12 ‖ Hurt

50K 2.5K 83
                                    

Keyra pov.

'Cklek'

Gue pun mengalihkan pandangan gue kearah pintu masuk yang menampilkan sosok Kak Bagas.

Dari yang gue liat sih, mata Kak Bagas keliatan sayu gitu. Ditambah lagi sama raut mukanya yang benar-benar menyedihkan.

Kak Bagas pun berjalan mendekat kearah ranjang rumah sakit yang gue tempati. Tak lupa, senyuman manis yang setia menghiasi wajahnya Kak Bagas.

"Kak." sapa gue sambil tersenyum manis.

Untuk saat ini, gue bakalan ngeluapain kejadian tadi. Gue gak mau ngeliat Kak Bagas tambah marah karena kelakuan gue yang dengan seenak menguping pembicaraan dia sama Kak Agatha. Gue gak mau!.

"Kamu udah makan?." tanya Kak Bagas datar yang gue balas dengan gelengan kepala.

Gue gak mau makan-makanan rumah sakit. Rasanya Aneh, Hambar, Gak enak. Kayak makan nasi tanpa lauk.

"Kenapa belum makan Key, kamu gak kasian sama anak kamu hah?!." ucap Kak Bagas sedikit kesal.

Tapi, Kak Bagas kok bilangnya anak Key aja sih?. Kenapa bukan anak kita?. Nyesek banget sih ngedengernya.

"Ayam bakar."

"Hah?."

Gue pun mengerucutkan bibir gue keatas. Kak Bagas itu onta ya?, gak pekaan banget deh sama maunya Key.

"Ish, Key mau ayam bakar Kakak." ucap gue kesel plus dongkol.

"Jangan Ayam Bakar dong Key, Kakak capek buat belinya."

Gue pun menggelengkan kepala gue dengan tegas.

Enak aja. Giliran gue minta masih aja pake acara tawar-menawar, coba tadi, Kak Agatha minta buat beliin itu, langsung dibeliin.

"Gak mau. Titik. Key mau ayam bakar. Biarin aja, kalo Kak Bagas gak mau ngebeliin, Key gak mau makan sampe pagi." ancam gue yang buat Kak Bagas mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berujar dengan pasrah.

"Iya."

***

Gue pun menatap meja kecil yang ada dihadapan gue dengan pandangan yang berbinar-binar.

Disana ada; Ayam Bakar, jus mangga yang gue pastiin itu gak pake es sama sekali, trus juga ada sosis bakar, bakso bakar, plus makanan penutupnya yaitu-- Puding coklat.

Gue pun mengambil sendok dan garpu yang ada disampingnya untuk menyantap hidangan yang ada dihadapan gue ini.

Dengan lahap, gue pun menyantap ayam bakar terlebih dahulu sebelum ke hidangan yang berikutnya.

"Enak Key?." tanya Kak Bagas yang ada disamping gue.

Gue pun mengangguk-anggukan kepala gue beberapa kali tanpa mengalihkan tatapan gue untuk sekedar menatap wajahnya Kak Bagas.

"Kalo makan itu yang bener, Kak Bagas gak bakalan minta kok sama Kamu." nasehat Kak Bagas sambil mengelap sedut bibir gue dengan tissu.

Mendapat perlakuan seperti itu membuat tubuh gue seolah-olah diam tanpa adanya pergerakan sedikit pun.

Ini adalah kali pertamanya Kak Bagas ngelakuin hal ini ke gue, ditambah lagi, omongan dia yang sekarang udah berubah 180º.

"Cieee~ baper yaaa~" goda Kak Bagas sembari tersenyum jail.

Gue pun mengalihkan tatapan gue dari wajahnya Kak Bagas.

Tumben-tumbenan dia bisa ngejailin kek gitu. Kan biasanya kaku, kek patung.

"Ih enggak kok, kata siapa coba Key baper." elak gue.

"Alah, bisa aja kamu ngeles nya." cibir Kak Bagas.

Gue pun kembali menetralkan detak jantung gue seperti biasa. Lalu, menyantap kembali hindangan yang tersaji di hadapan gue dengan lahap.

***

"Udah kenyang?." tanya Kak Bagas sembari membereskan piring-piring serta sendok garpu bekas makan gue barusan.

Gue pun mengangguk-anggukan kepala gue dengan antusias.

"Kenyang banget malahan." jawab gue.

Kak Bagas pun mengarahkan tangannya keatas kepala gue lalu mengusap-ngusapnya dengan lembut dan pelan.

"Sekarang kamu mau apalagi hm?." tanya Kak Bagas lembut.

"Enggak mau apa-apa lagi. Key cuman mau bobo. Ngantuk." ucap gue sembari menguap lebar yang membuat tangan Kak Bagas secara refleks menutupnya.

"Kalo mau nguap itu ditutup. Nanti setan masuk loh." nasehat Kak Bagas yang lagi-lagi cuman gue balas dengan anggukan semata.

Setelah itu, Kak Bagas pun membenarkan letak posisi bantal gue seperti semula.

"Yaudah tidur gih." kata Kak Bagas setelah selesai membenarkan letak posisi bantal gue.

Gue pun membaringkan tubuh gue dengan posisi miring supaya bisa natap wajah Kak Bagas hingga gue terlelap.

"Kak Bagas disini ya, jangan kemana-mana." ucap gue sembari mengusap-ngusap pipi Kak Bagas dengan pelan.

Kak Bagas pun tersenyum manis, sebelum berujar...

"Akan saya usahakan."

***

Bagas pov.

"Eh, maksud Kak Bagas?."

"Eng... Enggak kok. Gapapa." jawab gue gugup

Syukur deh kalo si Keyra gak ngedenger. Lagian juga kenapa gue bisa keceplosan kek tadi sih?. Kalo ketahuan kan bisa jadi bencana.

"Loh, kok belum tidur sih Key. Katanya ngantuk." ucap gue dengan alis yang saling mentaut.

"Key pengen tidur. Tapi Key pengen peluk Kak Bagas juga." ucap si Keyra dengan bibir yang mencebik ke bawah.

Mendengar ucapan Keyra barusan. Gue pun langsung naik keatas ranjang rumah sakit yang dia tempati lalu mengambil posisi disamping sembari merentangkan kedua tangan gue.

"Sini. Kakak peluk."

"Beneran boleh?." tanyanya ragu.

"Kenapa harus gak boleh." jawab gue mantap.

Gue liat si Keyra pun tersenyum manis sebelum membaringkan dirinya di dekapan gue.

"Mimpi yang indah Key." bisik gue pelan.

***

Bersambung...

Gimana sama part ini. Sorry jg kemaren gue gak jadi Up. Hehe...

Noh, dapet lup lup dari babang Bagas. Katanya....
















Sayang Agatha... Wkwk....

Marrying With A Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang