Lost and Found

406 35 8
                                    

"Ayo tangkap aku kalau kalian bisa!"

Teriakkan Son Na Eun gadis manja berusia 24 tahun itu begitu nyaring terdengar oleh para pengawal.

"Ayolah nona, jangan terus lari dari kami, kami hanya di perintahkan Tuan Besar untuk membawa nona ke kantor"

Ya, Na Eun berasal dari keluarga terpelajar nan kaya di Korea, pemilik salah satu industri retail terbesar di Korea dan merupakan pemilik atas salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di korea, hanya saja.

"Sudah ku bilang, menyelesaikan S1 saja aku sudah muak, aku tidak mau mengambil S2 dan melanjutkan seluruh aktivitas appa, suruh saja eomma punya anak lagi untuk melanjutkan usaha mereka, aku tidak tertarik"

Lalu Na Eun kembali berlari.

~Na Eun~

Aku tahu kalau mereka tidak berhasil membawa ku menghadap appa, maka aku tidak akan melihat mereka lagi di esok hari, bukan tidak melihat pengawal lagi, hanya saja sudah berganti, kalian paham kan? Ya, begini kehidupanku di setiap harinya, lebih banyak berlari untuk di kejar, entah apa yang ku dapat? Mungkin kesenangan? Sudah seperti bermain aku dibuatnya, dan lama kelamaan aku menikmati situasi ini seperti sebuah kebiasaan.

Aku bukan anak tunggal, tapi juga bukan anak bungsu, benar, aku anak pertama dari keluarga Son. Biasanya anak pertama yang memikul harapan besar dari kedua orang tuanya, tapi aku tidak ingin itu menimpa diriku, aku ingin hidup bebas, dan eommaku yang cantik itu, selalu berhasil meloloskanku dari sengatan appa.

"Aku pulang"

Walau sedemikian nakalnya aku, jika matahari sudah terbenam dan malam mulai menjelang, aku tak pernah lupa untuk pulang, karena aku kan masih tetap anak gadis eomma dan appa.

"Anak eomma yang cantik sudah pulang?"

Suara lembut eomma selalu membuatku bertahan untuk mendengarkan lantunan kata berikutnya yang menusuk ke telingaku.

"Untuk apa cantik tapi kalau perilaku dan pendidikan tidak memadai?"

Ya, tidak salah lagi itu appa.

"Sudah lah appa, tidak bosan selalu memarahi eonni seperti itu di setiap harinya? Aku saja yang mendengarnya sudah bosan"

"Great, Se Eun, kau memang adik favoritku"

"Terus saja kalian bela Na Eun sampai ia besar kepala seperti itu, mendengar perkataanku saja ia tidak mau"

Appa berseru semakin kencang sementara aku merebahkan diri di sofa empuk ini sambil mengambil alih remote tv.

"Appa juga tidak habisnya berkata, coba appa dengarkan aku sedikit, aku kan sudah bilang"
"Ya, appa pun sudah hafal kalau kau tidak mau melanjutkan pendidikanmu, tapi apa kau sudah pede untuk tinggal tanpa bantuan appa?"

Aku terdiam sejenak memproses perkataan appa.

"Yeobo, apa yang kau katakan pada Na Eun?"
"Na Eun eomma, yang dapat di wariskan kepada anak-anak, yang tidak habis di makan jaman hanya ilmu, jika di beri pendidikan saja ia tidak mau, untuk apa di berikan harta, ia tisak mau belajar, berarti sudah tahu caranya menghasilkan uang kan, bukan begitu Na Eun?"

Aku terkadang benci dengan sikap angkuh ku tapi aku lebih benci untuk menahan harga diriku.

"Jadi itu yang appa mau? Baiklah, aku keluar dari rumah ini, toh ada Se Eun yang selalu nurut dengan kalian, lupakan saja kalau kalian pernah memiliki aku, sampai jumpa"

Aku melangkahkan kakiku ke depan pintu keluar dan berhenti karena isakkan eomma.

"Na Eunnie, kau bercanda kan sayang?"
"Biarkan saja dia dengan ke angkuhannya, paling tidak sampai besok, ia kembali lagi"

Nada appa meremehkanku.

"Maafkan aku eomma, kali ini aku serius, dan kau, aku akan kembali"
"Appa juga tahu kau akan kembali, anak manja tidak berpendidikan"
"Kembali untuk mengembalikan uang yang sudah kau pakai untuk membesarkan ku, juga uang yang sudah ku pakai selama ini"

Ya, aku memutuskan keluar malam itu.

Awalnya aku hanya berjalan santai, seolah biasa, walau tanpa arah. Baru kali ini aku berkeliaran tanpa pengawal yang mengejar, berjalan sendiri dengan kesepian seolah kehilangan dan di tinggalkan. Dan karena tidak fokus, aku yakin sudah salah jalan dan memasuki jalan yang cukup sepi.

"Tidak, ini pasti arah ke hutan kota"

Tapi mau bagaimana lagi, toh aku juga tidak ada tujuan.

Semakin jauh berjalan, anehnya seperti ada kabut yang semakin lama semakin tebal di depanku, membuat pengelihatanku berkurang, dan.

"Aduh"

Aku yakin aku menubruk sesuatu, yang gelap, hitam, seperti jubah berarti dia.

"Apa yang wanita muda lakukan di malam hari seperti ini di hutan?"
"Ka-kau sendiri? Siapa? Dan sedang apa?"

~Myung Soo~

Sial, jika ia tidak menubrukku tadi, aku pasti sudah melahap rusa yang lezat tadi, apa ku santap saja dia?

"Menurutmu? Sedang apa aku di sini?"

Lalu L menyeringai dengan tampan.

.

.

Halo, ketemu lagi sama author rese pencinta myungeun, kali ini ngangkat tema yg rada beda sih, semoga suka yahh, menyeringai dengan tampann, L bagian mananya sih yang ngga tampan, ya ga chingudeul? Wkwk

Darkest Side [✓]Where stories live. Discover now