#104 ; i told the Stars about You

10.8K 1K 233
                                    

TaeGi
[ e s - c a m p u r ]

Daily Instagram•

Special chapter

.

.

.

.

.

semesta, kemana pergi nya semua kilauan mu?

.

Satu bulan yang gelap gulita dan stok air mata Taehyung telah mengering sempurna. Tidak ada lagi isakkan, tidak ada lagi tangisan tengah malam, yang tersisa hanyalah sakitnya hati yang tak kunjung mereda. Semakin lamat semakin melebam, hingga Taehyung mati rasa dibuatnya. Yoongi masih sama, masih sangat cantik, masih istrinya, masih ibu dari ketiga anak-anaknya yang berkilauan. Dan Taehyung masih sangat mencintainya tidak peduli sekalipun langit runtuh. Genggaman Taehyung tidak pernah tidak egois, tidak peduli pula jika tangan kurus Yoongi dinginnya sudah menyaingi es batu─dan akan hancur lebur dalam genggaman jemarinya. Dokter bilang tidak memungkinkan lagi untuk kembali hangat. Tapi Taehyung punya iman, dia punya Tuhan.

"Apa aku pernah bilang kalau kamu tidur sangat cantik?" desahnya, dengan suara yang terkubur dan menghilang detik demi detik, setia berada di sisi, mengukuri jemari yang bertautan, sama-sama kehilangan isi dan cincin pernikahan yang melonggar. Namun, masih tetap indah─akan selamanya indah. "Sejujurnya, aku lebih suka melihat matamu,"

Matanya bergulir pada kenangan, serpihan kaca-kaca memori yang indah dengan caranya sendiri. Sebagaimana sorot mata Yoongi berkilauan tulus, menyebut namanya dan menolak halus banyak cincin yang ingin menghiasi sang jari manis. Taehyung tidak tahu lagi bagaimana caranya ia mengucap syukur, dan bagaimana hati bekerja begitu natural sekalipun keduanya dipisahkan benua setelah bertahun-tahun.

Kenapa waktu selalu berhasil mencurimu dariku.

Taehyung dan mimpi besarnya, lebih kuat dari egoisme siapapun.

Disini, tidak ada hati yang berani berseru, tidak ada pula kurva bibir bergerak dalam intonasi kejujuran. Dimana Taehyung masih larut dalam estimasi standar kalau penolakan adalah hal mutlak, keraguan menggerogotinya lebih dulu dari hatinya sendiri. Ketika Yoongi tepat di hadapannya tanpa senyum dan mata berkaca, sedih karna sahabatnya akan pergi ke Amerika untuk belajar, karna yang Yoongi tahu, itu yang Taehyung cintai dengan begitu dalam.

"Lima tahun tidak sebentar, Taehyung," Ucap Yoongi lirih dalam dadanya. Diam-diam, seperti berbisik pada sanubari, Taehyung diam-diam menangkapnya dan menyimpan suara kecil itu dalam kotak yang ia alirkan kepada setiap saluran darah. Membawanya sebagai penebus rindu, walau akan tersisih oleh banyak kotak dan surat-surat memori tanpa alamat dengan stempel penting, Taehyung berusaha menguncinya agar tidak buyar─walau, gemboknya nampak rapuh, seperti waktu yang dapat menghancurkan siapapun.

"Aku tahu," jawabnya singkat, masih dingin seperti yang Yoongi kenal dan langsung mengundang denyutan sesak─tak diundang.

Ia pikir pelukkannya akan di balas kali ini, ia pikir berucap cinta itu mudah seperti halnya biasa sebagaimana Taehyung menyebut semua itu kelakar Yoongi dengan hak cipta. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari keseriusan yang dianggap angin lalu dan lumrah.

Daily InstagramWhere stories live. Discover now