LIMA BELAS

3.6K 773 48
                                    

"Selamat ulang tahun,  Kim Haneul!"

Bersamaan dengan suara gaduh dari dua lelaki yang tengah bertepuk tangan dan memegang sebuah kue itu,  Haneul meniup lilin angka sembilan di atas kue cokelat.  Kemudian ikut bertepuk tangan.

"Selamat ulang tahun,  sayang." Namjoon mencium kening Haneul, agak lama. Kemudian mengusap pipi Haneul. 

"Selamat ulang tahun, Haneul." Yoongi memeluk Haneul,  lalu mengusap kepala anak itu.  "Ini hadiah dari Paman." Yoongi mengeluarkan kotak kecil dari dalam sakunya, kemudian membuka kotak itu dengan senyum lebar.  Dia yakin Haneul menyukai kadonya.  Sebuah gelang emas putih berbandul bintang-bintang kecil mengelilinginya. 

"Woahhh..cantik." kata Haneul,  ketika Yoongi selesai memasangkan gelangnya,  anak itu mengusap gelang yang melekat di tangannya. "Terima kasih, Paman." Haneul memeluk Yoongi sekali lagi.

"Sama-sama." balas Yoongi mengusap punggung Haneul.

Namjoon menyaksikan dalam diam,  matanya berkaca-kaca. Ada perasaan aneh dalam hatinya saat ini,  ada rasa syukur karena Haneul bisa bertemu lagi dengan ulang tahunnya di tahun ini.  Juga perasaan takut,  yang jauh lebih besar,  takut kalau dia tidak bisa bertemu Haneul di ulang tahun yang berikutnya.  Namjoon memang tidak seoptimis yang terlihat,  dia hanya berusaha untuk terlihat seperti itu namun menyimpan ketakutannya sendiri dalam hati. 

Haneul masih terlalu kecil untuk Namjoon biarkan melihat ketakutannya akan kehilangan lagi,  tapi kadang Namjoon berpikir Haneul tahu bahwa Namjoon takut kehilangannya.  Sekarang,  Haneul jadi sering mengatakan betapa dia menyayangi Namjoon,  lebih sering memeluk Namjoon,  lebih sering menggenggam tangannya.  Seolah ingin mengatakan pada Namjoon bahwa dia masih di sana,  Haneul masih bersamanya,  dia belum kemana-kemana. Tidak untuk sekarang.

"Maaf,ya. Ayah tidak sempat membeli hadiah untuk Haneul." kata Namjoon, uh salahkan teman kerjanya Kim Seokjin yang mengambil cuti secara tiba-tiba dan melimpahkan semua pekerjaan lelaki itu padanya. Namjoon jadi harus mengerjakan pekerjaannya sendiri juga tugas Seokjin. Itu semua membuatnya kekurangan waktu untuk membuatkan bagi Haneul, kalau di tahun-tahun sebelumnya Namjoon akan memberikan hadiah hasil buatannya sendiri, meski tidak terlalu bagus, atau bahkan terkadang abstrak. Tapi sebisa mungkin Namjoon ingin memberikan hadiah yang dia buat dengan penuh cinta untuk Haneul. Kalau tahun ini.. jangankan membuat, untuk membelinya saja Namjoon merasa tidak punya waktu. "Haneul mau hadiah apa? nanti ayah belikan."

Haneul nampak berpikir, "Haneul mau...., Paman Taehyung!" seru Haneul riang ketika melihat Taehyung membuka pintu kamar rawat dengan senyum canggung.

Yoongi melengos ketika Taehyung berjalan masuk, memilih berdiri di samping Namjoon saat Taehyung mendekat pada kepala ranjang Haneul. Gadis kecil itu tersenyum lebar, terlebih ketika jemari Taehyung menjamah pucuk kepalanya dengan begitu lembut.

"Bagaimana kabarmu?ahh..sepertinya kau terlihat sangat baik hari ini."

Haneul mengukir senyum lagi "Paman benar! Aku bahagia sekali dan merasa baik, mungkin karena hari ini aku ulang tahun"

Celotehan itu menumbuhkan kesegaran bagi tiga lelaki  di sana. Terlebih itu Taehyung yang selalu merasa begitu merindukan presensi Haneul setiap saat.  Sedangkan Namjoon sendiri juga tak pernah merasa puas dengan segala hal manis yang gadis itu tunjukan, lelaki itu selalu merasa ingin lebih jika itu menyangkut tentang putri manisnya.

"Ya Tuhan! Bagaimana paman sampai tidak tahu hari ulang tahunmu!" Taehyung sok memekik, pura-pura lupa kendati tujuan utamanya datang menemui Haneul adalah untuk sedikit memberi kejutan dan hadiah untuk Haneul.

Taehyung ingin tahu bagaimana rasanya menikmati ulang tahun Haneul. Hari di mana seharusnya dia lebih berani untuk menerima putirnya dulu. Hari di mana seharusnya bisa dia lewatkan setiap tahun dengan bahagia, namun dengan segala sifat pecundangnya dia malah merusak tatanan yang seharusnya bahagia menjadi sebuah kerumitan yang tengan dia berusaha perbaiki sekarang.

Send My Letter to Heaven ✔Where stories live. Discover now