Part 16

53.7K 5.7K 1K
                                    

SENYUM Jaehyun mengembang saat melihat sosok yang ia cintai sedang tidur diatas sofa ruang tamu. Oh, mungkinkah Taeyong menunggunya sedaritadi?

Hari ini terlalu banyak hal yang harus Jaehyun kerjakan hingga ia pulang larut malam, apalagi saat Juyeon memberitahu bahwa dirinya tidak sendiri. Ada monster sepertinya di luaran sanaㅡah lebih tepatnya di daerah London bagian hutan epping. Ia juga belum tahu pasti apakah mahluk itu sama sepertinya atau tidak, namun terlihat sangat jelas ukiran kuno yang juga ada di tubuh sosok di dalam foto ituㅡsama seperti Jaehyun yang memiliki tato ukiran kuno.

Jika hal itu benar adanya, ia harus mencari sosok itu. Karena ada suatu hal yang harus Jaehyun tanyakan, ia juga ingin tahu apa yang bisa di lakukan oleh sosok ituㅡapakah jika mereka bertarung, Jaehyun bisa menang? Atau sebaliknya? Ia akan mati karena melawan sosok yang menjadi monster lebih dulu ketimbang dirinya?

Menghela nafas, ia akhirnya berlutut di samping Taeyong dan mengecup pipi tirus si lelaki mungil dengan lembut. "Sayang.."

Tubuh Taeyong bergerak tak nyaman sebelum membuka mata dan menatap Jaehyun sayu. "Jaehyun, kau kah itu?" ia beberapa kali mengerjapkan mata sebelum dua kelereng besar itu terbuka sepenuhnya.

Senyuman manis Taeyong berikan pada Jaehyun, lalu ia segera bangkit dan memeluk leher Jaehyun dengan erat. Memberitahu berapa ia sangat merindukan lelakinya itu, walaupun mereka baru bertemu pagi tadiㅡtapi bukankah siang, sore, hingga malam mereka belum bertemu?

"Merindukanku?" Jaehyun tertawa kecil, ia mengangkat tubuh Taeyong seperti koala lalu membawa sang mate masuk ke dalam kamar.

Taeyong mengangguk, menenggelamkan wajah pada ceruk leher Jaehyun untuk menghirup wangi memabukkan yang menguar dari sana. "Sangat merindukanmu."

Di sepanjang perjalanan Jaehyun tidak berhenti untuk mengecupi wajah Taeyong. Entah itu pipi, rahang, bahkan leherㅡpekerjaan sebagai seorang kepala mafia terasa berat belakangan ini. Ia membutuhkan Juyeon secepatnya.

Setelah sampai di kamar, Jaehyun merebahkan tubuh Taeyong diatas kasur lalu mengusap dahi omeganya dengan penuh kasih sayang. "Harusnya kau tidur di kamar, jangan di luar seperti tadi."

Bibir mungil Taeyong mengerucut, ia memegang tangan besar Jaehyun dengan kedua tangan. "Aku ingin menunggumu Jaehyun.."

"Tapi aku tidak mau kau tidur diluar seperti tadi sayang, kau bisa tidur di dalam jika ingin menungguku." bukan apa-apa, hanya saja, Jaehyun takut jika ada orang yang ingin menjahati Taeyong saat lelaki itu sedang tertidur.

Mereka hidup di dunia gelapㅡdunia mafia, apapun bisa terjadi. Pengkhianat adalah hal yang lumrah, di mansion Jung sangat banyak pelayan, jadi Jaehyun takut jika salah satu diantara pelayan itu adalah seorang penghianat.

Mungkin mulai besok, Jaehyun harus mengurangi pekerja di dalam rumah. Ia tidak membutuhkan banyak orang jika mereka semua hanya berniat untuk menusuknya lewat belakang. Jika mereka ingin mencelakai Jaehyun, maka itu bukanlah hal besar. Namun beda lagi jika urusannya adalah Taeyong.

"Tidurlah disini Jaehyun, biarkan aku memelukmu." gumam Taeyong pelan, satu tangannya sudah menepuk sisi kosong di sebelahnya.

Tanpa berkata apapun Jaehyun segera merebahkan tubuhnya disana lalu menarik Taeyong ke dalam dekapan hangat. Menikmati bagaimana rapuhnya Taeyong saat ini, bahkan Jaehyun bisa saja meremukkan seluruh tulang di tubuh Taeyong hanya dengan satu sentakkan. Tapi sayangnya ia tidak akan melakukan hal tersebut.

"Tidurlah Taeyong." lidahnya terasa kelu, belum terbiasa memanggil sang Ibu hanya dengan nama walaupun ia harus membiasakan.

Wajah Taeyong tenggelam di dada bidang Jaehyun, ia sangat menyukai pelukan ini. "Apakah besok kita bisa pergi bersama?"

Mother《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang