EXTRA PART : Selalu ada

73.9K 2K 219
                                    

Tiga puluh tahun berlalu, dan hari ini adalah hari anniversary pernikahan mereka. Bagas pun turun dari mobil yang di kendarai oleh Avello–– anaknya yang sudah beranjak dewasa.

Ya, Namanya Avello Ragasa Diatama. Anak pertamanya dengan Keyra. Semenjak kepergian Keyra, Bagas tidak pernah menikah lagi. Walaupun banyak dari keluarga nya yang meminta dirinya untuk menikah lagi dengan alasan, Avello butuh sosok seorang ibu. Namun baginya, sosok seorang ibu untuk Avello hanya Keyra seorang, tidak dengan yang lain.

"Ayah, beneran gak mau Vello temenin?." tanya Avello khawatir sambil memapah tubuh Bagas yang sekarang sudah tidak sekuat dulu.

Bagas pun tersenyum lembut kearah Avello lalu menepuk-nepuk pundak anaknya pelan.

"Gak usah, Ayah lagi pengen sendiri." jawab Bagas lembut.

Dengan berat hati Avello pun mengangguk, setelah mengantar ayah nya ke tepi pantai ia pun langsung pergi dari hadapan ayahnya. Memberikan ruang tersendiri untuk sang ayah mengenang sang Bunda.

Bagas pun terduduk di tepi pantai. Sore ini, pantai terlihat sepi. Seperti nya tuhan sedang berbaik hati ingin memberikan ruang untuk Bagas mengenang masa lalu.

Tanpa terasa, air mata Bagas pun terjatuh. Hatinya terasa sesak kala bayangan Keyra kembali menyeruak dalam ingatan nya. Andai saja waktu bisa ia ulang, mungkin ia akan tetap bersama Keyra. Dan mungkin saja, Keyra masih ada di sisinya sampai sekarang. Namun, balik lagi ke kenyataan. Waktu adalah waktu dan akan terus berjalan tanpa bisa ia hentikan. Bagas pun menatap deburan ombak dengan perasaan yang sesak.

Ia pun mengeluarkan surat yang sudah ia gulung dan ia tali kan dengan pita berwarna biru, warna kesukaan Keyra.

"Key, maafin aku sayang. Aku gak pernah bisa bikin kamu bahagia sampai detik-detik terakhir kamu." ucap Bagas dengan hati yang sesak.

Bagas pun memaksakan dirinya untuk tersenyum walaupun air mata masih setia berjatuhan membuat anak sungai di pipinya.

"Kamu tau sayang, aku masih milik kamu. Aku masih mencintai kamu. Cinta itu tidak pernah berkurang sedikit pun walau sudah berpuluh-puluh tahun. Keyra, happy anniversary untuk pernikahan kita. Oh ya, Anak kita sekarang sudah tumbuh dewasa. Dia akan menikah bulan depan dengan kekasih nya. Tapi, aku rasa aku tidak bisa menemaninya sampai hari pernikahan. Entah kenapa aku sudah lelah. Mungkin tidak perlu menunggu waktu yang lama lagi, kita akan bersama. Sebentar lagi sayang, tunggu aku." ucap Bagas tulus lalu bangkit berdiri, ia pun melepaskan surat yang ia pegang dan membiarkannya terbawa oleh arus ombak.

Bagas pun menatap kearah langit yang sudah mulai berwarna kuning, ia pun tersenyum penuh arti seperti membayangkan tengah tersenyum kepada Keyra.

"Kamu liat aku sayang?. Aku rapuh tanpa kamu. Aku bukan bagas jika tanpa kamu. Setengah kehidupan ku ikut terbawa dengan kepergian mu Key. Sekali lagi, aku sayang kamu. Aku mencintai kamu tanpa rasa yang pernah pudar." ucap Bagas seolah-olah tengah berbicara kepada Keyra.

"Ayah." panggil Avello di belakang nya.

Buru-buru Bagas menghapus air mata nya lalu berbalik menatap sang anak.

"Kenapa?." tanya Bagas berusaha untuk tegar.

Avello pun tersenyum kecut. Bukannya ia tidak tau jika sang Ayah habis menangis, justru ia sangat sangat sangat mengetahui bagaimana perasaan ayahnya sekarang.

"Sudah hampir malam Ayah. Angin malam tidak bagus untuk kesehatan Ayah." ucap Avello lalu merangkul pundak sang Ayah.

Bagas pun tersenyum penuh arti lalu menganggukan kepala nya menuruti perkataan sang anak.

Setelah sampai di mobil, keheningan menyelimuti kedua nya hingga perkataan Bagas yang terlontar dari bibirnya membuat jantung Avello seperti berhenti berdetak.

"Avello, Ayah tidak mau operasi. Mungkin penyakit ini adalah jembatan untuk mempertemukan ayah dengan Bunda kamu––"

"NGGAK AYAH. AYAH HARUS SEMBUH." teriak Avello dengan nafas yang memburu.

Ia pun mencengkram dengan kuat kemudinya hingga memperhatikan buku buku jarinya yang memutih.

"Ayah tenang aja. Avello udah nemuin pendonor jantung untuk Ayah. Ayah pasti sembuh." ucap Avello tegas.

Ya, Bagas memiliki riwayat penyakit jantung. Bahkan jantung nya mengalami pembengkakkan hingga 90%.

"Tidak Avello. Ayah tidak mau. Itu akan sia-sia. Bunda kamu sudah menunggu Ayah disana." ucap Bagas tenang.

Avello pun menitikan air matanya ketika mendengar perkataan sang Ayah. Tiba-tiba Bagas pun memegang kearah jantung nya yang terasa sakit, ia pun mengerang kesakitan saat rasa sakit itu semakin menjadi.

Avello kalang kabut sendiri. Ia pun membawa sang ayah ke rumah sakit terdekat di kawasan ini.

"Ayah bertahan sebentar. Kita akan sampai." ucap Avello menguatkan.

***

Dengan perasaan yang cemas. Avello pun berjalan mundar-mandir di depan pintu ruangan ugd.

Pintu ruangan pun terbuka. Dokter yang menangani ayah nya pun keluar dengan tatapan rasa bersalah.

"Maaf, ayah anda sudah tiada." bagaikan disambar petir. Avello pun merosot kebawah. Ia pun menangis tersedu-sedu akan kepergian ayah nya. Ia pun bangkit berdiri lalu menerobos masuk kedalam, ayah nya pun sudah di tutupi oleh kain putih.

"Ayah bangun ayah. Avello masih butuh ayah... Hikss." isak Avello sambil mengguncang tubuh sang ayah.

"Ayahhh..."

***

Selesai
.
.
.
.
.
.










Ada yang penasaran sama isi surat Bagas???..
Tunggu di LAST part lagi yaaa...

Btw.. Poto di mulmed bikin nyesek gak sih? Huhu

Maaf ending nya bikin kalian kecewa. Tapi ini lah kehidupan. Jangan menyia nyiakan orang yang selalu ada untuk kalian.

Tapi menurut aku, ini sedikit hppy ending sih, karna bisa kita liat dari Bagas, dia itu setia banget sama Keyra bayangin aja sampe 30th 😭😭😭.

Marrying With A Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang