17. Sisi Lain

1K 120 59
                                    

(Masih belum ada ide sound track-nya apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Masih belum ada ide sound track-nya apa. Ada ide?)

Disclaimer: Mau ketawa, mau maki, mau baper ya silakan aja. 😘

•••

Sisi Lain

•••

Adit masuk kembali ke ruang rawat. Tadi, karena bosan diam-diaman di kamar sama Gesna, ia memilih keluar untuk membeli kopi sekaligus mencari angin.

Beruntung, di dekat rumah sakit ada kedai kopi yang buka dua puluh empat jam. Dia bisa duduk di sana dan mengisap sebatang dua batang rokok, juga mengabari Miko kalau besok tidak datang ke sekolah. Meminta sahabatnya itu buatkan surat izin sakit untuk dia.

Ketika masuk, Gesna sudah menelungkupkan kepala di samping Gandhi. Mukanya tenggelam di dalam lingkaran yang dibuat dari lengan sendiri. Rambut lurusnya jatuh ke depan, menutupi lengan.

Ruang rawat ini cukup luas, maklumlah kelas yang dipilih adalah kelas teratas. Selain ada ranjang pasien, terdapat satu sofa, satu tempat tidur penjaga, meja dan empat kursi makan, televisi, dan kulkas juga kamar mandi di dalam. Hampir menyerupai hotel. Sayang, di mana-mana bau rumah sakit tetap sama dan tidak bisa menipu hidung.

Adit menghampiri Gesna, mencoleknya. "Gesna. Lo tidur? Pindah sana ke kasur."

Cewek yang dicolek tidak bergerak. Dia tidur sambil duduk. Adit bimbang, antara ingin tetap membiarkan saja Gesna dalam posisi itu atau ...

Adit berdecak, tidak tahu mengapa merasa tidak nyaman dengan pemandangan itu. Dia lalu meraih tengkuk Gesna. Kepala itu ditaruh di lengannya.

Kursi Gesna digeser Adit dengan kakinya. Menciptakan jarak antara Gesna dengan ranjang pasien. Setelah longgar, sebelah tangannya mengambil kaki Gesna. Kemudian memindahkan cewek itu ke kasur.

Gesna tetap tidur saat direbahkan ke kasur. Adit menilik muka itu. Ternyata wajah yang selalu garang bisa terlihat lembut saat tidur. Mungkin karena saat tidur, raut muka tidak bisa dibuat-buat.

 Mungkin karena saat tidur, raut muka tidak bisa dibuat-buat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MATAHARI APIWhere stories live. Discover now