19 ‖ Bagas kenapa?

41.5K 2.2K 191
                                    

Keyra menatap pantulan dirinya di cermin sembari memegang perutnya yang sudah mulai membesar. Sambil tersenyum manis, ia pun mengusap-ngusap perutnya dengan gerakan yang beraturan.

Menghela nafasnya sebentar, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja riasnya.

To : Kak Bagas
Kak, hari ini.. jadi kan?.

Send.

Keyra pun menatap layar ponselnya dengan senyuman yang tak luput dari wajahnya. Matanya menunjukan binar kebahagiaan.

Selepas semalam tadi, Kak Bagasnya menjadi lebih memperhatikannya. Dimulai dari bangun tidur sampai saat ini. Malahan, setelah ia pulang kuliah tadi. Bagas yang mengantarkannya sampai depan rumah. Oh, jangan lupakan satu hal. Bagas mengajaknya untuk jalan-jalan selepas ia pulang mengajar nanti.

'Drttt'

From : Kak Bagas
Jadi Key, kamu udah siap-siap kan?.

Keyra menggigiti bibir bawahnya, menahan senyuman yang hendak terpatri di wajahnya. Ia malu sekaligus senang. Malu karena ia setiap detik senyum-senyum sendiri. Dan senang karena kelakuan Kak Bagasnya.

To : Kak Bagas
Udah Kak.

Send.

Setelah mengirimkan pesan untuk Bagas, dengan langkah yang riang, Keyra pun berjalan menyusuri anak tangga di rumahnya.

Tapi saat ia berada di anak tangga terakhir. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Menandakan adanya pesan yang masuk.

'Drttt'

From : Kak Bagas
Tunggu sebentar... Kakak kesana.

***

"Aku gak bisa Felis." ucap Bagas sembari menepis pelan tangan Agatha yang bertengger di lengan kanannya.

Agatha cemberut. Ia tidak suka jika Bagas menolak dirinya.

"Kamu kenapa sih?!." ketus Agatha sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Masih menatap Bagas dengan tatapan yang menelisik tajam.

"Aku gak bisa. Kamu ngertiin aku dong." ujar Bagas yang mulai jengah dengan tingkah Agatha.

Melihat raut wajah Bagas yang mulai jengah. Agatha pun langsung memegang lengan Bagas dengan lembut.

"Kenapa gak bisa?." tanya Agatha lembut sembari tersenyum manis.

Bagas pun kembali menaruh tasnya di meja kerjanya. Setelah itu, ia pun balas menggenggam tangan Agatha dan membawanya menuju sofa yang berada di ruangannya.

"Aku kasian sama Keyra." ucap Bagas setelah ia mendudukan Agatha di sofa. Posisinya kini tengah bertekuk lutut sembari menggenggam kedua tangan Agatha.

Agatha pun menaikan sebelah alisnya bingung. Untuk apa Bagas merasa kasian terhadap Keyra?. Ia tidak akan membiarkan itu semua. Bisa-bisa, Bagas lebih memperhartikan si Keyra ketimbang dirinya. Dan lagi, Keyra juga sedang hamil anaknya Bagas. Dan itu juga menjadi salah satu ke khawatiran yang dirasakan oleh Agatha.

"Kenapa mesti kasian sih?." tanya Agatha dengan nada yang merengek.

Bagas tersenyum, tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut Agatha pelan.

"Dia hamil. Masa aku gak harus merhatiin dia sihhh?." ucap Bagas lembut, memberikan pengertian terhadap Agatha.

Agatha terdiam. Menimbang-menimbang ucapan Bagas barusan. Kedua tangannya masih berada di genggaman Bagas.

"Hm..." gumam Agatha pelan sembari menundukan kepalanya.

Senyuman di wajah Bagas pun mulai terbit. Tangan Agatha yang masih berada di genggamannya pun langsung ia kecup satu-persatu.

"Makasih Sayang." ucap Bagas pelan.

Agatha pun tersenyum tipis untuk menanggapi ucapan Bagas barusan.

"Tapi..."

Mendengar perkataan Agatha, Bagas pun mendongakan kepalanya keatas. Pandangannya langsung bertubrukan dengan mata Agatha.

"Tapi apa?." tanya Bagas sembari mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Jangan terlalu merhatiin Keyra waktu kamu lagi sama dia." jawab Agatha cepat.

"Gak bisa git--"

Bagas yang hendak mengeluarkan protesannya langsung terhenti kala Agatha mengucapkan serentetan kalimat yang membuat tubuhnya menegang seketika.

"Atau kita putus."

***

Keyra pun menatap Bagas yang saat ini berada disampingnya dengan alis yang bertaut bingung.

"Kak Bagas kenapa?." tanya Keyra pelan sembari memegang lengan Bagas.

"Enggak." jawab Bagas singkat sembari menepis pelan tangan Keyra yang berada di lengannya.

"Tapi--"

"Saya gapapa. Kamu ngerti gak sih?!." tekan Bagas dengan nada yang menusuk tajam.

Keyra terdiam. Wajahnya pun berbalik untuk menatap pemandangan kota jakarta dari dalam kaca mobilnya.

Bibir bawahnya ia gigiti pelan. Kenapa Kak Bagasnya berubah lagi?. Bukankah tadi malam Bagas bersikap manis kepadanya?.

"Maaf." ucap Bagas tanpa suara yang pastinya tidak dapat di dengar oleh Keyra.

Pikirannya melayang ke kejadian beberapa waktu yang lalu.

Flasback On :

"Atau kita putus."

Tubuh Bagas menegang seketika. Wajahnya pun jadi memucat.

"Kamu ngomong apaan sih?." bantah Bagas tidak suka.

Tangan yang semula ia pakai untuk menggenggam tangan Agatha pun beralih menjadi memegang pundak Agatha kuat-kuat. Membuat si empunya meringis kesakitan.

"Hhh... Enteng banget kamu ngomong kayak gitu?." tekan Bagas tajam.

Agatha pun balas menatap Bagas dengan pandangan sendunya.

"Sakit... Ba... Bagas..." ringisnya terbata-bata.

Bagas pun tersenyum miring. Senyum yang sangat mengerikan menurut Agatha.

"Maaf." cicit Agatha pelan, hampir tidak mengeluarkan suaranya.

Mendengar perkataan Agatha barusan, Bagas pun melepaskan cekramannya tangannya di bahu Agatha. Setelah itu, ia pun langsung menarik tubuh Agatha kedalam dekapannya.

"Jangan ulangi itu lagi." gumam Bagas sembari menciumi ceruk leher Agatha.

"Asal kamu jangan deket-deket sama Keyra,"

"... Atau aku bakal pergi lagi dari hidup kamu Bagas."

Flashback off.

***

Happy new year 🎉🎉🎉
Tau kok telat... Tapi gapapa lah ya... hehe...

Voment nya jangan lupa semua...

Marrying With A Lecturer (END)Where stories live. Discover now