itu berjawab-jawaban dari dalam dan luar pintu. Dia hanya tersenyum sambil duduk di atas kasur Pelangi melihat keributan yang ada. Ada rasa yang hangat menjalarinya ketika merasa diperebutkan. Ia merasa dianggap penting. Ia merasa dianggap ada.

Setelah selesai perdebatan sengit, Pelangi duduk di sampingnya. "Kak, Pelangi mau cerita."

Mata bulat Pelangi mengerjap lucu. Gadis kecil itu telentang di samping Gesna sambil melihat langit-langit. Kamar Pelangi yang dominan warna putih ini terasa nyaman dengan dekorasi yang sangat feminin. Ranjang berwarna putih dipasangi seprai berwarna merah muda. Lemari pakaian dan kaca besar juga berwarna putih, terlihat manis dengan gorden bermotif flamingo.

"Kak Gesna pernah suka sama cowok, nggak?" tanya Pelangi mau tahu.

Gesna tersenyum kecil dan bertanya balik, "Kenapa?"

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang