7 ‖ Scared

61.6K 3.3K 69
                                    

Bagas pov.

"Cewek yang ada di foto itu siapa?."

'DEG'

Dia... Dia masih inget?... Oh god, gue harus gimana sekarang, gue takut dia bakalan marah gegara gue masih nyimpen foto itu, bahkan dimeja kerja gue sendiri.

"Emmm... Itu... Itu cuman se-- sepupu aja kok, iya sepupu." jawab gue gugup. Jujur aja, gue gamau buat si Keyra jadi kecewa kek gini, tapi... Gue masih sayang sama Agatha.

"Kak Bagas gausah ngebohong segala, Key tau kok kalo itu foto mantannya Kak Bagas, Key kira Kak Bagas bakalan jujur." ucapnya sambil membalikkan badannya memunggungi gue.

"Maafin saya." kata gue tulus sembari memeluknya dari belakang.

"Saya janji, dalam waktu dekat ini saya akan melupakan Agatha. Demi kamu." ucap gue sembari menenggelamkan wajah gue diceruk lehernya.

***

"Key." panggil gue yang hanya mendapatkan deheman sebagai jawabannya.

"Kamu liat berkas yang warna biru gak, padahal semalem Kakak nyimpennya disini loh." kata gue sembari mengobrak-abrik barang-barang yang ada diluar maupun didalam laci nakas.

"Gatau." jawabnya singkat.

Gue pun membalikkan badan gue dan menghampiri Keyra yang sedang merapikan alat tulisnya.

"Key kamu masih marah?." tanya gue lembut sembari menangkup kedua pipinya yang tembam.

"Gak."

"Kalo gitu, kenapa kamu beda banget hari ini?." tanya gue masih dengan tangan yang setia menangkup kedua pipi si Keyra.

Gue pun menghembuskan nafas dengan kasar.

"Key Kakak mohon, jangan kek gini, Kakak gak suka." tekan gue sekali lagi.

"Kalo gak suka sih yaudah." jawab si Keyra ketus.

"Kamu--"

"Keyraaaaa Bagasss, turun, kita sarapan dulu." teriak nyokap yang memotong ucapan gue ke si Keyra.

Si Keyra pun melepaskan tangan gue dengan kasar lalu berjalan kearah pintu dan menutupnya dengan kasar.

'BRAK!'

***

Keyra pov.

"Astagaaa Keyraaa, kalo nutup pintu itu pelan-pelan. Gimana coba kalo tadi tuh pintu langsung jebol? emang kamu mau punya kamar gak punya pintu?!." cerocos Nyokap seperti biasa.

Gue pun berjalan kearah meja makan dengan bibir yang cemberut.

"Tuh bibir kenapa, makin jelek aja." cibir Nyokap sembari meletakkan makanan-makanan kearah meja makan.

"Ishhh Mama apaan sih?." kata gue kesel.

"Ck, sekarang mana suami kamu?, seharusnya kan kamu datengnya barengan, gak sopan banget sih." marah Nyokap gue.

Aneh deh, perasaan sekarang yang suka dicariin Nyokap Kak Bagas mulu. Nah, gue aja yang anaknya sendiri gak pernah tuh dicariin sampe segininya.

"Pagi Ma." sapa Kak Bagas tiba-tiba sembari menuruni anak tangga.

Gue pun mengalihkan tatapan gue kearah Kak Bagas.

"Ngapain sih turun-turun segala." ketus gue.

Sedangkan Nyokap pasti udah ngeluarin mata lasernya tuh.

"Key." panggil Kak Bagas lembut.

"Hm."

"Masih marah?."

Marrying With A Lecturer (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora