Part 6

107K 9.3K 1.8K
                                    

SESUAI dengan perkataan Jaehyun kemarin. Ia benar-benar mengajak Taeyong untuk pergi keluar. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil dengan Jaehyun yang fokus menyetir dan Taeyong asik bergumamㅡsuara lagu yang mengalun lembut pada radio mobil membuat otak Taeyong sedikit rileks.

Tapi saat Jaehyun mengemudikan mobilnya ke daerah perbukitan. Taeyong mengerenyit bingung. "Kemana tujuan kita Jaehyun?"

Mengulum senyum. Jaehyun melirik pada Taeyong yang terlihat kebingungan. "Suatu tempat Mom, kau akan menyukainya."

Taeyong memberenggut. Hey! Harusnya Jaehyun menjawab apa yang ia tanya, bukan hanya mengatakan suatu tempat yang membuat Taeyong semakin penasaran! Lagi pula Taeyong heran, bagaimana Jaehyun bisa mengetahui jika ada tempat yang bagus di perbukitan seperti ini? Bukankah Jaehyun tidak pernah pergi kemana-mana?

"Memangnya kau tahu dimana tempatnya?"

"Tentu. Ayah sering mengajakku kesana untuk berburu." ujarnya membuat Taeyong mengangguk; mengerti.

Tidak heran. Sejak Jaehyun kecil, Yunho selalu mengajak Jaehyun memburu. Melatih ketangkasan Jaehyun dan indra penglihatan serta pendengaran. Yunho tidak ingin anaknya tumbuh menjadi seseorang yang lemah.

Jaehyun harus tumbuh menjadi anak yang kuat. Agar bisa meneruskan famili yang ia buat dan juga agar bisa melindungi Taeyong. Yunho ingin jika Jaehyun bisa lebih hebat darinya.

Menit berlalu. Mobil Jaehyun memasuki kawasan hutan, hanya ada pepohonan yang menjulang tinggi. Menghalangi sinar matahari yang ingin masuk dan menembus tanah. Tempat itu terlihat sangat sejukㅡTaeyong membuka jendela mobil dan menghirup udara dingin yang berhasil membuat tubuhnya mengigil karena kedinginan. Tapi Taeyong menyukai sensasi itu.

Mengulurkan sebelah tangan. Jaehyun mengenggam tangan kecil Taeyong dan mengecup punggung tangan sang ibu. Membuat pipi Taeyong bersemu merah saat mendapat perlakuan semanis itu.

Jaehyun itu sangat tidak bisa di tebak. Terkadang tingkahnya akan menyebalkan, otoriter dan menakutkan. Tapi terkadang Jaehyun juga bersikap manis padanya, seperti sekarang.

Pernah saat dulu Taeyong terjatuh di tangga. Jaehyun merawatnya selama 24 jam, menemaninya dan menyanyikan lagu yang selalu bisa membuat Taeyong merasa lebih baik.

Taeyong merasa sangat beruntung bisa memiliki anak seperti Jaehyun. Tapi kini sepertinya keadaan itu mulai berubah. Taeyong tidak lagi melihat Jaehyun sebagai anak, namun sebagai takdirnya.

Mobil yang Jaehyun kendarai berhenti di pinggir hutan. Dahi Taeyong berkerut saat melihat kesekeliling dan tidak menemukan sesuatu yang ia sukai. Bukankah tadi Jaehyun bilang ia pasti akan menyukai apa yang Jaehyun siapkan?

"Tidak ada apapun disini." ujar Taeyong; merasa kecewa.

Jaehyun terkekeh. Mengecup pipi Taeyong sebelum melepaskan seatbelt miliknya dan milik Taeyong. "Kita harus berjalan selama beberapa kilometer, aku akan menggendong Mommy jika Mommy lelah." lalu setelah itu ia keluar dari dalam mobilㅡdiikuti Taeyong yang wajahnya tertekuk sebal.

Berjalan? Oh sungguh, Taeyong itu paling tidak senang jika disuruh berjalan! Apalagi jika jaraknya berkilo-kilo meter.

Mendekati Jaehyun. Taeyong langsung melompat keatas punggung Jaehyun dan memeluk leher sang anak dengan erat. "Gendong Mommy dari sekarang, Mommy sudah merasa lelah." rengeknya.

Mother《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang