51. Sinyo

594 85 71
                                    


¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


(OST. Aku Tenang - Fourtwnty)

•••

Sinyo

•••

Adit coba untuk menguraikan pelukan Gesna. Kelakuan Gesna hari ini aneh, mengguncang keteguhan hati yang tidak mau berharap lagi. Bukan dilepas, Gesna semakin mengencangkan pelukan. "Ges. Tolong lepas, jangan bikin gue bingung."

"Maaf." Cewek itu masih terseguk-seguk. Dada Adit rasanya sesak, mendengar tangisan Gesna yang sangat menyayat. "Maaf, Adit."

"It's okay. Gue juga salah, kok. Jadi ... udah, nggak usah lo pikirin. Baju gue basah banget, entar lo masuk angin," ujarnya kembali melepas pelukan Gesna. Apa Gesna tadi menangis karena merasa sedih, bersalah atau ada perasaan lain?

"Gue juga basah, kok," sahut Gesna terisak. Muka itu seperti sangat merana, menatapnya dengan pandangan curiga. "Lo udah nggak sayang gue lagi, ya?"

Adit hanya menarik senyum datar, tidak mau membalas. Dia hanya ingin pergi secepatnya sebab kalau di sini, keinginan untuk memeluk dan mengusap tangis Gesna sangatlah besar.

"Gesna, stop," elak Adit waktu Gesna memeluk punggungnya kembali. "Lo udah tahu perasaan gue. Tolong jangan jadiin itu senjata buat lo memaksakan semua keinginan lo."

Kepala itu menggeleng-geleng di punggungnya. Seakan nggak terima sama ucapan barusan. "Gue... G-gue sayang lo, Dit."

"Lo sayang Guntur, bukan sayang gue," potong Adit lalu mengerjap. Merasakan kesakitan dari kalimatnya sendiri.

Pelukan yang melingkarinya luruh. Cewek itu merosot dan memeluk kedua kaki sendiri, menangis dengan tersedu-sedu. Adit tidak pernah suka melihat orang yang disayanginya menangis. Dia mengusap kepala Gesna pelan. "Nggak capek nangis terus? Mata lo sembap melulu belakangan ini."

Tangisan Gesna semakin keras. Bagaimana dia bisa abai kalau Adit memperhatikannya sejauh ini? Itu pun karena Asri memberitahunya kalau Adit memergoki Naraya membantu dia memanjat. Kata Asri, Adit mempermasalahkan lutut Gesna yang sakit. Kenapa dia bisa tidak tahu diri ketika disayangi orang? Gesna menangkap tangan Adit dan menarik cowok itu untuk ikut berjongkok. Merangsek ke pelukan Adit, melabuhkan tangis di sana. "Guntur sahabat gue, pasti gue sayang, tapi gue juga sayang lo!" seru Gesna terbenam dalam dada Adit.

Itulah jawaban yang Gesna dapatkan tadi. Jawaban dari semua kegelisahan dan ketidakseimbangan belakangan ini. Ternyata, dia juga menyayangi Adit. Ternyata, dia ingin ada Adit di sisinya untuk bertukar cerita, tertawa dan bercanda. Ternyata, dia kehilangan Adit jika cowok itu berubah menjadi asing. "Adit," tegurnya ketika menyadari Adit hanya diam.

MATAHARI APIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora