5 ‖ Bagas yang manis

79.2K 3.5K 46
                                    

Cek mulmed ya... Ada berbagai ekspresi Keyra pas berhadapan langsung sama Bagas.

***

Keyra pov.

"Kak Bagas, Key berangkatnya sendiri aja yahhh." rengek gue kesel. Pasalnya daritadi si Kak Bagas selalu nolak pas gue bilang mau berangkat sendiri aja ketimbang bareng sama dia.

"Gak. Pokoknya kamu harus tetap berangkat bareng saya." tegas Kak Bagas sekali lagi, gue pun mengerucutkan bibir gue kesel.

"Tau ah. Kesel Key sama Kak Bagas lama-lama." kata gue sembari menghentak-hentakan kaki gue sebelum keluar dari kamar yang ada di rumah gue.

Sebenernya sih, gue sama Kak Bagas disuruh tinggal disini dulu selama seminggu. Soalnya kata Nyokap dia masih belum ikhlas ngelepasin gue.

"Loh Key, suami kamu mana?." tanya Nyokap pas gue udah ada di depan meja makan.

Gue pun menatap Nyokap dengan tatapan 'Gak suka'.

"Ihh Ma, jangan bilang suami lahh, Key kan jadi geli ngedengernya." kata gue kesel.

"Geli? emangnya kata 'suami' itu bikin geli apanya?."

Gue pun membalikan badan gue kebelakang buat liat siapa pemilik suara itu.

"Kak Bagas." pekik gue terkejut.

"Apa?!." kata Kak Bagas ketus.

Gue pun menyipitkan mata gue kearahnya Kak Bagas.

"Kok Kakak ada disini sih?." tanya gue bingung.

"Suka-suka saya lah." jawabnya jutek.

"Ishhh Kak Bagas mah gitu ke Keyra teh." kata gue kesel.

"Bodo." jawabnya yang bikin emosi gue hampir meluap kalo aja Nyokap gak langsung teriak di hadapan gue dan Kak Bagas.

"STOP !!! Kalian ini kok kayak anak kecil aja sih, udah pada gede juga." kata nyokap sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kak Bagas yang duluan tuh Ma." adu gue yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari Kak Bagas.

"Kak, Kakak ada kelas pagi kan hari ini?." tanya si Adit yang tiba-tiba aja udah muncul di hadapan gue.

Gue pun mengernyitkan kening gue bingung. Tumben-tumbenan dia nanyain jadwal kelas gue.

"Emang kenapa gitu?." tanya gue sedangkan si Adit langsung menggaruk-garuk tengkuknya yang gue pastiin cuma alibi nya dia semata.

"Adit numpang ya, motor Adit kemaren masuk bengkel, sekarang baru bisa diambil." jawab si Adit sambil natep Kak Bagas takut-takut.

Gue pun mendekatkan diri gue kesampingnya si Adit.

"Pstt-pstt, lo takut ya sama Kak Bagas?." tanya gue pelan tepat di kupingnya si Adit.

"Sedikit."

"Alahhh bilang aja--"

"Kalian ngomongin apa sih?." tanya Kak Bagas tiba-tiba.

Gue sama si Adit langsung gelagapan, gak mungkin juga kan gue bilang; gue abis ngomongin dia?, bisa-bisa nilai gue jadi taruhannya ini.

Asal lo tau aja ya, walaupun gue nikah sama dosen, tapi tetep aja gue gak punya jaminan nilai kek orang-orang yang nikah sama dosen lainnya terus dapet jaminan nilai yang bagus. Lah gue? jangan kan nilai bagus yang dijadiin jaminan, gue gak hadir aja tetep di alfa in kok. Sedih banget sih hidup gue, mana pas akadnya tau-tau gue yang jadi pengantin wanita nya lagiii. Ckckck...

Marrying With A Lecturer (END)Where stories live. Discover now