Boom

93 12 7
                                    

Na Eun sudah berada di rumah Eugene eomma dan selama menunggu Myung Soo, ia dimanjakan oleh eommanya itu.

"Nang-Ni sayang, kenapa jadi manja begini?" Na Eun yang menidurkan kepalanya di paha Eugene mendengar perkataan wanita yang menyandang status eommanya itu.
"Ani, eomma, geunyang" Na Eun sendiri tidak tahu kenapa ia ingin bermanja ria dengan Eugene, mungkin ia hanya merindukan ibunya?

Eugene yang mengetahui suasana hati anaknya yang sedang gelisah memilih untuk diam dan tidak menanyakam apapun, ia mengusap pelan puncak kepala Na Eun.

"Cantik" kalimat itu yang keluar dari mulut Eugene memperhatikan anaknya.

Lucunya, setelah mendengar kata itu Na Eun malah memiringkan kepalanya menghadap perut eommanya lalu tak lama kemudian paha Eugene terasa hangat.

"Kau menangis sayang? Eomma hanya bilang kau cantik, ada apa sebenarnya hmm?" Eugene sendiri bingung dengan sikap Na Eun yang berubah-ubah.

Na Eun tidak menyatakan kerinduan atas keluarganya karena ia takut Eugene nanti tertekan dan merasa tidak di anggap sebagai ibu, sehingga ia memilih diam dari pada nanti Eugene kumat. Ia memilih memeluk tubuh ibunya itu lalu berkata.

"Aku hanya terlalu merindukanmu" eomma ku yang jauh di sana.

Tak lama setelah adegan itu Myung Soo pulang. Ia melihat Na Eun menangis di pelukan ibunya.

"Yak, eomma, apa yang kau katakan sampai ia menangis" nada Myung Soo menyalahkan eommanya.
"Bukannya harusnya kau yang di salahkan, karena kau, anak eomma menangis" loh?
"Eomma, yang anak kau itu aku, lagi pula kenapa aku yang di salahkan?"
"Yak! Nang Ni juga anak eomma, ia kan  kekasihmu makanya ia juga anak eomma, dan Nang Ni sudah menangis tak lama setelah ia sampai ke rumah, pasti karena kau"
"Tunggu kenapa jadi Nang Ni?"
"DIAM L!" sekarang Na Eun yang bersuara.
"Aku" baru saja Myung Soo ingin memberikan perlawanan.

Karena ulah Myung Soo, Na Eun jadi kembali menangis. Yak! Sudah ku bilang bukan aku.

"Kenapa Eun"
"Eomma" kini Myung Soo tahu, bahwa Na Eun hanya merindukan eommanya.
"Bagaimana kalau kita pergi ke rumahmu?" Tawar Myung Soo baik.
"Benarkah?" Myung Soo hanya mengangguk.

Tapi Na Eun terdiam lalu dia menggelengkan kepalanya.
"Aniya, Myung Soo, aku tidak bisa menemui eomma dengan kondisiku yang seperti ini?"
"Memangnya kau kenapa?"
"Aku menjadi vampire karenamu pabbo ya!"
"Tapi" belum sempat Myung Soo berbicara Na Eun kembali menangis.

Kurasa hormonnya sedang tidak beraturan, apa dia sedang kedatangan tamu bulanan?

"Eun?"
"Hmm?"
"Aku bisa menyembunyikan aura vampire mu"
"Benarkah?" Kali ini matanya berbinar.
"Setengah jam cukup?" Myung Soo menyengir kuda, karena kemampuannya hanya sebatas itu.
"Lebih dari cukup, gomawo-yo, oppa" tak tahu mengapa, Myung Soo senang saja di panggil seperti itu oleh Nang Ni.

Tapi saat sebelum mereka bersiap untuk pergi, wajah itu kembali berhias air mata.

"Kenapa lagi chagiya?"
"Mianhae" Na Eun hanya melempar sorot mata lemahnya pada Myung Soo.

Ia menceritakan apa yang membuatnya bersedih kali ini.

