Part 11

61.8K 7.3K 762
                                    

SETELAH menghabiskan para rekan famili yang tidak berguna itu akhirnya Jaehyun bergegas untuk pulang kerumah saat Eunwoo baru saja memberi tahu jika Taeyong sudah siuman dan mencarinya.

Oh Tunggu. Berapa jantung yang sempat ia makan tadi? 4 atau 5? Ah setidaknya semua jantung itu memberi Jaehyun tenaga berlebih. Ia mungkin bisa berlari menuju rumah dengan kecepatan 180km/jam dengan berlari. Hey! Sudah di katakan jika Jaehyun itu monster bukan?

Dengan langkah tergesa Jaehyun memasuki ruangan steril yang di tempati oleh Taeyong. Ia mengabaikan baju serta mulutnya yang dihiasi oleh noda darah. Yang jelas saat ini Jaehyun tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu Taeyong.

"Mom!" suara berat itu membangunkan Taeyong dari tidurnya. Ia membuka mata dengan lebarㅡ seketika kedua sudut bibirnya tertarik; membentuk senyuman saat melihat Jaehyun sudah berada di hadapannya.

Sedangkan Jaehyun sudah tertawa lega. Ternyata benar, Taeyong sudah sadarkan diri. Hanya saja kondisinya masih sangat lemah, apalagi tulang rusuknya yang patah membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih.

Tapi itu tidak masalah. Selama Taeyong akan baik-baik saja. Jaehyun akan selalu menungguㅡ sampai kapanpun itu.

Tatapan Taeyong jatuh pada seluruh tubuh Jaehyun yang di penuhi oleh tato ukiran kuno. Mata lelaki tampan itu semula berwarna cokelatㅡ tapi kini sudah berganti dengan warna merah. Cukup menyeramkan, tapi tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Jung Jaehyun. "Kau terlihat beda.." suara Taeyong terdengar sumbang. Pipi tirusnya membuat Jaehyun meringis.

Memang sialan Park Chanyeol. Lelaki tinggi itu tidak memberi Taeyong asupan nutrisi! Membuat tubuh lelaki cantik itu terlihat sangat menyedihkan. Seperti kulit yang langsung menempel pada tulangㅡ tidak ada daging yang tersisa.

Jaehyun tersenyum. Menarik kursi dan duduk di sebelah Taeyong, lalu meraih jemari kecil itu dan menggenggamnya dengan erat. "Dan kau terlihat menyedihkan Mom.." gumamnya jujur; membuat Taeyong terkekeh pelan.

Ia tahu jika dirinya terlihat menyedihkan. Tapi seorang omega seperti dirinya bisa apa? Melawan Chanyeol saja ia tidak bisa. Jika melawapun, maka kondisinya akan lebih parah dari ini. Masih hidup dan masih bisa melihat Jaehyun saja Taeyong sudah bersyukur.

"Aku merindukanmu.." bisik Taeyong lemah; matanya kembali menutup secara perlahan. Mungkin ia terlalu lelah, kondisinya belum stabil dan Taeyong juga tidak bisa memaksakan dirinya untuk terus sadar.

Menatap perban yang melilit pada kepala Taeyong. Jaehyun tersenyum getir, ia mengecup punggung tangan serta jari-jari Taeyong dengan begitu lembut. "Aku juga merindukanmu Mom.." balasnya tulus.

Setidaknya Jaehyun sudah merasa puas karena Taeyong siuman. Jika ibunya itu masih ingin beristirahat, maka Jaehyun tidak akan melarang. Ia cukup menyesal karena tidak bisa menyelamatkan Taeyong tepat waktu.

Suara pintu yang terbuka membuat Jaehyun langsung menoleh ke belakang. Ia menemukan Mingyu yang berjalan ke arahnya dengan senyuman kecil di bibir.

Dengan itu Jaehyun kembali memusatkan perhatian pada Taeyong yang sudah tertidur nyenyak. Membiarkan Mingyu berdiri di sisinya.

Walaupun Jaehyun adalah seorang monster. Ia tidak akan pernah menyakiti Taeyong, karena bagaimanapun lelaki cantik itu adalah alasan hidup dan matinya. Jika dulu Taeyong tidak melahirkannya, maka Jaehyun tidak memiliki alasan untuk hidup. Benarkan?

"Maaf baru bisa menjenguk. Aku baru saja kembali dari China." suara Mingyu terdengar menyesal; ia menaruh satu tangan pada pundak Jaehyun dan meremas pundak itu dengan lembutㅡ memberi sedikit kekuatan.

Mother《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang