2 : Ji -Gorgeous

7.8K 1K 168
                                    

Like most misery, it started with apparent happiness.
'
'
'

Dikabarkan gadis berusia 17 tahun hilang, pada rabu dini hari kemarin. Dugaan sementara adanya kasus penculikan. "Kami sangat merindukan putri kami, dia anak yang baik. Semoga kepolisian cepat menemukan dia." Ucap perempuan di balik layar kaca itu.

Best liar tell a pretty lies. It's sounds amazing.

"Huh, pintar akting juga mereka. Ku kira mereka hanya bisa membuat luka di tubuhku." Gadis berambut pendek itu berdecih membaca artikel yang ada di salah satu sosial media. Setelahnya ia melihat beberapa luka memar di bagian tangan, paha dan juga betisnya.

I'm hurt i don't like them.

Ia jadi teringat kejadian kemarin saat berusaha mengakhiri hidupnya. Lalu entah bagaimana ia sekarang berada di rumah seorang pria. Yang sekalipun ia tidak pernah tau identitasnya. Namanya saja tidak tahu. Ia jadi berfikir kenapa ayahnya tega menjual putrinya pada ahjussi kaya sepertinya.

"Hei!" ucap seseorang membuyarkan lamunan gadis berambut pendek itu. Lalu ia menengok ke sumber suara. Yang memanggil mengisyaratkan agar mendekat dengan melambaikan tangannya. "Ne? Ada yang bisa kubantu?" jawabnya mendekat.

"Duduklah." perintahnya, yang langsung dituruti oleh wanita yang berada tepat di depan televisi. Prianya mulai menyentuh rambut sebahu itu lalu merapihkan dengan menyisirnya. Melihat bekas guntingan rambut yang tidak rapih, seperti asal saat mengguntingnya.

Memerhatikan sejenak lalu ia mulai mengangkat rambut itu dan melihat intens banyak luka gores di leher wanita tersebut. Bukan hanya satu dua ada banyak, ada juga yang sudah memudar namun di timpa oleh luka baru. Tubuhnya ini benar-benar menyedihkan. Mungkin butuh waktu lama agar bisa meratakan warna kulitnya lagi.

"Ahjussi kau se-- Aw."

"Maaf kukira ini tidak sakit." ia meminta maaf. Entah ada setan apa tapi ia dengan sengaja menekan luka gores di leher itu. Seperti rasa penasaran dan-- terlihat Indah pikirnya. "Tidak apa, lakukan sesukamu." balasannya cukup mengejutkan untuk pria satu ini.

Do anything to me.

"Tidak, aku hanya ingin merapihkan rambutmu." ucapnya lagi masih memegang rambut pendek di tangannya, seraya memerhatikan panjang pendek yang pas untuk wajah oval seseorang di depannya itu. Lalu mulai mengguntingnya perlahan, "Ahjussi tahu namaku kan?" pertanyaannya sempat menghentikan guntingan di tangannya.

"Ji yan, hei jangan panggil aku ahjussi aku ini hanya berbeda 5 tahun darimu. Oppa, itu lebih baik." Gadis bernama Ji yan itu sedikit tersentak. Bagaimana bisa dia mengetahui namanya? Ah Ji yan melupakan fakta bahwa ia berfikir pria ini yang membelinya dari sang ayah.

"Iya oppa, namamu siapa?" tanyanya balik. Pria yang dipanggil oppa itu hanya mengetuk-ngetuk dagunya seperti orang yang sedang berfikir. "Maumu siapa? Kuberi tahu clue nya, namaku sama dengan seorang idol!" Ji yan jadi memikirkan nama-nama idol yang ia tahu, Dari korea tentunya.

"Kim Namjoon?" tanyanya, yang di beri balasan gelengan.

"Kim Seokjin?"

"Min Yoongi?"

"Jung Hoseok?"

"Park Jimin?"

"Kim Taehyung? Aku tidak tahu banyak,hanya mereka yang aku tau."

Masih terus diberi gelengan hingga pria itu merasa lelah sendiri. Akhirnya ia membuka suara "Jeon Jungkook. Itu nama asliku, yang di TV kan punya nama asli lain." Setelah selesai merapikan rambut Ji yan, Jungkook menyisirnya rapih. Perlahan juga membalikkan tubuh Ji yan lalu memeluknya erat, menyembunyikan wajahnya dibalik bahu Ji Yan.

"Kau sekarang milikku, hanya aku."

you have me, even i die, you have me.

Ji yan hanya pasrah saja menerima perlakuan pria yang memeluknya kini. Hal ini bukan seberapa dibandingkan apa yang telah ia bayangkan. Jadi, ia hanya perlu bersikap seperti biasa. Berusaha membalas pelukan Jungkook. "Akh-- " mendengar erangan, Jungkook  buru-buru melepas pelukannya lalu menatap Ji yan.

"Ada apa? Kena lukamu ya?" tanyanya, yang dibalas gelengan pelan oleh Ji yan. "Bisa kau peluk aku lagi? Itu pelukan pertamaku. Rasanya hangat." tanpa pikir panjang. Jungkook kembali memeluk tubuh kecil Ji yan, sedikit perlahan kali ini. Takut seperti sebelumnya.

"Apa sakit sekali?"

"Tidak."

Always the same lie.

Pelukan Jungkook menjadi lebih erat dari sebelumnya. Bahkan Ji yan sudah tidak merasakan lagi perih pada luka di punggungnya. "Ini hangat, nyaman, suka sekali rasanya." ucapnya dalam hati disertai senyum tipis di bibirnya, ia tidak tahu seperti apa rasanya sebuah pelukan sebelumnya. Namun Jungkook membuat Ji yan bisa merasakannya.

Sweet little baby in a world full of pain.

Faktanya Jeon Jungkook tergila-gila.

Author's noteGimana? Udah siap blm Hopeless jd pengganti Endless?

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Author's note
Gimana? Udah siap blm Hopeless jd pengganti Endless?

Cus lah chapter berikutnya

Cus lah chapter berikutnya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Hopeless.  'J.J.K'Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