Konstelasi, Tabrakan, dan Pilihan.
"Kita harus pikirkan cara lain. Bagaimana dengan ESA? Apa mereka bisa meretas A-397? " Ethan berbicara melalui video call dengan Damian.
"Lapisan Vibranium telah di rancang khusus untuk sistem pengamanan utama. Bahkan radiasi Mars saja tidak bisa menembusnya! Apalagi jika hanya sinyal direct biasa! Yang benar saja!" Damian merasa bahwa Ethan mungkin sudah tahu caranya, sudah tahu apa pilihannya. Hanya saja ia masih berusaha menetralisir pilihannya yang merugikan River.
"Tidak bisakah kau perlambat laju pesawatnya saja? Itu lebih praktis untuk mengulur waktu sehari setelah meteor itu jatuh dan kalian bisa selamat semua!" Damian berusaha mengaitkan bahwa hal itu tidak terhubung oleh kendali otomatis juga.
"Rem-nya. Ide bagus. Aku bisa memotong kabel rem-nya, dan kami akan semakin cepat melaju. Resikonya, A-397 tidak akan bisa berhenti dengan normal nanti. Percayalah. Semua idemu sudah kami utarakan jauh sebelum kau memberitahu kami, bung." Ethan terlihat kacau, kantung matanya membesar.
Damian menghela nafas. Ia mendangak, menatap langit-langit ruangan. Berusaha mencari ide lain yang sekiranya membantu kedua belah pihak.
(Ilustrasi Damian)
2 hours before Mars,
"Apa yang akan kita lakukan, Ethan?" Luis membuka suara.
"Kita tidak melakukan apa-apa, pesawat ini yang akan melakukannya."
"Apa kau benar-benar ingin mengambil cara pertama? Semua ini hanyalah sia-sia saja. " Alan berdecak, heran akan situasi tim-nya yang selalu saja rumit.
"Kau mengambil cara pertama, sama saja kau mengulang kesalahan yang sama pada River, seperti dulu!" suara Megan naik oktaf.
"Kalau aku mengambil cara kedua, sama saja aku menambah masing-masing kesalahan pada kalian, Helliot! Aku memikirkan kalian, juga River. Aku memprediksi, bukan hanya bisa mengomentari! Aku berfikir logis, dan kau Megan, menganggapku egois? Kau pikir apa yang aku lakukan? Hanya satu orang yang menjadi penyebab masalah ini. Namun dampaknya, menuju banyak orang." Mata Ethan memerah, ia tak cukup tidur. Memang, siapa yang dapat tidur dengan situasi genting dimana meteor dahsyat bisa menabrak pesawatmu kapan saja.
"Aku minta maaf. Pilihan pertama maupun kedua sama-sama merugikan." Megan menunduk, semua kru juga terdiam, merasa bersalah kepada sang kapten.
"30 menit lagi, teman-teman. Fenomena ini akan direkam oleh A-397. Sebagai arsip bahwa meteor ini, menjadi saksi gagalnya misi penyelamatan astronot River Natheles." Luis mengaktifkan mode rekam dari kaca depan pesawat.
NASA
River hampir menjadi belalang kayu. Berat badannya menurun menjadi hampir sekitar 42 Kg. Ketika ia sudah kembali ke Bumi, bukan hanya dokter gizi saja yang ia butuhkan, tapi juga seorang psikolog. Mars telah mengubah mental dan psikis-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASA (1) | SUDAH TERBIT
Science FictionDiterbitkan oleh Erye Art, 2019 [𝗦𝗲𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗯𝘂𝗸𝗮 '𝗡𝗔𝗦𝗔'] Ketika NASA gagal menyelamatkan krunya yang tertinggal diruang angkasa. Cerita Sci-fi yang mengedukasi mengenai ilmu kebumian : Astronomi. Start : Desember 2017 Science fiction...