"Maaf, lagi-lagi aku hampir membunuhmu" ia mengingat peristiwa ia memburu leher Myung Soo tadi dan.
"Aku tidak mau membahas hal itu lagi, arra" aku memakluminya karena itu efek peralihan dirimu.
"Kajja" kata Myung Soo yang hanya di saut oleh anggukan oleh Na Eun.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di daerah rumah Na Eun, dan kali ini Myung Soo memilih untuk membawa mobil. Hey, berteleportasi terus melelahkan tahu. Hari sudah mulai malam, saat mereka tiba di depan rumah Na Eun, ternyata mereka berpapasan dengan appannya Na Eun dan Sae Eun.

"Kau pulang?" Appanya menyambutnga baik karena sudah tahu Na Eun berkuliah sekarang.
"Aku ingin bertemu eomma" jawabnya ketus.
"Eonni, bogoshipo" Sae Eun memeluknya lalu berkata. 
"Aku dan apa mau pergi dulu, aku mau ke pesta ulang tahun temanku, sementara apa ada rapat dadakan, eomma ada di dalam eonn" Sae Eun mengode eonni nya untuk segera masuk.
"Arasseo" Na Eun mengusap puncak kepala adik satu-satunya itu, lalu adiknya malah salah fokus.
"Myung Soo!!!!" Aku lupa kalau dia pencinta L.
"Baiklah, ayo berangkat, atau kita akan telat" appa memegang bahu Sae Eun.
"Iya appa, aku hanya masih tidak percaya kalau Myung Soo benar-benar berpacaran dengan uri eonni" sambil berjalan ke mobil ia berkata.

Okay, sekarang tinggal Na Eun dan Myung Soo di depan pintu rumah. Sebelum masuk, Myung Soo memberi satu ramuan.

"Minumlah, untuk menutupi auramu" maka Na Eun menenggaknya sebelum mereka benar-benar masuk ke rumah.

Mereka aman karena eomma benar-benar sendiri di rumah, Na Eun yang begitu masuk langsung berhambur ke pelukan sang eomma yang juga merindukannya.

"Miss you much mom" entah kenapa ia berbicara dengan bahasa inggris.
"Eomma juga merindukanmu nak" tapi eomma menjaukan pelukan Na Eun, memegang pundaknya dan memutar badan anaknya.
"Wae eomma?"
"Kau baik-baik saja kan? Tidak kekurangan apapun" tatap eomma sendu lalu kembali memeluk putri sulungnya itu.

Tak lama mereka duduk di ruang tamu dan eomma ke dapur untuk membuatkan minum. Eomma memberikan madu kesukaan Na Eun dan tidak memberikan Myung Soo minum. Iya aku tahu, aku tidaj di harapkan di sini. Tapi sepertinya dewi fortuna ingin sedikit bermain dengan mereka. Sudah lewat lima belas menit waktu yang mereka habiskan sementara waktu yang mereka punya adalah tiga puluh menit, Myung Soo mengode Na Eun dan sepertinya wajah itu mengerti.

"Eomma" sepertinya Na Eun ingin berpamitan.

"Ting-tong" ternyata bell rumah berbunyi.

"Selesai" Myung Soo tiba-tiba terlontar kata itu.

"Biar aku yang buka" kata Na Eun.
"Eomma saja" eommanya yang beranjak ke pintu, benar saja.

"Imo annyeong" dari suara itu Na Eun sudah tahu.
"Wah kebetulan Rong-ie datang, Na Eun-ie sedang ada di sini" Cho Rong berdenyit dan melirik.
"Eh?" Ada Myung Soo.
"Ayo masuk"

Mereka ber empat duduk di ruang tamu dan seketika hening. Sementara Chorong semakin curiga seperti ada yang tidak beres. Kalau yang bersama Myung Soo tidak memiliki aura vampire, sementara yang bersama Irene.

"Na Eun?" Cho Rong membuka pembicaraan.

Ternyata dari pertanyaan itu, Na Eun gugup dan membuat Cho Rong semakin curiga.

"Imo, ini bukan Na Eun" what?
"Rong-ie ya, ini Na Eun-ie" kata eomma, dan tak di jawab Cho Rong melainkan, ia mendekati Na Eun, mendoronh sisi kanan bahunya, seketika saja.
"Maldo andwe" eomma terkejut karena, Na Eunnya.

Darkest Side [✓]Where stories live. Discover now