8 ‖ Promise

58.6K 2.9K 78
                                    

Mendengar penuturan Keyra barusan, Bagas langsung menghentikan langkahnya dan terdiam mematung ditempat.

"Sa-- saya.." ucap Bagas gugup.

Terdengar helaan nafas kasar dari arah sampingnya yang ternyata adalah Keyra.

"Key.. Ngerti kok, yaudah yuk Kak, kita pulang." ajak Keyra mengalihkan pembicaraan tadi.

Bukan tanpa sebab ia melakukan itu, ia hanya tidak ingin, Kak Bagas-nya menjadi terbebani oleh perihal tadi. Jujur, saat ini hati Keyra sepenuhnya sudah dimiliki oleh Bagas seorang.

"Key, tunggu." ucap Bagas sembari mencekal lengan atas Keyra.

Keyra pun berbalik kala Bagas mencekal tangannya untuk tidak beranjak sedikit pun dari tempat kini dipijaknya.

"Saya tidak bisa menjanjikan hal itu ke kamu, tapi... Saya akan usahakan hal itu sebagai janji saya."

***

Keyra pov.

'DEG'

"Makasih Kak." ucap gue lalu berhambur ke pelukannya Kak Bagas.

"Hei.. Kok kamu nangis sih?, biasanya kan Kamu cerewet." cibir Kak Bagas sembari menghapus air mata gue.

Gue gak ngerti lagi sama sifat gue yang sekarang ini, kadang gue ngerasa ini tuh bukan diri gue yang asli.

"Ihhh Kak Bagas mahhh, ngeledekin Keyra muluuu." rajuk gue sembari mengurucutkan bibir gue.

'Cup'

Kak Bagas pun mengecup bibir gue sekilas. Gue pun cuman bisa mengerjab-ngerjabkan mata gue karena mendapatkan perlakuan Kak Bagas barusan.

***

"Kak Bagas, kita pulang kerumah Mamanya Kak Bagas?." tanya gue sembari memakan donat yang sebelumnya gue beli dipinggir jalan tadi.

"Kak?." panggil gue karena Kak Bagas tidak menjawab pertanyaan gue barusan.

"..."

"Kak Bagas masih marah ya?." tanya gue sembari menundukan kepala gue.

Walaupun gak ditanya seperti itu pun gue tau kok kalo Kak Bagas lagi ngambek mode on, pasalnya tadi Kak Bagas ngelarang gue buat beli donat ini, tapi, gue tetep aja kukuh buat minta itu donat, dannn jadilah kejadian ini... Kejadian disaat Kak Bagas lagi marah-marahnya sama gue.

"Maafin Key Kak, tapi Key kan lagi kepengen banget buat makan donat." ucap gue serak menahan tangis.

"Kalo lagi kepengen banget buat makan donat, kan tinggal bilang sama saya, nanti kita bisa berhenti dulu di restoran." jawab Kak Bagas dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Tapi Key kan pengennya yang disitu.. Hiks..." ucap gue sesenggukan.

"Udah jangan nangis, makin kesini kok kamu bukannya tambah dewasa malah tambah cengeng sih?, inget, tiga bulan lagi kamu 19th Key."

"Maafin Key yah Kak, K-- Key bakalan buang donatnya kok Kak..." ucap gue memelas sembari membuang donat-donat itu ke tempat sampah yabg tersedia didalem mobilnya Kak Bagas.

"Yaudah, tapi jangan gitu lagi, saya cuman gak mau kamu sakit gegara makan-makanannya yang kotor." ucap Kak Bagas sembari mengusap-ngusap rambut gue dengan tangan kirinya.

"Loh, kok masuk komplek ini sih?, bukannya komplek Mamanya Kak Bagas di komplek sekar arum ya?..." tanya gue yang hanya ditanggapi sebuah senyuman misterius dari Kak Bagas.

Tiba-tiba aja, mobilnya Kak Bagas berhenti di sebuah rumah yang-- menurut gue cukup luas dan mewah, kek rumah-rumah aktris sama aktor yang suka ada di tv-tv.

Marrying With A Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang