10 ‖ Positif

58.5K 2.9K 271
                                    

Bagas pov.

"Key, kamu yakin tetep mau kuliah?, kamu pucet banget loh itu." ucap gue khawatir. Ya gimana gak khawatir coba?, istri gue dari semalem itu mukanya pucet banget, ditambah lagi, mintanya yang aneh-aneh.

"Key mau kuliah aja Kak. Key gapapa kok." jawab si Keyra sambil memijat-mijat pelipisnya.

Gue pun mengulurkan tangan gue kearah pipi nya si Keyra.

"Badan kamu panas banget Key, kita ke Rumah sakit ya sekarang." ajak gue lembut.

Keyra pun menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, pertanda bahwa dia menolak ajakan gue barusan.

"Key gamau, takut." ucapnya sembari menyerukan kepalanya dileher gue.

"Takut?, takut apa?." tanya gue bingung.

"Takut sama dokternya." ucapnya manja.

Gue pun mengerutkan kening gue bingung.

"Dokter nya gak gigit kok Key. Mau ya?, daripada makin pusing loh nanti." bujuk gue pelan. Lalu mengulurkan sebelah tangan gue.

"Ayok, kita ke Rumah sakit dulu." ajak gue tegas tanpa bantahan.

"Tapi--"







'BRUKKK'

"KEY!."

***

"Istri saya kenapa dok?." cerca gue saat Dokter yang menangani istri gue keluar dari ruang perwatannya.

"Bisa anda ikut ke ruangan saya terlebih dahulu?." tanya dokter itu yang langsung gue angguki dengan cepat.

***

"Begini, keadaan istri baik-baik saja, tapi... Saat saya menyarankan anda, untuk memeriksa istri anda ke Dokter kandungan."

'Deg'

Dokter kandungan?, apa istri gue lagi hamil?.

"Apa istri saya sedang hamil dok?." tanya gue ragu-ragu.

Gue liat dokter yang gue ketahui bernama; Dr. Jimmy pun langsung menganggukan kepalanya berulang kali.

Kenapa dia harus hamil sih?, gue takut. Gue takut kalo suatu saat nanti Agatha balik dan.. Gue harus ninggalin Keyra dan anak yang dikandungnya.

Setelah mendengar penjelasan Dr. Jimmy, gue pun langsung bergegas pergi menuju keruangan Keyra.

'Cklek'

"Kak Bagas."

"Loh Key, kamu udah sadar?." tanya gue basa-basi.

Sedangkan si Keyra langsung mencebikan bibirnya kebawah. Matanya mulai berkaca-kaca.

Gue pun langsung panik, ini dia kenapa sih?, gue tanya aja malah jadinya begini.

"Kamu kenapa?." tanya gue khawatir.

Keyra pun membalikan badannya memunggungi gue.

"Key." panggil gue lembut seraya mengusap-ngusap rambutnya pelan.

"Jawab pertanyaan Kak Bagas dong, kamu kenapa?." tanya gue lagi.

"Key kesel sama Kak Bagas." ucap si Keyra akhirnya.

Gue pun menghembuskan nafas gue lega. Seenggaknya dia udah ngejawab pertanyaan gue barusan, ya walaupun dengan nada yang ketus.

"Kesel di bagian mananya?, Kak Bagas gak ngerti." ucap gue jujur.

"Ishhh Key kan udah bilang, kalo Key itu gak mau dibawa ke Rumah sakit. Tuh, Kak Bagas liatkan, Key jadinya harus dirawat disini?!."

Gue pun tersenyum menanggapi perkataan Keyra barusan. Gue sekarang tau, apa penyebab dia sering marah-marah gak jelas, dan gue juga memaklumi itu semua. Pasti itu karena anak yang ada didalam kandungannya.

"Key, kamu tuh tadi pingsan, dan Kak Bagas itu harus bawa kamu ke Rumah sakit, Kakak gamau kamu sampe kenapa-kenapa." jelas gue dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

Mulai sekarang, gue harus membiasakan diri untuk menggunakan nada bicara yang sangat sangat sangat lembutttt dan manis. Gue juga gak boleh bikin dia terlalu sedih, termasuk persoalan Agatha, gue bakalan serahin itu semua kepada tuhan. Dan untuk sekarang, gue lebih memilih berada disamping Keyra. Tapi dilain sisi, gue mau Agatha balik lagi sama gue. Tapi disisi lain juga, anak gue udah tumbuh di rahimnya Keyra. Gue bingung.

"Maafin Kak Bagas ya Key. Oh iya, kamu mau tau satu hal enggak?, dan Kakak yakin satu hal ini akan buat kamu jingkrak-jingkrak seneng." ucap gue mencoba mengalihkan pembicaraan.

Keyra pun langsung membalikan badannya kearah gue. Satu hal yang harus lo tau tentang Keyra, Fyi dia itu orangnya kepoan, jadi jangan salah kalo dia langsung merespon dengan cepat.

"Apa-apa???." tanyanya gak sabaran.

Gue pun mengulum senyum gue melihat tingkahnya barusan.

"Kamu tau disini ada apa?." tanya gue sembari mengusap-ngusap perut istri gue dengan pelan.

"Emang ada apa Kak?, Key gak mungkin cacingan kan?." tanyanya was-was.

"Husss, ngomongnya jangan ngawur, emangnya kamu mau cacingan apa?." ucap gue yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari si Keyra.

Gue liat, si Keyra pun menghembuskan nafasnya lega.

"Fyuhhh, Key kira key cacingan. Hehe." katanya sembari cengengesan gak jelas.

Entah dorongan darimana, tangan gue refleks mengusap-ngusap rambut si Keyra pelan.

'Cup'
'Cup'
'Cup'
'Cup'

Gue pun mencium kening, kedua pipi, dan yang terakhir... Bibirnya. Bibir yang selalu buat gue candu untuk mengecupnya berkali-kali.

"Kamu hamil sayang..."

***

Keyra pov.

"Apa?!, Key hamil?, kok bisa?." tanya gue polos.

"Ya bisalah Key, kan kita udah nikah." kata Kak Bagas lembut.

Kok gue baru ngeh juga ya?, ternyata Kak Bagas nada bicaranya itu lembut sedari tadi. Padahal kan biasanya nada bicara Kak Bagas itu penuh aura intimidasi, dan itu... Berbanding terbalik dengan nada bicaranya Kak Bagas yang sekarang.

"Kak." panggil gue pelan.

"Hm." jawab Kak Bagas sembari menunjukan senyuman manisnya.

Gue pun menghela nafas sejenak sebelum berujar...

"Kalo Key hamil, peluang buat Kakak ninggalin Key jadi sedikit kan?, dan kalo anak kita udah lahir, apa Kakak tetap bakalan milih Kak Agatha?."

***

Sorry karna udah lama GAK UPDATE.

Jangan lupa buat Follow dan Voment nya ya...

Vote and komen lebih banyak dari part kemaren, gue usahain up secepatnya.... Hehehe😁😁😁

Marrying With A Lecturer (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora